Rabu, 01 Agustus 2018

Sekarung Ilmu dari BOS Heru HMS'05


Sebuah keberentungan bagiku, malam 31 Juli 2018 Aku bisa bertemu dengan Bos Heru HMS’05. Beliau dulu menjabat sebagai kahim pada zamannya. Dan sempat memegang tanduk kepemimpinan di kongres walau udah tingkat akhir. Mungkin ceritaku agak sedikit acak. Karena aku menuliskannya di sebuah kertas kosong yang kudapat di sekitar meja obrolan kami.
Aku mulai tertarik dengan diskusi ini, ketika Bos Heru bercerita bagaimana dulu HMS selalu stance out. Bahkan HMS pun selalu menjadi rujukan dari Himpunan  - himpunan lain. HMS selalu punya pendirian (hal yang sama ketika diajarkan oleh bos Enda). Dan saat itu juga HMS sangat sering dan getol dalam mengeluarkan kajian, baik internal dan eksternal. Ya karena mungkin dulu anak – anak dengan belum nyampenya kemudahan teknologi masih mau diajak berpikir kritis, tidak seperti sekarang yang ketika ada apa – apa tinggal megang satu kotak kecil yang ada di samping kita, Smartphone. Kajian ini ga hanya keprofesian tapi juga kajian tentang kemahasiswaan. Disebutkan pada zaman itu TPB mulai berlaku pada angkatan 2006, jadi semua himpunan harus memutar otak untuk membuat jenjang kaderisasi baru. Otomatis, karena Masa OS juga berubah. Beberapa yang Bos heru bilang dokumen kajiannya, seperti grand desain kemahasiswaan, dan grand desain kaderisasi. Bos heru yang dulu sempet dicalonkan menjadi presiden KM ini, lantas saya tanyai mengenai file2 dokumennya karena menarik sekali untuk dijadikan arsip. Namun saying Bos heru laptopnya hilang, dan data2 file nya terakhir ada di laptop itu. Ada kemungkinan di computer sekre, tapi aku sendiri ga tau bagaimana nge-trace nya.
Lanjut ke masalah internal di HMS. Sempat kutanyai bagaimana antusiasi berhimpun pada masa dulu. Bos heru langsung bilang kalau zaman dahulu sangat rame untuk berhimpun. Karena keinginan untuk HMS dulu ada dari diri sendiri. Bukan dipaksakan. Orang mundur pas hari pelantikan pun ada, karena tadi HMS bukanlah sebuah pilihan tapi sebuah kebutuhan. “Kau mau jaket? Ambil!” Bos heru memulai paradoksnya. Ya, banyak obrolanku tentang kaderisasi ini. Dulu melaksnakan kaderisasi sangat terkendala constrain aplaagi dari Kaprodinya dulu Bu herlien. Bahkan bu herlien sangat memaki angkatan BP pada saat itu. Tapi Bos Heru, gentle. Dia selalu mengabari Kaprodi, dan tidak menutup – nutupi semua proses kaderisasi yang ada. Asal semua sesuai peraturan. Disini lah letak makna Bos selalu benar. Bos mengacu kepada semua anggota HMS. Bahwa diitik ini lu dijui, bahwa keberanian lu ngelakuin hal yang benar dan tidak takut pada resiko apapun. Disini juga dipantik ke mereka (anak2 kaderisasi) tentang esensi berhimpun. HMS ga cuman CV, ga cuman relasi, tapi kebaktian terhadap prosesnya dan jenjang kaderisasi yang ada. Bos heru mengingatkan tentang filosofi kaderisasi sampai mampus. Karena kaderisasi emang ga pernah berakhir, pasti selalu ada sampai nanti bahkan di dunia kerja pun iya. Lalu apa yang masih kalian banggakan sebagai anggota HMS? Apakah sekedar mengaku HMS untuk memudahkan mendaptkan tempat kerja. Bullshit. Kalian mengkhianati diri sendiri.
Aku pun bertanya tentang sekarang HMS seperti kehilangan stance nya. Kita semakin tidak punya warna dan semakin abu – abu. Hal yang bisa menjaganya adalah swasta jawab bos heru. Peran swasta inilah yang merupakan peran penting dari HMS dan kultur nilainya. Aku sempat diingatkan juga tentang filosofi ilmu-logika ketika di lantik.
“Jika dan hanya jika aku anggota HMS, maka ketua himpunan adalah pemimpinku”
“Jika dan hanya jika aku anggota HMS, maka seluruh anggota HMS adalah keluargaku”
DIsini lah andilku dalam membuat massa yakin, dan tunduk kepadaku. Jadi aku punya power merubah besar. Ga ada massa yang akan menjelekkan kahimnya di depan umum. Ketika Kahim bilang “Bang, nanti interaksi massa ga boleh keluar ya”. Ga ada massa yang keluar, semua nunggu di sekre. Inilah contoh role model (swasta) yang baik yang akan dipanut oleh adik – adik tingkat untuk mulai menjaga nilai.
Dan jika ada anggota yang sedang ada masalah, dia adalah keluarga lu. Bantu dia siapapun dia. Itu esensinya. Masalah diselesaikan secara gentle. Dulu Bos heru sempet bercerita bagaimana angkatannya mau berantem sam angkatan swasta. “Udah capek  - capek nyiapin wisuda, tapi dimaki”, Anj*ng lah”. Kaca depan sekre pun akhirnya pecah, dan pecanya juga udah sering (waw serem). Tapi masalah diselesaikan hari itu juga. Ga dibawa ke rumah, ga kaya anak kecil. Ada masalah kita obrolin dan selesaikan hari itu juga. Besoknya kita ber-HMS seperti biasa lagi. Jadi ga ada orang yang trauma terus kabur setelah ada masalah.
Bang Heru juga menitipkan pesan untuk pentingnya bermain peran di HMS. Jika konteksnya BP, bikinlah peran dan goals itu. BP harus kuat, BP harus KOMITMEN sama apa yang dipegangnya. Sekali lagi BP bukan lagi kerja di kantor. “Kau pikir kantor, cuman datang – pergi.” Disini rumah. Disini saudara. Ditekankan BP yang saling integrasi.
 Lalu bang heru juga menitipkan ke swasta juga main peran, siapa yang jadi breaker. Siapa yang jadi destroyer, siapa yang jadi penyemangat, dll.
Intinya tugasku adalah ningkatin awareness massa buat HMS. Ingat visi lu dan capai itu. Jangan lupa untuk ngelibatin alumni ketika dirasa kalian juga udah tidak mampu. Bos heru mengatakan , alumni pasti mau bantu. Emang apa yang diharpkan alumni buat dating ke sekre? Ga ada hanya sekedar kecintaan yang ingin dituntaskan aja terhadap himpunan. Beda sama himpunan lain, Alumni HMS pasti datang ke sekre dan menyempatkan bukan di kafe dll. HMS diharpkan jangan cuman EO nya Alasi. Ingat mereka adalah MITRA jadi ditempatkanlah kepada ranah seahrusnya. Kalian juga harus dapat manfaatnya, dan bukan hanya sekedar relasi ingat.
Terakhit aku berusaha mengingat misiku sebagai kahim
#HMS Reborn
#Explore HMS
#HMSku Rumahku
Dimana aku ingin merubah HMS menjadi tempat yang nyaman untuk semua anggota dapat berkontribusi dengan salah satunya adalah merubah system yang ada biar saling mendukung satu sama lain. Jangan lupa periksa ketercapaian step by step. Ingatkan lagi bahwa kaderisasi itu sacral. Lalu ngapain sih? Itulah yang harus dijawab. Jangan cuman jadi sekedar hubungan transaksional, pun dengan BP – Bpku. Gali lagi kecintaannya. Dan kaderisasi paling efektif adalah dengan by example. “HMS itu manfaatnya gede banget, bos!” bos heru mencoba mnegingatkan kembali. Pola pikir dll itu yang dikembangkan. Orang semakin mengutuk proses karena ya zaman sekarang.  Dan terakhir aku diingatkan kalau ada masalah apa2 cerita lah ke grup. Apalagi grupnya sudah ada kan di WA.
Mungkin aku kurang capek sebagai kahim. Mungkin aku kurang peduli kepada yang lain sebagai kahim. Ya aku akan segera mulai berubah? Mulai kapan? Detik ini.
Sekian


Bagikan

Jangan lewatkan

Sekarung Ilmu dari BOS Heru HMS'05
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.