Sebuah keberentungan bagiku, malam 31 Juli 2018 Aku bisa
bertemu dengan Bos Heru HMS’05. Beliau dulu menjabat sebagai kahim pada
zamannya. Dan sempat memegang tanduk kepemimpinan di kongres walau udah tingkat
akhir. Mungkin ceritaku agak sedikit acak. Karena aku menuliskannya di sebuah
kertas kosong yang kudapat di sekitar meja obrolan kami.
Aku mulai tertarik dengan diskusi ini, ketika Bos Heru
bercerita bagaimana dulu HMS selalu stance out. Bahkan HMS pun selalu menjadi
rujukan dari Himpunan - himpunan lain.
HMS selalu punya pendirian (hal yang sama ketika diajarkan oleh bos Enda). Dan
saat itu juga HMS sangat sering dan getol dalam mengeluarkan kajian, baik
internal dan eksternal. Ya karena mungkin dulu anak – anak dengan belum
nyampenya kemudahan teknologi masih mau diajak berpikir kritis, tidak seperti
sekarang yang ketika ada apa – apa tinggal megang satu kotak kecil yang ada di
samping kita, Smartphone. Kajian ini
ga hanya keprofesian tapi juga kajian tentang kemahasiswaan. Disebutkan pada
zaman itu TPB mulai berlaku pada angkatan 2006, jadi semua himpunan harus
memutar otak untuk membuat jenjang kaderisasi baru. Otomatis, karena Masa OS
juga berubah. Beberapa yang Bos heru bilang dokumen kajiannya, seperti grand
desain kemahasiswaan, dan grand desain kaderisasi. Bos heru yang dulu sempet
dicalonkan menjadi presiden KM ini, lantas saya tanyai mengenai file2
dokumennya karena menarik sekali untuk dijadikan arsip. Namun saying Bos heru
laptopnya hilang, dan data2 file nya terakhir ada di laptop itu. Ada
kemungkinan di computer sekre, tapi aku sendiri ga tau bagaimana nge-trace nya.
Lanjut ke masalah internal di HMS. Sempat kutanyai bagaimana
antusiasi berhimpun pada masa dulu. Bos heru langsung bilang kalau zaman dahulu
sangat rame untuk berhimpun. Karena keinginan untuk HMS dulu ada dari diri
sendiri. Bukan dipaksakan. Orang mundur pas hari pelantikan pun ada, karena
tadi HMS bukanlah sebuah pilihan tapi sebuah kebutuhan. “Kau mau jaket? Ambil!”
Bos heru memulai paradoksnya. Ya, banyak obrolanku tentang kaderisasi ini. Dulu
melaksnakan kaderisasi sangat terkendala constrain aplaagi dari Kaprodinya dulu
Bu herlien. Bahkan bu herlien sangat memaki angkatan BP pada saat itu. Tapi Bos
Heru, gentle. Dia selalu mengabari Kaprodi, dan tidak menutup – nutupi semua
proses kaderisasi yang ada. Asal semua sesuai peraturan. Disini lah letak makna
Bos selalu benar. Bos mengacu kepada semua anggota HMS. Bahwa diitik ini lu
dijui, bahwa keberanian lu ngelakuin hal yang benar dan tidak takut pada resiko
apapun. Disini juga dipantik ke mereka (anak2 kaderisasi) tentang esensi
berhimpun. HMS ga cuman CV, ga cuman relasi, tapi kebaktian terhadap prosesnya
dan jenjang kaderisasi yang ada. Bos heru mengingatkan tentang filosofi
kaderisasi sampai mampus. Karena kaderisasi emang ga pernah berakhir, pasti
selalu ada sampai nanti bahkan di dunia kerja pun iya. Lalu apa yang masih
kalian banggakan sebagai anggota HMS? Apakah sekedar mengaku HMS untuk
memudahkan mendaptkan tempat kerja. Bullshit. Kalian mengkhianati diri sendiri.
Aku pun bertanya tentang sekarang HMS seperti kehilangan
stance nya. Kita semakin tidak punya warna dan semakin abu – abu. Hal yang bisa
menjaganya adalah swasta jawab bos heru. Peran swasta inilah yang merupakan peran
penting dari HMS dan kultur nilainya. Aku sempat diingatkan juga tentang
filosofi ilmu-logika ketika di lantik.
“Jika dan hanya jika
aku anggota HMS, maka ketua himpunan adalah pemimpinku”
“Jika dan hanya jika
aku anggota HMS, maka seluruh anggota HMS adalah keluargaku”
DIsini lah andilku dalam membuat massa yakin, dan tunduk
kepadaku. Jadi aku punya power merubah besar. Ga ada massa yang akan menjelekkan
kahimnya di depan umum. Ketika Kahim bilang “Bang, nanti interaksi massa ga
boleh keluar ya”. Ga ada massa yang keluar, semua nunggu di sekre. Inilah
contoh role model (swasta) yang baik yang akan dipanut oleh adik – adik tingkat
untuk mulai menjaga nilai.
Dan jika ada anggota yang sedang ada masalah, dia adalah
keluarga lu. Bantu dia siapapun dia. Itu esensinya. Masalah diselesaikan secara
gentle. Dulu Bos heru sempet bercerita bagaimana angkatannya mau berantem sam
angkatan swasta. “Udah capek - capek
nyiapin wisuda, tapi dimaki”, Anj*ng lah”. Kaca depan sekre pun akhirnya pecah,
dan pecanya juga udah sering (waw serem). Tapi masalah diselesaikan hari itu
juga. Ga dibawa ke rumah, ga kaya anak kecil. Ada masalah kita obrolin dan
selesaikan hari itu juga. Besoknya kita ber-HMS seperti biasa lagi. Jadi ga ada
orang yang trauma terus kabur setelah ada masalah.
Bang Heru juga menitipkan pesan untuk pentingnya bermain
peran di HMS. Jika konteksnya BP, bikinlah peran dan goals itu. BP harus kuat,
BP harus KOMITMEN sama apa yang dipegangnya. Sekali lagi BP bukan lagi kerja di
kantor. “Kau pikir kantor, cuman datang – pergi.” Disini rumah. Disini saudara.
Ditekankan BP yang saling integrasi.
Lalu bang heru juga
menitipkan ke swasta juga main peran, siapa yang jadi breaker. Siapa yang jadi
destroyer, siapa yang jadi penyemangat, dll.
Intinya tugasku adalah ningkatin awareness massa buat HMS.
Ingat visi lu dan capai itu. Jangan lupa untuk ngelibatin alumni ketika dirasa
kalian juga udah tidak mampu. Bos heru mengatakan , alumni pasti mau bantu.
Emang apa yang diharpkan alumni buat dating ke sekre? Ga ada hanya sekedar
kecintaan yang ingin dituntaskan aja terhadap himpunan. Beda sama himpunan
lain, Alumni HMS pasti datang ke sekre dan menyempatkan bukan di kafe dll. HMS
diharpkan jangan cuman EO nya Alasi. Ingat mereka adalah MITRA jadi
ditempatkanlah kepada ranah seahrusnya. Kalian juga harus dapat manfaatnya, dan
bukan hanya sekedar relasi ingat.
Terakhit aku berusaha mengingat misiku sebagai kahim
#HMS Reborn
#Explore HMS
#HMSku Rumahku
Dimana aku ingin merubah HMS menjadi tempat yang nyaman
untuk semua anggota dapat berkontribusi dengan salah satunya adalah merubah system
yang ada biar saling mendukung satu sama lain. Jangan lupa periksa ketercapaian
step by step. Ingatkan lagi bahwa kaderisasi itu sacral. Lalu ngapain sih? Itulah
yang harus dijawab. Jangan cuman jadi sekedar hubungan transaksional, pun
dengan BP – Bpku. Gali lagi kecintaannya. Dan kaderisasi paling efektif adalah
dengan by example. “HMS itu
manfaatnya gede banget, bos!” bos heru mencoba mnegingatkan kembali. Pola pikir
dll itu yang dikembangkan. Orang semakin mengutuk proses karena ya zaman
sekarang. Dan terakhir aku diingatkan
kalau ada masalah apa2 cerita lah ke grup. Apalagi grupnya sudah ada kan di WA.
Mungkin aku kurang capek sebagai kahim. Mungkin aku kurang
peduli kepada yang lain sebagai kahim. Ya aku akan segera mulai berubah? Mulai kapan?
Detik ini.
Sekian
Bagikan
Sekarung Ilmu dari BOS Heru HMS'05
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.