Selasa, 30 Januari 2018

Minggu 3

Minggu 3

Resmi 2  minggu sudah menjalani kuliah, rasanya tak ada yang berubah dari pertama menginjakkan kaki di Bandung, hari – hari diwarnai dengan mempersiapkan kepungurusanku selama setahun kedepan. Bagiku menyiapkan kepengurusan dengan matang adalah hal wajib dan sangat krusial dalam rangka mengoordinir program - program untuk HMS kedepannya. Dan minggu ini adalah jadwal untuk, “Seleksi BP Ring 2”. Seleksi ini dilakukan dari hari senin sampai akhir minggu.

Tapi, mungkin akan kuceritakan beberapa pelajaran yang kudapatkan selama minggu ini. Yang pertama, yaitu mengikuti pelajaran analisa struktur II. Mungkin pelajarannya akan terdengar biasa apalagi oleh mahasiswa sipil semester VI yang pernah menjalani kuliah di ITB. Tapi disini aku mendapatkan banyak pelajaran berharga. Yaitu, aku diingatkan bahwa aku salah satu orang yang merasa hina di dunia ini. Jadi ada 2 tipe orang yang sangat merugi di dunia ini, yang pertama yang sedang berada dalam keadaan salah namun dia tidak tahu apa yang sedang salah, dia diam karena tidak tahu apa – apa. Yang kedua, orang yang tahu kalau keadaan salah dan dia diam saja. Dan aku adalah salah satu tipe yang kedua. Kenapa?

Jadi ceritanya gini, dosenku sekaligus dianggap guru silat oleh beberapa mahasiswanya. Ya, beliau sebenarnya salah satu guru besar di prodi kita cuman yang ga enak adalah penarikan “infaq” terhadap kegiatan yang beliau sering sebut sebuah olahraga holistik. Masalahnya bukan programnya, tapi penarikan infaq nya ini.belum lagi mahasiswanya diwajibkan untuk membeli bukunya dan membayar untuk mengikuti program metode belajarnya. Bayangkan semua orang diwajibkan menuruti beliau. Padahal bukannya kita berkuliah untuk belajar menjadi seorang manusia seutuhnya, manusia yang merdeka, sedangkan metode ini sendiri tidak memanusiakan manusianya. Yah, itulah polemiknya dan aku juga gamau banyak bercerita tentang hal kelam ini. Kelak nanti akhirnya kami sekelas memutuskan untuk tidak mengikuti pelatihan silatnya, dan kompak satu kelas berbicara ke kelasnya.

Yang kedua mukaku sering kali dilihat letih lesu lelah lunglai oleh banyak dosen dan teman – teman. Ini mungkin terkait kualitas tidur ku yang kurang.Ya seperti itulah, padahal diluar sana banyak orang - orang yang lebih capek dariku, tapi masih bisa melakukan suatu hal dengan hasil yang maksimal. Bahkan seorang SBY yang sudah cukup sepuh, bisa tidak tidur atau hanya 2 jam karena begitu banyak tugas yang menumpuk. Akupun banyak dinilai orang capek mukanya. Dan oke titik ini jadi masukan ku untuk merubah ke diri yang lebih baik. Makasih atas perhatiannya entah yang sengaja ataupun tidak disengaja.

Yang selanjutnya aku banyak masukan dari bang fed (kahim patra), bang afif ( kahim HMM), dan teman seperjuangan di pemilu Revo. Bang Fed adalah seorang Ketang Patra 14 yang menjadi Kahim Patra. Karena beranjak dari ketang dia mampu untuk mengategorikan teman - teman di angkatannya sendiri. Aku selalu diwanti - wanti kelak dalam kepengurusan bakal banyak terjadi konflik, itulah tanggung jawab kahim untuk menyelesaikan. Jikalau dari Afif, seorang muslim yang taat sekaligus prince HMM, aku banyak belajar habbit - habbit ke dia yang sampai saat ini masih banyak belum ku miliki dan perbaiki. Ya banyak lah yang mereka sampaikan. Dan aku sadar aku belum bisa menjadi pemimpin yang baik seperti yang mereka sarankan.

Yang selanjutnya, terakhir dan paling bagus adalah acara expo dan terakhir dari HMS ITB yaitu ICEE ITB. Acara yang keren banget, 3 hari nyewa Aula Barat ITB yang kalau kalian tahu mahal banget. Pokonya dabest banget, next time  ku ceritain yang bagus nantinya.

Ya malam ini aku nulis telat, hari selasa . abis suporteran basket dan dinginnya malam abis diguyur ujan. Ditemani senandung music dari teman – teman di sekre.
Baca selengkapnya

Senin, 22 Januari 2018

Minggu 2 2018 : Event Event Event

Minggu 2 2018 : Event Event Event

Senin, 15 Januari 2015
Kuliah pertama di semester 6 kali ini, yah akhirnya ga masuk jam 7 lagi masuk jam 10 dan ternyata dapat dosen yang enak banget. Namanya pak Muslinang, beliau mengajarkan bahwa kuliah struktur baja yang diampunya bukan untuk mengejar nilai tinggi, tapi kemampuan untuk mendesain. Dan seanjut2nya hari2 kuliahku dipenuhi dosen yang super waw semua. Ya, kadang itulah bahagianya kuliah di ITB.
Hari – hari selanjutnya masih seperti biasa kuluangkan untuk waktu pendesainan. Organogram sudah keluar dan kita sekarang sedang kekurangan sumber daya manusia untuk dikejar. Ya, Struktur organogram ku memang gemuk seperti yang sudah kuprediksi, makanya butuh banyak orang untuk mengeksekusinya.
Hal yang keren diminggu ini ada 2 : yang pertama adalah Sipil Nite, dan yang kedua adalah pesta rakyat. Ya aku ga bisa banyak bercerita karena kuliah jam 10 hari ini dan menyisakan 30 menit lagi untuk menyelesaikan cerita ini.
Sipil Nite
Acara reuni teknik sipil ITB dari berbagai angkatan yang diadakan oleh Departemen Ekstra Kampus HMS ITB, yang katanya acara ini salah satu yang terbesar selama reuni yang pernah ada. Diadakan di Kementrian PUPR dan langsung disamut hangat oleh pak Basuki, selaku menteri PUPR yang merupakan alumni teknik sipil juga. Pada acara hari itu, HMS ITB memberangkatkan 4 bus dari bandung, dan beberapa yang membawa kendaraan sendiri, termasuk panitia. Aku memang bsia bilang ini acara besar dan mungkin bisa menghabisakna biaya berjuta2. But’s I’m enjoy in every moment here. Disana tersedia banyak makanan, hiburan, dan ilmu yang bermanfaat. Aku bertemu Bos Oga SI’92 kahim HMS pada periodenya yang pada seajrahnya dia yang membangun secretariat HMS menjadi lantai 2. Lalu aku bertemu dengan Bos Hokkop’98 orang yang suka menulis apapun, yang kumpulan tulisannya amsih kusimpan lengkap di laptop. Dan ternyata orangnya entertainment banget. Dan aku bertemu bos dari 94 yang merupakan bapak blogger Indonesia, beliau merupakan kahim pada zamannya dan memiliki segudang ilmu untuk dibagikan. Aku juga bertemu bos2 dulu yang sering kulihat saat aku kuliah. Bos Bobby, bos aris, bos juni, dll. Ya, disini aku benar2 mendapatkan ilmu bahwa menjadi kahim memang harus mempunyai ciri seperti itu.
Pesta Rakyat
Kami pulang dari Jakarta sekitar pukul 00.00 dan sampai ke Bandung kira – kira pukul 05.00, aku langsung bergegas pulang ke kosan, dan tidur. Jam 07.30 aku bangun bergegas untuk evnet besar yang ga kalah hebatnya, Pesta Rakyat.
Ini adalah event terakhir dari kepanitiaan terpusat mengenai pegmas yang kuikuti, KOLABORASA. Ya, aku yang telah lama tidak muncul karena kesibukan semenjak menjadi kahim terpilih mendadak ingin menghabisakan sisa tenagaku ahri itu untuk KOLABORASA. Aku labgsung bergegas untuk berangkat, dan jam 9 aku sudah standby di kampus dan bantu2 disana.
Acara pesta rakyat sangat seru, ada banyak hiburan dari warga setempat, makanan2, stand inovasi dan karya dari mahasiwa ITB dan masih banyak lagi yang disuguhan. Lokasi yang terbentang hampir menutupi ¾ lokasi jalan gelap nyawang ini memang terbilang sangat meriah. Apalagi dengan disguhkannya Bianglala besar di tengah2 perpotongan jalana tersebut. Ya, yang dapat kuambil maknanya adalah, sudah seharusnya mahasisawa dan amsyrarkat sebagai suat entitas yang tidak terpisahkan saling bersinergi dan menjalin silahturahmi dengan baik. Ya, mungkin Acara ini adlaah acara yang terakhir dari kami, selaku panitia Kolaborasa. Tetapi kami harap ini dapat menjadi titik awal dimulainya jalinan indah antara mahasiswa dengan masayarakat. Amin
Thanksfully, I’m dedicated for my chairman : Ilham Octiano , and my vice’s Dwi Safitri, and also all friends in Program Departemen. Aku memohon maaf sekali, karena belum bisa menajdi pemimpin, kawan, sekaligus kakak yang baik buat kalian. Tapi, kutahu kalian adalah orang2 hebat!

Notes : kapan2 kuupload foto keseruannya, sekarang mau kuliah dulu

Baca selengkapnya
Minggu 1 2018: Kembali.... Bandung

Minggu 1 2018: Kembali.... Bandung

8 – 14 Januari 2018
                Aku harus kembali ke Bandung lebih cepat dari teman – teman yang lain. Kenapa? Karena ada tanggung jawab moril kalau aku sudah harus persiapaan segala yang dibutuhkan dalam pendesainan HMS saat sebelum teman – teman lain pulang ke Bandung. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Bandung tanggal 6 Januari 2018 dan akan sampai di Bandung , pagi 7 januari 2018. Berat rasanya meninggalkan segala kenikmatan liburan di kampung halaman. Apalagi dihantam dengan kepadatan selama semester 5 kemarin, rasanya aku ingin tidur seharian selama sebulan. Namun, apapun yang terjadi aku akan menjadi ketua himpunan selama setahun kedepan. Kalau pun begini saja aku telah merasakan lelah, bagaimana saat aku resmi menjabat menjadi Ketua Himpunan HMS ITB nanti. Rasanya aku harus membuang jauh – jauh kenikmatan duniawi demi keselamatan akhirat nanti hehe. Karena tanggung jawab jadi ketua berat coyy. Apalagi anggotaku yang ada berjumlah hampir 500 orang. Dosanya aku ketika tidak bisa memegangnya sama sekali.
Gow Pendesainan !
Aku langsung meminta semua BPH yang telah datang ke Bandung untuk hadir pendesainan. Untung sekjenku adalah orang Bandung, jadi dial ah yang kutemui pertama untuk membahas pendesainan HMS ITB ke depan. Namanya, Alif Muhammad Reza, Panitia Lapangan segala kegiatan terpusat ITB yang ada, dan Koorlapku waktu Kaderisasi Pasif. Alasan dipilih simple : orang lapangan jauh lebih rinci perhitungan timelinenya dari orang dibalik layar. Aku membahas timeline sebulan kedepan di januari ini termasuk metode seleksi dan oprec BP. Selanjutnya menyusul Anang Marjono, Wakahim Internal, orang paling shuek di angkatan, penerbit koran angkatan setiap ada yang ulang tahun. Dan selanjutnya menyusul Andronikus Riansy, Wakahim Keprofesian, Bolang dari Kalimantan.Ya, akhirnya pertemuan ini diselesaikan malam itu juga ketika tepat paginya aku baru menginjakkan kaki di Bandung. Ya, beginilah kehidupan ketua himpunan ternyata. Tak apa, aku suka selama ini mendatangkan pahala hehe. Tapi, kami belum menemukan wakahim eksternal !
Kamar Baru, semangat baru
Ya, jadi singkat cerita aku sudah jenuh dengan kamarku dulu, yang ventilasinya sempit dan mulai acak – acakan penataannya. Akhirnya, aku memutuskan pindah ke kamar di serongnya kamarku yang dulu (yang sama sekali ga ada ventilasinya hehe. Namun aku suka karena jendelanya bisa mendapatkan cahaya yang lumayan banyak. Ya, aku merasa butuh suasana baru untuk belajar dan menikmati hidup selanjutnya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan seluruh kenangan di kamar dengan cat dinding hijau dan berganti dengan kamar di serong depannya dengan kamar dengan cat kuning.
Yang jadi hebat aku bahkan ngga tanggung – tanggung mendatangkan seorang desainer interior dari kampung. Ya, yang tak lain dan tak bukan adalah ibuku sendiri hehe. Jadi, ceritanya ibuku kupakasa harus main ke Bandung sekalian bantu aku beres – beres kamar. Ibuku datang hari Rabu fajar, yang entah kenapa kalau beliau ke Bandung pasti kedatangannya cepat, kalau aku pasti datangnya kesiangan ga tepat sesuai perkiraan. Setelah datang, ibuku ngga langsung istirahat, ngga seperti aku yang datang ke Bandung pasti selalu tidur, beliau langsung saat itu juga pagi – pagi gercep memindahkan barang – barangku di kamar yang baru, aku salut dengan perjuangannya. Akhirnya aku juga bantu mengangkatkan lemari, kursi, meja, dan segala macam perabotan lainnya, belum lagi ada bagian memaku tembok juga. Ya prinsipinya “jangan pernah istirahat sebelum kamu merasa ini belum saatnya kamu boleh istirahat”.
Namun, aku juga sangat sedih ketika aku lebih banyak meninggalkan beliau di kampus. Ya, aku merasa bersalah dengan semua kesibukan ku yang ada. Hingga, akhirnya beliau memutuskan untuk hanya tinggal di temaptku semalam, dan siangnya langsung pulang untuk mampir ke rumah saudara di Bekasi. Harusnya aku tidaklah sibuk, harusnya aku punya waktu, apalagi untuk keluarga dan temanku sendiri.
DAT : Pengalaman bertemu aktivis  - aktivis kampus
Jumat – Sabtu ( 12-13 Januari 2018)
Ya, akhirnya aku “terpaksa” mengikuti ajang DAT. Karena apa? Karena aku calon pemegang tahta lembaga kedepannya. But, its gave me so many things about activist. Dengan pembicara yang sangat hebast2, temen2 panitia yang ga kalah bagusnya, dan temen2 se-diklat ini yang super – super keren. Ada calon menteri, calon ketua himpunan,dan penerus2 dari generasi 2016. Ya, daripada aku banyak bercerita kemana – mana berikut kutulis beberapa insight keren dari beberapa pembicara.
Materi pertama datang dari seorang Yan Pandu , Fisika 2013. Cukup tua, namun untung udah lulus oktober kemarin. Kak Yan adalah pribadi yang rendah hati namun memiliki segudang ilmu untuk dibagikan ke adik2nya. Beliau mengajarkan materi ke kita yaitu Pemimpin dan Kepemimpinan. Bahwa Habit yang dibangun oleh seoarng pemimpin adalah, : 1. Self Awareness; 2. Self-Management; 3. Other-Awareness 4. Other-Management. Beliau juga mengajawrkan metode analsiis TWOS (SWOT dibalik). Banyak hal yang saya dapatkan dari beliau terutama ilmu mengenai sejarah. Kalimat yang cocok untuk menggambarkan beliau memang “Jas Merah, Jangan Sekali2 melupakan sejarah”. Yak arena beliu sendiri saat ini telah menjadi sejarah dalam KM ITB.
Selanjutnya materi kedua di hari pertama langsung berat, yaitu terkait cara berpikir sistem. Ya intinya disini bagaimana kita bisa mendapatkan tujuan kita dalam meangani sebuah isu permasalahan yang ada. Dari sebuah masalah dan segala permasalahan yang ada, nantiny didapatkan akar masalah lalu muncul menjadi sebuah solusi. Metode CBS ini juga didalamnya termasuk ada tahapan Bot ( Behaviour of Time ) dan CLD (Casual loop diagram), cukup berat apalagi ketika dituntut melakukan simulasinya sebanyak 2 kali. Namun, lumayan worthed untuk digunakan.
Selanjutnya materi kemahasiswaan dari Presiden KM ITB Ardhi Rasy , dimana membuka semua pandangan mata tentang kemahasiswaan dan sejarahnya. Ya, ardhy yang terkenal dengan slogan “Jangan pernah bertanya apa yang KM ITB Beri, tapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang telah kau beri kepada KM ITB.” Disana ditayangkan video perjuangan tahun 1978 yang merupaka titik awal pergerakan masif mahasiswa ITB. Dan semua materi ardhi, ditutup dengan satir terhadap beberapa topik yang viral di kemahasiswaan kemarin mengenai pembubaran KM ITB. Sebenarnya apa sih guna KM ITB sekarang? Lalu dengan lantang, Ardhi menyatakan bahwa dari semua perjuangan dan pergerakan tadilah KM ITB Berdiri, dan jika masih ada yang bertanya tentang itu maka mereka adalah kumpulan orang2 yang buta sejarah.
Materi selanjutnya dari Afif Pajar, Prince HMM. Afif pajar banyak bercerita tentang getirnya kehidupan masyrakat zaman seakrang, yang tidak sebadning dengan kemajuan arus teknologi. Beliau banyak bertutur kata , bahwa sudah saatnya lembaga bergerak untuk ranah kontribusi ke masyarakat, bukan untuk ego masing2. Afif yang memang notabene seorang yang alim, menuturkan petuah2 mengenai tanggung jawab seorang pemimpin, yang menurutku sangatlah bagus dan patut untuk diikuti. Setelah Aff ada materi juga dari Fauzan Makarim, MWA-WM ITB. Yang menjelaskan seluk beluk lembaga2 non kemahasiswaan apa aja yang ada di ITB.
Yang selanjutnya tak kalah serunya adalah materi berantai dari 3 tokoh di bidangnya. Sosma oleh Fadhil Menteri Pengmas, Malik ketua HMFT, dan Girsang Menko Sospol. Ketiganya merupakan tokoh yang pas dan memberikan banyak ilmu terkait bidangnya masing – masing. Dan terakhir materi dari anak fisika 2011 dan petuah tentang kemhasisawaan yang harus tetap berjalan.
Itulah sekelumit cerita tentang DAT,dan penutupanpun dilaksanakan pukul 22.00 ditemani oleh sepasang obor dari presiden Ardhy yang syahdu dan menutup malam yang indah ini. Sekian.


Baca selengkapnya
SNI 2015 : Gebrakan atau blunder di zaman sekarang ?

SNI 2015 : Gebrakan atau blunder di zaman sekarang ?

Pendahuluan
Teknik atau rekayasa (bahasa Inggris: engineering) adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, matematika dan pengalaman praktis yang  diterapkan untuk mendesain objek atau proses yang berguna. Para praktisi teknik profesional disebut insinyur.
Kalimat yang pas dalam definisi seorang rekayasawan di bidang teknik sipil adalah karena terdapat unsur “pengalaman praktis”.  Oleh sebab itu pengambilan keputusan tidak sekedar menggunakan textbook melainkan butuh dukungan code/standard untuk mengantisipasi terjadinya ketidakpastian dengan menggunakan rujukan pengalaman yang telah lalu.
Pada konstruksi baja misalnya, materi textbook lebih menekankan pada bagaimana perilaku sturktur; cara analisis dan tahapan desain yang memenuhi kriteria kekuatan, kekauan, dan daktilitas. Adapun yang ada pada standard lebih menekankan pada ketentuan minimum atau maksimum yang harus dipilih dan dicapai dalam kaitannya untuk menghasilkan kosntruksi yang aman dan handal.
Code atau standard mempunyai kekuatan hukum, dapat membedakan suatu keruntuhan (kegagalan konstruksi) apakah itu musibah yang tidak dapat dihindarkan (force major) atau kelalaian insinyur. Ini penting karena pada dasarnya manusia hanya dapat memperkecil risiko. Untuk kepastian mutlak bahwa tidak akan ada musibah maka itu hanya kuasa Tuhan. Itu adalah petunjuk bahwa code atau standard bukanlah suatu yang sempurna secara mutlak, hanya diakui "benar" pada masanya
SNI 1729:2015 dan segala referensi penunjangnya
Peraturan mengenai struktur baja kembali diperbarui pada tahun 2015 dengan dikeluarkannya SNI 1729:2015. Namun beberapa kritik timbul terhadap munculnya standar baku dalam bidang perancangan konstruksi baja ini. Berikut beberapa kritik atas perkembangan SNI baru ini :
1.      Indonesia belum bisa membuat badan khusus keprofesian yang menangani pembuataaturan baku ini. Telah dijelaskan di awal seberapa pentingnya penglaman yang digunakan dalam keberadaan di lapangan. Karena probabilitas perancangan konstruksi dipeuhi oleh ketidakpastian. Oleh karena itu para insinyur diharap untuk berkumpul membahas tentang dibuatnya aturan baku ini khusus di negara sendiri, Indonesia.  
Di luar negeri, misal Amerika, code atau standard dibuat oleh asosiasi profesi, seperti AISC (American Institute of Steel Construction), AISI (American Iron and Steel Institute) dan semacamnya. Kondisi di Indonesia, code atau standard baja misalnya (SNI 1729:2015), disusun Komite Teknis yang dibentuk atas inisiatif pemerintah (Puslitbang Pemukiman) yang anggotanya adalah stakeholder atau pemangku kepentingan terkait code yang dibuat. Umumnya dipilih mewakili unsur pemerintah, perguruan tinggi, atau praktisi konstruksi. Hasilnya akan dipublikasikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

2.      Code atau standar yang ada terlalu disamakan dengan standar luar negeri yang telah ada, tanpa mau merubah atau menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Kesan bahwa para stakeholder dalam bidang ketekniksipilan ini ingin yang praktis saja. Merujuk pada Puslitbang yang menangani pembuatan SNI, anggotanya biasanya adalah para pakar ahli yang mewakili institusi terpandang di negeri ini. Meskipun demikian, umumnya mereka itu bekerjanya sekedar mengandalkan literatur luar negeri. Padahal apa yang terjadi di Indonesia dengan di luar sangat berbeda kondisinya. Namun hal ini didukung karena keterbatasan penelitian di dalam negeri sendiri sebagai penunjang standar yang ada. Memang, bisa saja mereka mempunyai hasil penelitian mandiri, tetapi karena pada dasarnya hasil riset Indonesia masih lemah, dan literatur yang terbitpun tidak mencukupi untuk dijadikan rujukan komprehensif pembuatan code secara mandiri, maka cara kerja pembuatan code sebagaimana terjadi adalah menggunakan literature luar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan digunakan sehari – hari dalam perancangan. 

3.      Di Indonesia sangat familiar sekali memakai baja Konvensional (Hot-Rolled) dibanding baja ringan (Cold-Rolled) seperti yang biasa digunakan di luar negeri. Padahal karakter keduanya berbeda, juga asosiasi profesi yang menerbitkan peraturan keduanya juga berbeda. Jika tidak dijelaskan khusus, maka yang dimaksud dengan struktur baja adalah kelompok pertama. Ini perlu diungkapkan karena struktur baja ringan sudah lama di Indonesia, sejak 1973 perusahaan dari Australia (PT. BHP Steel Lysaght) telah memproduksi dan memasarkannya dan sampai sekarang tetap eksis bahkan berkembang semakin maju menggantikan struktur kayu yang harganya semakin mahal. Untuk melihat beda antara baja hot-rolled dan cold-formed dapat dilihat pada karakteristik berikut.
·         Baja Hot- rolled (canai panas)
SNI 1729-2015 : Spesifikasi untukbangunan gedung baja structural
Baut mut tinggi dan sistem baja
·         Baja Cold-Formed (canal dingin)
SNI 7971-2013 Sturktur baja canal dingin
Sekrup , rivet, dan batu (las tidak dipakai)
Di Indonesia tenaga ahli konstruksi baja (hot-rolled) relatif banyak karena materinya dijadikan materi perkuliahan di perguruan tinggi. Adapun peraturan baja ringan SNI 7971:2013 adalah yang pertama kali diterbitkan di Indonesia, dan belum menjadi kurikulum wajib di perguruan tinggi.
4.      Inkonsistensi peraturan yang dipakai. Dalam keberjalanannya ada banyak acuan yang dijadikan acuan/peraturan dalam mendesain. Terhitung dari mulai tahun 1927 hingga sekarang banyak sekali peraturan yang terus muncul sebagai akibat perkembangan zaman yang makin selalu memunculkan inovasi baru dalam bidang ketekniksipilan juga. Contoh : 1st manual Steel, ASD (AISC 1989), LRFD, ACD (AISC 2005), hingga yang terbaru adalah AISC 2010. Dari data di atas diketahui bahwa code yang berlaku di suatu negara selalu berubah atau tepatnya up-date terus untuk setiap beberapa tahun sekali. Motivasi yang menyebabkannya bisa berbeda-beda. Biasanya hal itu dimulai dari negara yang asosiasi profesinya cukup kuat, sekaligus dukungan riset yang kuat juga. Padahal seharusnya ketentuan/standar yang baru mencakup evaluasi dari standar yang ada sebelumnya.
Dengan digunakannya faktor probabilitas maka faktor keamanan cara LRFD berbeda antara tiap kasus beban. Variasi beban hidup lebih besar daripada beban mati, oleh sebab itu faktor bebannya juga lebih besar dari beban mati. Adapun cara ASD (AISC 1989) faktor keamanannya sama untuk setiap kondisi beban. Nilainya diperoleh berdasarkan kebiasaan, yang terbukti sukses digunakan bertahun-tahun sebelumnya. Itu pula sebabnya nilai ASD juga dipakai sebagai patokan kalibrasi cara LRFD. Keduanya pada kondisi dimana rasio beban hidup dibanding beban mati adalah 3 (tiga), dibuat sedemikian rupa sehingga faktor keamanannya menjadi sama (AISC 2010). Oleh sebab itu akan timbul perbedaan jika rasio beban hidup dan beban mati berbeda dari yang digunakan untuk nilai kalibrasi. Untuk struktur dengan rasio beban mati lebih besar dari beban hidup, maka pemakaian cara ASD (AISC 1989) akan lebih konservatif (boros) dibanding cara LRFD, demikian juga sebaliknya. Hal ini dikhawatirkan menyebabkan ketidakkonsistenan dalam merancang, sehingga nanti hasil yang didapat tidak memenuhi ketentuan desain yang ada.

5.      Rancangan mengenai sturktur baja tahan gempa yang masih sangat minim. Padahal gempa yang tejadi di Indoensia intensitas nya lebih tinggi dari negara –negara di luar negeri. Dan yang jadi sedikit masalah adalah standar yang sudah ada minim dalam memperhitungkan dampak gempa. Laporan FEMA-350 (2000) menunjukkan bahwa dampak gempa bumi Northridge (USA), tanggal 17 Januari 1994, mengubah semua keyakinan pada standar yang telah ada tadi. Setelah gempa itu terjadi, dijumpai banyak bangunan struktur baja yang dulunya dianggap tahan gempa ternyata mengalami kerusakan getas pada sambungan balok-kolom. Bangunan yang rusak mencakup, satu lantai sampai banyak tingkat, dari usia bangunan 30 tahun sampai konstruksi yang baru selesai dibangun sesaat sebelum gempa terjadi. Bangunan yang rusak juga tersebar pada suatu daerah geografi yang cukup luas, bahkan pada daerah yang dianggap hanya menerima gempa sedang
Padahal jika dikaji secara umum, bangunan struktur baja yang mengalami kerusakan akibat gempa Northridge tersebut telah memenuhi kriteria dasar code tahan gempa yang ada. Hanya saja, kerusakan yang dimaksud belum menyebabkan bangunannya runtuh. Meskipun demikian, struktur bangunan tidak berperilaku sebagaimana yang diharapkan dan kerugian ekonomi terjadi akibat kerusakan sambungan, bahkan pada beberapa kasus terjadi akibat gempa yang relatif kecil dari gempa rencana. Kerugian termasuk juga biaya langsung akibat proses investigasi dan perbaikan sambungan, sekaligus biaya tidak langsung karena proses perbaikan yang diperlukan, juga kerugian jangka panjang akibat perubahan fungsi ruang pada daerah yang rusak.


Inovasi Teknologi
Dibalik beberapa keraguan terkait standar yang telah ada, ternyata SNI 2015 yang mengadopsi sepenuhnya AISC 2010 juga memiliki inovasi unggul disbanding SNI pendahulunya pada tahun 2002. Dampak yang paling terasa adalah penerapan kecanggihan teknologi dalam penerapan perancangannya. Hal inilah yang membuat SNI 2015 layak dipakai dalam perancangan karena kemudahan akses dalam bidang teknologi, sehingga memungkinkan efisiensi desain.
Materi AISC (2010) jika dipelajari ternyata berubah mendasar. Jika sebelumnya (AISC 2005 dan code sebelumnya), strategi perencanaan dapat didasarkan pada analisis struktur yang dapat diselesaikan secara manual (kalkulator). Kalaupun memakai komputer hanya untuk otomatisasi atau kecepatan hitungan. Adapun cara baru, DAM (AISC 2010) harus tergantung ketersediaan komputer. Oleh sebab itu cara lama tetap diakui dan dimuat di Appendix 7 (AISC 2010) sebagai cara alternatif. Karena masih mungkin dipakai, maka dibedakan dengan memberi nama Effective Length Method (ELM).

referensi penulisan di : https://www.researchgate.net/publication/311379158_SNI_17292015_dan_Era_Baru_Perencanaan_Baja_Berbasis_Komputer
Baca selengkapnya

Rabu, 03 Januari 2018

 Muara 2017

Muara 2017


Muara 2017
Sedikit di penghujung tahun 2017 kusempatkan menuliskan beberapa pengalaman di 2 minggu sebelum akhirnya pulang ke kampung halaman di Rembang, ya semua sebenarnya sekedar reminder ku atas perjuangan yang telah kulakukan selama ini. Dan Inilah beberapa cerita terakhir di penghujung 2017ku.

Wawancara BPH
Ya, seketika setelah selesai UAS aku segera kembali ke tanggung jawabku utama sebagai Kahim Terpilih HMS 2018. Aku langsung mengadakan seleksi BPH. BPH sendiri adalah Badan Pengurus Harian dimana merupakan ring 1 di kepengurusan Struktural HMS. Kubuka 5 bidang yang paling dibutuhkan yaitu Kaderisasi, Internal, Keprofeian, Eksternal, dan Kesekteriatan. Aku pun menyeleksinya dengan membuka open recruitment ke semua anggota HMS 2015. Kenapa? Karena aku ingin meyakinkan ke mereka, bahwa mereka punya kesempatan yang sama untuk menyalurkan mimpi mereka. Nantinya yang membedakan hanya kemauan dan niat mereka. Ya, akhirnya sampai saat ini orang – orangnya sudah mengisi posisi tersebut, hingga nantinya akan kuceritakan lebih detail gimana kelanjutannya di cerita selanjutnya.

LMD (Latihan Mujtahid Dakwah) 189
Sebuah lanjutan dari proses kaderisasi masjid Salman ITB bagi para pemuda pemudi yang telah siap dalam ranah berdakwah. Banyak pelajaran hidup yang kudapat disini. Dan ternyata apa yang kupekstesaikan selama ini tentang LMD berubah 90 derajat. Bukan dengan hasil kecewa, tapi dengan hasil luar biasa takjub dengan proses pengkaderannya.

LMD 189 Kali ini mengusung tema – temaseperti LMD sebelum – sebelumnya yaitu ijtihad teknologi. Yang agak membdeakan LMD 189 ini yang sifatnya regular meraih minat dan partisipasi luar biasa, bahkan dari peserta luar jawa. Ya beragam karakteristik orang dikumpulkan jadi satu disini untuk mengusung 1 misi menjadi mujtahid yang baik di jalan masing – masing. Alasanku sederhana, karena diminta salah satu temanku ketua LMD 188 untuk ikut ini sebelum nantinya menjadi seorang Kahim HMS. Aku pun megikutinya dengan low expectations.

Kaderisasi yang unik diterapkan disini. Saya sebagai pengkader diharuskan mengamalkan amal yaumi setiap hari. Sebenarnya bukan sebuah kewajiban, tapi sebuah kebijakan yang harus kita lakukan sebagai peserta LMD.LMD ini selain materi – materi islami yang kami dapat dari 3 peamteri yang luar biasa hebat, kami juga harus menmpuh perjalanan jauh dalam mencapai tempat yang ingin kami tempuh nantinya. Ya, longmarch yang kami lakukan adalah semata – mata untuk menguatkan mental kami selama perjalanan. Diiringi istighfar yang selalu kami amalkan setiap hari, dari ujung depan komando dari Danlap selalu mengingatkan untuk menguatkan diri dengan istighfar. Ada sesi AHA Time yang paling ditunggu oleh para peserta, dimana disini peserta wajib menceritakan apa insight yang didapatkan hari ini selama keberjalanan LMD. Ya beberapa quotes yang saya suka dari LMD ini adalah

 “ Jangan kita yang menunggu cahaya Allah, tapi kit ayang harus mencari cahaya Allah, karena cahaya Allah itu tidak berpendar, namun terarah”

Hal yang menjadi unik adalah, bukan berarti walaupun covernya adalah latihan dakwah, tapi isinya tidak berat. Justru yang buat saya tercengang adalah panitia – panitia yang notabenen adalah anak2 salman dapat membentuk sedemikian rupa kaderisasi yang berat namun beresensi. Bayangkan kami juga selalu disidang setiap pagi sebelum sholat qiyamul lail dan subuh untuk evaluasi hari. Kami juga dimarah2i karena ketidak sigapan kami.

“Esensi kaderisasi sebenarnya adalah penularan nilai, dan nilai hanya bisa ditularkan lewat sebuah ketulusan.

Dan yang menjadikan aku suka dengan konsepnya adalah dari kata2 yang Danlap kami ingatkan. “Perjuangan Kalian sebagai Mujtahid akan lebih berat nantinya daripada sekedar proses kaderisasi ini”.

Ya, banyak cerita, banyak kenangan, apalagi ilmu yang saya dapatkan selama proses ini. Dan kukutipkan quotes terakhir yang paling bagus menurutku yang selalu Danlap katakana kepada kami.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Ahaff: 4)
DIKSAR (26 Desember 2017 – 8 Januari 2018)
Saatnya diksar dimulai, sebuah perhelatan akbar tahunan dari Menwa Yon I/ITB. Melibatkan banyak pihak selama proses perencanaan dan persiapan. Mulai dari siswa, pelatih, Kolat (Komando Latihan) Inti, Danyon, senior, alumni, organik tentara, kesehatan, dan beberapa aspek – aspek lainnya. Ya, inilah wajah batalyon dan jenjang harapan bagi penerus – penerus tahta organisasi nantinya. Siswa yang akan dilantik anggota, calon pelatih yang siap menjadi eksekutor lembaga, dan kolat yang siap memegang tahta kepemimpinan berikutnya. Kami seluruh elemen menwa sadar ini bukanlah acara yang main – main

Terhitung aku 3 hari disana, total 26 siswa dengan terhitung 24 panitia kaderisasi yang terbagi atas 16 pelatih dan 8 kolat inti berada disana selama masa awal di basis. Aku sangat sadar proses ini panjang dan masih berlajut hingga sekarang. Hingga saatnya annti aku akan menuliskannya lebih lanjut
Diksar sendiri terdiri dari 6 hari di basis dan sisanya latraks (Latihan Tradisi Korps).Setelah 3 hari aku pun harus pamit ke teman – temanku, menitipkan salam perjuangan ke mereka, semoga acara ini berjalan lancar sampai akhir tanpa kendala apapun. Amin

Rembang, I’m Coming
Aku memutuskan tuk pulang melalui kereta , menuju Bekasi. Karena sebelunnya aku tak pulang dulu Selama keuarga besar ku berada di rembang, dan ketika aku memutuskan akan pulang, mereka terlanjur sudah kembali ke tempat masing – masing. Ya, itu karena kebijakan liburan hanya semingu juga dari diknas. Dan akhirnya aku meutuskan untuk pulang dengan Mampir ke Bekasi menemui keluarga besar yang sempat tak kutemui selama mereka di Rembang

Tak ada setengah hari aku disana, dan akhirnya pulang menuju rembang. Aku sempat ketiduran di Bis, hingga akhirnya dibangunkan ketika bis sudah berbalik arah menuju pull mereka selanjutnya. Dan sekarang aku duduk di depan laptop kesayangku ini berbagi cerita sekedar untuk refleksi diri sendiri dan berharap semoga cerita cerita di atas bisa bermanfaat bagi siapapun yang terlintas membacanya. Sekian



-           
-           
Baca selengkapnya

Semester 5 End


Ada rasa susah dan senang, ketika melihat pengumuman atas jerih payahku selama ini. Ya, benar juga tugasku selanjutnya sangat berat selama setahun kedepan dan bakal menguras lebih banyak keringat dan menguras otak. Tapi okelah, saatnya mengurus akademik yang sempat sedikit terbengkalai kemarin – kemarin. Jadi waktu tersisa 3 hari dari minggu UAS yang dimulai senin depan, dan saatnya aku menyelesaikan semua ini.
Kumpulan Tugas Besa Semester 5

Hal pertama yang kulakukan adalah menyelesaikan semua tubes yang tersisa baik kelompok maupun individu. Berikut folder tubes yang membebani selama semester 5 ini. Dan Alhamdulillah, atas kuasa Allah swt aku dapat menyelesaikannya sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Ya, banyak cobaan bagi mahasiswa sipil semester 5 ini. Disamping tuntutan akademik yang sudah menjadi keharusan, ditambah kegiatan himpunan yang melanda seperti Kadpa dan Pemilu raya ini. Apalagi dengan 5 tubes ini semakin memberatkan langkah kami untuk menyelesaikan semester ini dengan bahagia. Belum lagi deadline tubes yang overlap dengan UAS, sehingga memaksa kami memeras otak antara belajar unutk ujian atau menyelesaikan tugas besar ini.
Teman – temanku sendiri tak sedikit yang akhirnya jatuh sakit. Tapi dibalik itu semua, tak sedikit pula gelak tawa yang timbul diantara kami. Ya, sekedar guyonan tentang tubes hingga sampai meme meme gila yang akhrinya bermunculan.
Ini yang jadi viral di angkatanku

Overall kunikmati semua perjalanan ini, dan kututup hari terakhir ujian dengan mengadakan Forum angkatan , mengucapkan salam perpisahan dan terimakasih atas seluruh partisipasinya ditengah kechaosan semester 5. Ya, aku sendiri mengakui hebat bagi teman2ku yang telah rela meluangkan waktunya demi acara ini. Tugas kita bakal lebih berat lagi kedepannya gengs, Keep Strong till the End!
Salah satu perjuangan tubes struktur beton

Tampilan jalan yang berhasil ku buat di geojal

Baca selengkapnya

PEMILU RAYA HMS ITB

Ya, singkat cerita aku pun akhirnya berani memajukan diri untuk bertarung mempertaruhkan mimpi di pemilihan Ketua Umum HMS ITB. Ini semua bukan seamta – mata jabatan ataupun aktualisasi. Tapi, lebih jauh ini bicara tentang janji dan mimpi pribadi yang berusaha untuk terealisasi bagaimanapun beragam kondisi. Aku paham perjuanganku berat, dan apa yang terjadi tak semulus yang dituliskan disini. Tapi, tetap apapun yang terjadi aku berusaha menuliskannya, berharap bisa menjadi pelajaran pribadi dan refleksi diri ketika kehilangan motivasi. Apalagi bisa menjadi pelajaran bagi teman – temng yang nantinya berniat untuk mewujudkan mimpi pribadi.

Pondasi Dasar
Berawal dari keinginan untuk menjadi kahim dan keraguan dalam memantaskan diri, akupun berusaha meminta pencerahan dari beberapa orang. Pertama kali yang kutemui sahabatku dari HMK ‘Amisca’ dan merupakan kawan sejak lama , Ignatio Glory Disitu aku menemukan jawaban bahwa sebenarnya memupuk keyakinan adalah melalui diri sendiri bukan dari orang lain. Dan perjalanan pun dimulai. Ngobrol dengan beberapa orang pun kulakukan, termasuk teman seperjuangan di HMS , Andronikus Riansy Lumembang (Ketua AMI 2017) yang semakin menguatkan pijakan untuk maju ke ranah yang lebih jauh. Berturut2 teman dari sipil kuajak satu persatu meminta sokongan motivasi dan dukungan nyata dalam bentuk tim. Dan salah satu yang aku rasa beruntung adalah ketika bertemu dengan Anang Marjono, Orang teraneh (read :unik) yang pernah kukenal, tapi dari dia jalanku semakin dikuatkan untuk menghalau badai yang menghadang di depan.

Perjuangan Dimulai
Jadwalku sungguh padat dalam masa pemilu ini Terhitung 1 bulan full di November 2017 aku harus berjibaku dalam perang visi misi ini guna meyakninkan masa atas mimpi yang kubawa. Tapi dengan pasti kondisi telah siap amunisi sebelumnya, seperti konten dan tim. Aku dari dulu memang telah menjadi pengikut primbon dari Atika Almira AR’12 yang menciptakan slide ‘How To Be Cakahim’ dan telah melalu lalang di kampus ganesha ini. Ya kahim perempuan Arsitektur yang jago dalam hal menulis. 
Timeline Pemilu Raya HMS ITB
Untuk hal pertama tentang konten aku memang telah menyiapkan sendiri hal ini. Mengumpulkan setumpuk kegelisahanku selama setahun kebelakang dan apa yang sebenarnya aku ingin perbaiki dari HMS ini. Dibumbui modal perjuangan yang berkobar aku hampir menyelesaikannya sendiirian, yah hal – hal minor menjadi tambahan platform yang kubawa sebagai saran maupun koreksi perbaikan.
#HMSReborn

Dan berbicara soal tim, panjang banget perjuangan ku meraih timses yang hebat ini (sampai saat ini aku belum tahu mau mengapresiasi seperti apa). Ya pertama2 kukumpulkan timses dengan tim2 yang kubagi lagi. Praktis aku membagi 5 tim sesuai kebutuhan saat itu beserta PJnya. Administrasi (Dian), Kampanye ( Wina), Grafis (Dimas), Internal (Ion), dan Kajian (Kevin) dengan dikepalai satu coordinator yaitu rama sahabat baikku. Ya Alhamdulillah, jujur aku sangat terbantu oleh mereka. Dan yakin , aku takkan bisa banyak berkutik dan berjalan jauh tanpa bantuan mereka dan tim2 didalamya.
Tim Kerabat Aldy

Karena mereka Aku Kuat
Bersama 3 Promotor Shuek

Perjuangan Dimulai, dengan kuambilnya berkas Calon Ketua HMS ITB 2018 bersama teman – teman satu angkatan.


Kampanye – Hearing – Kampanye – Hearing – Kampanye – Debat
Ketika aku berpikir kembali sejenak, aku bahkan tak percaya bisa melalui proses ini sampai selesai. Bayangkan dengan chaosnya diriku menyelasikan 5 Tugas Besar di semester 5 ini, aku harus membagi waktu dengan kampanye, mengajak sebanyak – banyaknya orang mendukungku atau minimal datang pada sesi unjuk dengarku. Akhirnya aku sadar, semua ini karena kekuatan dari teman2 yang ada di sampingku. Ya , karena ada mereka aku merasa beban berat ku selama ini menjadi seperti tambahan motivasi untuk membuktikan diriku sanggup menyelesaikannya, apapun hasilnya nanti. Banyak hlangan dan rintangan selama prosesnya, tapi aku tetap memgang teguh prinsipku “Berlarilah sampai suara cemoohan, berubah menjadi suara tepuk tangan”.
Salah satu ajakan poster kampanye

Di pemilu raya kali ini, ada 2 calon ketua HMS yaitu aku sendiri dan Revo, sedangkan dibuka juga pemilu senator yang diikuti oleh ading. Ya, kami saling berjuang demi mewujudkan mimpi untuk HMS yang lebih baik. Berpuluh – puluh kampanye kusebar setiap harinya, ya taka da yang lolos setiap hari tanpa ada sebuah propaganda maupun posting di timeline ku dan timeline promotor. Ohiya untuk promotor sendiri aku punya 3 promotor nan hebat : Reza, Anang, Eki. Mereka yang sehari – hari membantuku terjaga dari pagi hingga malam menjemput demi memperbaiki apa yang kurang dariku mulai dari konten hingga materi kampanye. Fyi : Anang membuatkan ku konten kampanye dengan mencetak banner 120 x 80 cm, dan ini yang membuatku benar – beanr ga bisa tidur seharian mengingat benar – beanr akan menajdi sebuah kegilaan esok harinya.
Panasnya suasana Hearing

Hari demi hari berlalu, dan poin demi poin kami cakahim waktu itu mulai terus berkurang karena gagal mendatangkan masa. Terhitung sampai akhir poin dari kami berdua para cakahim turun sebesar 30 poin. Ya minor memang, tapi cukup memberikan kekhawatiran tersendiri.  Panasnya hearing pun menjadi sebuah sensasi bagiku untuk terus memantaskan diri menjadi pemimpin dari mereka semua. Hingga akhrinya semua bermuara pada debat cakahim. Jujur ini sesi paling menguras mental dan keringat, dimana kalau kalian tahu gimana debat walikota Jakarta tahun 2017, kalian bakal tahu gimana debat yang kujalani kali ini juga. Efek dari masa yang memeriahkan juga tak kalah panas, disertai shock terapy dari para pendukung yang semakin memanaskan ruangan yang meamng dari awal sunggu membuatku sudah gerah. Tapi akhirnya debat pun selesai, menandai semua rangkaian pertempuran ini telah mencapai titik akhir sebelum memasuki masa rehat pemilu.
Poin yang semakin berkuran

Poster Debat Cakahim


Perjuangan Sesungguhnya akhirnya dimulai
Seminggu masa tenang, membuatku sedikit melemaskan otot – otot yang tegang selama 2 minggu kebelakang. Ya, tak lupa juga mengerjakan kewajiban tubesku sebelumnya. Hingga akhirnya, masa penghitungan suara pun tiba. Aku kembali mengumpulkan 3 promotorku yang telah berjuang membantu banyak hal dalam pemilu ini. Ya, kuingatkan mereka untuk berjuang dengan jalan mereka masing – masing. Hingga akhirnya masa perhitungan suara dimulai. Selip menyelip antar suara pun dimulai. Suasana sekre tiba – tiba riuh sesak menampung kehadiran masa yang penuh di luar sana. Hingga akhirnya atas kehendak Allah aku diamanahi tanggung jawab menjadi ketua HMS ITB Periode 2018.





Ada beberapa hal yang private untuk disebarluaskan ke orang2. Untuk hal – hal yang ingin didiskusikan lebih lanjut bisa kontak saya di :
Line : @anggirenaldy
WA : +6281228596905



Baca selengkapnya

Selasa, 02 Januari 2018

Rehat yang melelahkan


Setelah Kadpas 2017 ini selesai, sebenarnya banyak hal yang kutinggalkan dan harus kembali lagi kucek satu persatu. Ya, aku tak mau dinilai orang yang lepas tangan terhadap suatu hal. Waktu itu waktu menunjukkan sisa 2 minggu menuju UTS di sipil. Ya di jurusan kami, UTS dilaksanakan 1 minggu full, jadi beanr2 akan menyita waktu nantinya. Tetapi aku masih punya kekhawatiran terhadap beberapa hal yang kutinggalkan selama mngurus Kadapas. Oleh karena itu kuperbaiki satu persatu hal – hal tersebut. Beberapa Hal yang kuurus pertama kali yaitu kembali ke Menwa dan Kolaborasa.
One to One
Hal yang membuatku tambah stress dibuatnya adalah, aku ditunjuk sebagai KasiOps Diksar Menwa melaului surat penugasan resmi. Mungkin tidak terlihat begitu wah, cuman dulu pernah kujelaskan bahwa ops/operasi adalah otak dari batalyon, maka kalau aku ga berjalan Diksar ga akan jalan juga. Padahal Diksar merupakan ajang tahunan terbesar dari Menwa Yon I, sebagai kaderisasai pertama untuk memilih anggota baru. Seluruh elemen terlibat disini, mulai junior-senior yang masih aktif, organic tentara, sampai Alumni yang jauh jaraknya dariku pun turun memantau kaderisasi ini. Ya, bagiku memang seharusnya seprti itu. Kaderisasi merupakan Ruh Utama Organsiasi, serumit apapun urusan organisasi, tetapi urusan kaderisasi tak boleh lepas darinya. Ya, biarkan semua polemic ini let it flow dan lihat bagaiamana muaranya kelak.
Hal pertama yang bergegas kulakukan di Menwa, bukan langsung memegang tentang diksar, namun menyapa anak2 stafku yang telah lama kutinggalkan. Ya, akhirnya aku coba untuk bertemu full team dengan mereka. Membahas kedepannya, dan membagi2kan peran ke mereka dalam keberjalanan batalyon ini. Karena kutahu aku tak bisa sendirian, maka mulai saat ini kuputuskan untuk kerja bareng dengan mereka. Stafku sendiri hanya berisi 4 orang. Bukan karena sepi, tapi karena jujur anggota menwa ga seberapa juga dan dengan harus mengurus kegiatan yang sangat banyak dan memeras otak dan fisik. Tapi inilah yang membuat anggota menwa cepat berkembang, seperti slogan kita never crack under pressure. Stafku sendiri terdiri dari Ashari MS’16, Agustion TK’16, Gading EL’16, dan taufik GL’16. Ya mereka lah yang kupikirkan pertama selama rehat ini. Dan menitipkan pesan2 perjuangan kedepannya, jika aku nantinya bakal hilang dan sibuk lagi di luar.
                Selain karena tugasku sebagai kepala mereka, aku pun punya keinginan untuk emncalnkan diridi HMS kelak. Oelh karena itu saat itu aku harus membagi awktu untuk menyusun meted efektif kelak dalam meninggalkan mereka, dengan pelan2 untuk ebiarkan merea mandiri. Selain koalboras, menwa, mneyusunn konten pemilu, akademik juga mulai mencekam. Tubs yang dlu tidak ada banya seama kadpas, sekarang mucnul atu persatu, dan akhrinya aku juga membagi waktu untuk ikut lomba essai persoa.Bukan karena ego tinggi, tpi karena telah terlalu bnayk kesibukanku, akutakut harus mneinggalkan mereka setelah bergabung. Karena aku yakin merekalah kader – kader penerusku nantinya.
                Beberapa hal baru yang sebenarnya aku sempat terkejut adalah penggantian Wakil Komandan baru dari Wahyu OS’15 ke Iqbal OS’15. Ya sebenarnya sudah bisa diprediksi, wahyu pun harus segera turun dari masa jabatannya. Tapi kupikir Iqbal bakal bisa sebaik wahyu nantinya. Pantas lah.
Bersama Iqbal Wadan Yon I 2017/2018

Beralih ke kolaborasa pun sama, aku segera mengadakan agenda kumpul rapat untuk membahas kajian akhir bulan, dan rapat dengan anak2ku ini. Ya banyak PR sebenarnya yang kutinggalkan ke mereka sendirian selama mengurus Danlap Osjur ini. Tapi kembali, aku bersyukur mereka bukan anak yang manja. Dan mereka terbukti mampu melakukannya. Tugasku akhirnya di kolaboras untuk waktu ini kututup dengan orang – orang ring 0 yang membantuku dalam keberjalanan. Aku mendapat tambahan Ina IF’15 sebenarnya teman SMP ku dan Muthia MT’16 , anak mentor ku di LKM 3 sebulan kemudian sebagai PJ Kajian akhir Bulan.
UTS pun berlalu dengan hati pasrah akan hasilnya…..
Datang Akan pergi
                Setelah badai UTS selesai, apa yang menjadi fokus utama HMS selanjutnya adalah Wisuda Oktober. Ya , sebenarnya di ITB ada 3 sesi Wisuda yaitu April, Juli, dan Oktober. Dan Oktober sebenarnya agenda arak2an teramai, karena biasanya anak ITB secara standar lulus pada bulan ini. Tetapi, di HMS sendiri angkatan yang lulus yaitu 2013, sebagian lebih telah lulus pada wisuda juli kemarin, praktis tersisa 30an orang tersisa dari total 160 per angkatan. But, orang2 tersisa disini adalah orang2 aktivisi di masa kepengurusannya. Ya, beberapa angkatan 13 yang lulus bulan juli ini ada Ketang sekaligus Sekjen BPA HMS , Rikardy Siagian, Ada Danlap HMS , Amoy dan Furqon, Ada Kesra HMS, Najmi dan bang pasca masa aktif penjaga nilai di HMS. Ohiya terakhir, abang panutanku Juniantoro Suryanto Kahim HMS. Mereka adalah orang2 hebat pada zamannya, dan seakrang terpaksa disambut semesta untuk segera berkontirbusi untuk bangsa dan negara.
                Salah satu hal yang menjadikan ajang wisuda ini bagiku merupakan sebagai titik revolusi adalah pelepasan kahim sekaligus abang bagiku dan angkatanku Juniantoro. Kalau kusebut bang juni mungkin bukan sosok leader yang sempurna, karena lebih pantas mereka kusebut sebagai Hero HMS. Dia pejuang yang tidak banyak dikenal karena banyak cekcok dalam berpendapat, tapi ksatria yang langsung berjuangn dengan tindakan. Panjang ceritaku dengan Abangku ini, mulai awal kenal saat Pondasi dan sampai dirinya lulus. Hingga terakhir kali pesan yang dititipkan adalah “ Aldy, titip HMS kedepan ya”.
Bersama Bang Juni

HMS ada di depan mata
                Dari kata – kata itu sejenak kurefleksikan diri tentang diriku dan HMS kedepanya.  Aku mulai berpikir tentang jejakku selama ini, dan yang paling menjadi dorongan adalah Komitmen ku saat Kadpas dulu. Aku terhentak seketika, mungkin ini kesempatan langka ku. Dan selanjutnya tinggal kita lihat bagaimana tanggapan semesta terhadap mimpiku ini.
Wira – wiri lain
Banyak hal yang kulakukan, ya selain mulai menyusun kesiapan konten untuk pencalonan. Aku juga mulai coba ikut lomba individu yaitu water project, dari Himasda ITB, ya walaupun akhirnya aku ga juara juga sih selanjutnya mengurus Kembang (Keluarga Paguyuban Bandung Rembang), diminta mengisi nasionalisme dalam LKO HMFT. Berikut beberapa foto rehat melelahkan yang ada.

Sekian.
LKO Nasionalisme di HMFT

Makrab Kembang

Kulap Sipil di HMFT

Upacara Sertijab Wadan, Aku sebagai Danup

Shell Campus Week di Kampus

Wisnight Oktober HMS, kiri : Rama, cici, dian, aku.

Baca selengkapnya

Kaderisasi Pasif HMS ITB 2017

Setelah hampir vakum dari HMS mulai dari liburan sampai Awal masuk kuliah. Kuniatkan diriku untuk kembali ke Rumahku sehari – hari, di Himpunan Mahasiswa Sipil. Taka da yang berubah selama kutinggalkan, kecuali Wisuda Juli yang kulewatkan begitu saja karena sedang KKN di Kuningan dan Persiapan Kadpas. Ya, semenjak ga kepilih menjadi seorang Koormat di Kadpas, lantas aku memang tak berporgress apa – apa, selain ikut forkad (forum kaderisasi) dan membantu Koormat terpilih, Doni SI’15 dalam penyusunan alur materi. Toh, aku juga sebenarnya ga bisa membantu banyak disini karena KKN.
Ceritaku panjang dalam kaderisasi pasif ini. Dan Lelah ku dalam semester 5 benar2 dimulai dari kaderisasi pasif ini. Bayangkan intensitas menginap di sekre himpunanku naik drastic selama Kadpas, terhitung 3x dalam seminggu aku tidak pulang ke kosan, bahkan bisa lebih kalau benar2 dibutuhkan. Ya, keletihan itu harus kutanggung demi kontribusi maksimal selama perhelatan sekali dalam setahun ini. Beberapa bagian cerita akan kubagi2 menjadi beberapa aspek, dikarenakan rentang waktu yang lama dan loncat2 dalam aku mengikutinya.
Segala persiapan Kaderisasi yang ada selama Kadpas.
Jadi ada beberapa jenis persiapan yang diadakan dalam kadpas ini. Ada forkad, persentasi, simulasi, brifieng dan segala macam persiapan lain tergantung kebutuhan dari panitia kaderisasi.
Forkad (Forum Kaderisasi) adalah sebuah forum angkatan yang membahas perumusan materi & metode yang digunakan selama proses kaderisasi ini. Dalam keberjalannya forkad digunakan juga sebagai persiapan dalam hal nanti persentasi ke BP Kaderisasi dan selurh BP HMS kedepannya. 2 kali Forkad, aku datang dan hadir meramaikan, namun selanjutnya aku tak bisa lagi menjanjikan diriku ada karena kesibukan yang telah aku ceritakan sebelumnya. Aku pun baru bisa ikut join kembali terhitung pasca KKN dan ketika mengikuti sekdan, akrena disitu aku benar – benar berusaha untuk fokus di Kadpas ini. Tapi, sebenarnya aku kurang suka dalam teknis di forkad ini, ga semuasih ada beberapa hal seperti orang2 yang terlibat adalah itu2 saja tidak melibatkan angkatan, dan suara/aspirasi yang masuk juga sudah bisa ditebak arahanya keman, minim pengembangan dan kreasi dari berbagai orang. Ya hal ini akan lain kali kupublikasikan di tulisan selanjutnya. Tapi jujur sampai saat ini pun aku hanya bisa dalam konteks mengkritik dan belum tahu bagaimana solusi memperbaiknya.
Selanjutnya Persentasi, merupakan ajang sidang materi dari Pankad ke BP HMS terutama BP Kaderisasi. Disini lah kekeluargaan kami diuji, karena semakin emdnekati akhir kami dituntut untuk semakin memperbnayak jumlah kehadiran. Ya, jujur susah sekali menarik – narik teman untuk hadir disini. Tapi ya, inilah keseruan dalam berhimpun. Aku sadar, bahwa sebenarnya bukti kekeluargaan kita dibuktikan disini untuk saling peduli. Namun , aku sekali lagi dikecewakan karena prosesnya, pernah suatu waktu dengan kuorum 100 orang, aku disuruh menjemput kuorum ke 100 tersebut ke kosannya, padahal yang bersangkutan adalah perempuan dan dalam keadaan sakit. Akhirnya aku meyadari bahwa semua ini menjadi sebuah ‘salah kaprah’ dalam prosesnya. Karena kekeluargaan bukan dinilai dari jumlah yang datang, tapi kepedulian mereka terhadap angkatan.Kalau sudah tahu hal ini dari jauh2 hari, takkan mungkin mereka (angkatanku) bisa melepaskan hal ini terjadi apalagi dengan kondisi  yang mengenaskan saat forum.
Sekolah Komandan Lapangan HMS ITB 2017
Setelah kembali lagi ke HMS, aku langsung memutuskan untuk mengikuti sekolah komandan lapangan HMS ITB 2017. Alasanku simple, aku tak mau vakum untuk menggelisahkan tentang HMS, aku mau tetap sadar bahwa HMS tetap menyala karena orang2 yang terus berpikir tentang dia dan mau merubahnya. Untuk itu aku coba keluar jalur ku dan mengikuti Sekdan ini. Awalnya ada 8 calon dari angkatanku saat pertemuan pertama kali jam 14.00 WIB. Calonnya aku, kenan, regina Martha (cici), naresh, dwima, ading, icel, dan mala yang ternyata menyatakan keluar sebelum hari pertama belum resmi dimulai.
Pada sekolah danlap ini banyak hal yang aku dapatkan selama proses pengkaderan. Ya walaupun menurutku tidak terlalu berat secara fisik dan mental, namun banyak hal baru yang kudapatkan. Aku yang notabene tidak pernah mengikuti kegiatan panitia lapangan di terpusat apalagi diklat dan semacamnya jadi mendapatkan tambahan ilmu yang sangat berharga. Beberapa hal baru seperti penggambaran Peta ITB dan simbol2nya, lalu materi Olah suara yang sangat membantuku dalam orasi nantinya. Ya, kesigapan kami pun dilatih, dengan diklat yang dimulai pasti diatas jam 10 malam dan selesai maksimal jam 3 malam membuatku harus benar – benar bisa management chaos ini. But, ya inilah yang membuatku berkembang.
Sehari2 tugasku adalah menjalani rutin fisik, dan bayar hukuman, dan materi2 yang diperlukan seorang danlap dalam teknis kadpas kelak. Tetapi ada beberapa hal yang kusuka dalam sekdan ini seperti. Kenikmatan menatap langit yang dihiasi bintang – bintang walaupun tak banyak. Yang aku kejutkan adalah aku pertama kali sadar melihat bahwa Kota Bandung juga bisa menggelar hamparan bintang walau dengan kondisi metropolitannya, tapi yang pasti diatas jam 10 malam ke atas. Aku bersyukur mendaptkan spot baru tempat kumpul danlap ini sebagai spot untuk menyendiri dan refleksi kehidupan yang penat ini. Ya, tempat ini biasa disebut oleh anak HMS sebagai Benteng, karena bentuknya yang menyerupai benteng – benteng pada zaman kuno.
Scaffolding
Ya, walaupun resmi selesai pada saat akhir september, namun kadpas masih ada secara informal melalui kegiatan Proyek Angkatan Sipil 16. Proyek angkatan kali ini bernama Scaffolding, yang ketika kutanya ke angkatan 16 ternyata tidak ada kepanjangannya. Sebenarnya sejenak aku bernostalgia terhadap kehidupanku satu tahun dulu, ya aku adalah ketua Proyek Angakatan Sipil 15, acara pertama angkatan bagi kami dulu Kuya Kuyi Sabana. Dulu acaraku bernama Pondasi 15 yang memiliki kepanjangan Pengabdian Oleh Untuk dan Dari Sipil 15.   Aku sendiri tak mengikutinya secara menyeluruh dan intensif, karena kesibukan ku setelahnya. Sebenarnya banyak yang ingin aku turunkan dan ajarkan  sebgai evaluasi tahun lalu terhadap proyek ini, namun kembali apa dayaku yang setelahnya harus persiapan dengan berbagai macam hal, termasuk pencalonan KAHIM HMS. Keter-chaos-an akademik juga menambah runyam kehidupan semester 5 ini. Sebenarnya, Aku sudah menawarkan anak2 scaffolding untuk bertanya kepada pengurus2 pondasi dulu untuk saling bertukar pikiran jika ada kendala, namun mungkin tidak berjalan efektif kurasa, karena akupun tidak memfollow-up nya. Ya, walaupun banyak kekurangaku dalam memantau proyek ini, tapi mereka dapat menjalankannya dengan lancar. Banyak sih beberapa evaluasiku, tapi next time kalau ada waktu kutuliskan dalam sebuah tulisan yang lain lagi.
Komanda Lapangan HMS
Akhirnya terpilih 4 nama yang mewakili HMS ITB dalam Kaderisasi tahunannya sendiri ini. Pertama Raditya Nareshwara ( Danlap Keamanan, Nilai Apresiasi), Kenan (Danlap Mentor, Nilai Kekeluargaan), Aku sendiri ( Danlap Medik, Nilai Komitmen), dan Regina Martha ( Danlap Tadis, Evaluator). Ya kami dipilih dari 7 calon yang berjuang sampai akhir. Uniknya danlap2 yang terpilih tak satupun dari anak panlap oskm. Setiap Danlap bertanggungjawab atas 2 hal, terkait tanggung jawab fungsi structural, dan tanggung jawab nilai. Dan menurutku ini hal yang sangat bagus mengingat kita akan memegang nilai ini sampai keberjalan seumur hayat di HMS ITB. Diklat pun masih beberapa kali berjalan walaupun kami telah terpilih, karena perjuangan tambah berat bahkan ketika ini dimulai. Teklap adalah sehari – hari makanan kami, simulasi menjadi rutinitas kami, dan kora2 digrup seakan sudah menjadi ciri khas kami di grup saat itu. Satu hal yang paling kudapat adalah bagaiman kerja tim dengan mereka sehingga Kadpas ini berjalan sukses. Aku sadar aku banyak kekurangan sebagai sosok Danlap saat itu, tapi aku bersyukur karena banyak pelajaran moral yang kudapat selama prosesnya.
“ Danlap HMS adalah role model HMS”
“ Danlap HMS adalah orang yang terakhir menyerah disaat yang lain telah menyerah”
-          Kalimat terakhir yang kami ucapkan sekeras mungkin saat pelantikan HMS 16. Merupakan peresmian dari DANLAP Kadpas menjadi DANLAP HMS.
 
Dari kiri, Cici, Aku, Kenan, Naresh

Thanks to : Alif Muhammad Reza ( Koorlap kami, sekaligus orang yang berpesan besar membawa kami sampai posisi ini, maaf ya tidak disebut ke dalam cerita, karena baru keinget di akhir dan bingung mau ditambahkan dimaa)
Baca selengkapnya