Hukum-hukum Gaul
Hukum Gaul 1:
Gaul adalah banyak karya, bukan banyak gaya
Selama ini perspektif gaul selalu identik dengan
orang yang urak-urakan, penuh gaya/fashionable, hedon, kebut-kebutan
dijalan dan perspektif lain yang memang sih kelihatan keren
jika dilihat di jaman SMA. Namun, ketika kita sudah mahasiswa atau
bekerja tiba-tiba ada pergeseran perspektif (khusus mahasiswa keren),
yaitu “Aku akan gaul dan keren jika aku memiliki karya yang berguna”.
Sementara perspektif gaul yang terkesan urak-urakan hanyalah perspektif
gaul jadul dan kuno. Ingat!! Indonesia butuh perubahan yang lebih baik,
dan kita sebagai pemuda adalah agent of change. Marilah kita mengubah perpektif gaul dari yang penuh gaya (terkadang norak) menjadi penuh karya.
Hukum Gaul 2:
Mengabdi Untuk Masyarakat Bangsa (Peka Sosial):
Ini sangat penting sekali bagi pemuda-pemudi
khusunya bagi yang sedang duduk di bangku kuliah. Masa mahasiswa sangat
berbeda sekali ketika kita masih menjadi siswa sekolah menengah atau
sekolah dasar. Jika ketika siswa kita hanya pada tujuan utama mendapat
nilai akademik yang baik, di masa mahasiswa kita tidak hanya dituntun
untuk hal itu semata. Tetapi ada hal lain yang mejadi tanggung jawab
kita sebagai mahasiswa,yaitu mengabdi kepada masyarakat dan bangsa.
Mahasiswa suatu universitas dituntut untuk bisa menggunakan ilmu yang
mereka peroleh untuk perbaikan kehidupan di masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mahasiswa tersebut mengadakan bakti sosial, progam
desa binaan dan kajian kepada masyarakat untuk berwira usaha. Oleh
karena itu selain aktif di kelas akademik, mahasiswa juga membutuhkan
suatu wadah untuk pengabdian. Dan wadah tersebut dapat didapatkan
melalui aktif mengikuti UKM atau organisasi.
Hukum Gaul 3:
Mampu Menyesuaikan Diri Dalam komunikasi
Dalam hal ini kita harus dimana dan dengan siapa kita harus menggunakan aku kamu, saya anda, lo gue, ane ente, dan sebagainya. Kefleksibilitasan
dalam komunikasi membuat kita mudah diterima oleh suatu kalangan. Dan
kita pun dapat memiliki banyak relasi dan teman yang mungkin nantinya
dapat membantu kita ketika kita membutuhkan sesuatu seperti pekerjaan.
Hukum Gaul 4:
Tidak Norak, Jangan Terlalu Alay dan Narsis
Fenomena norak, alay, dan narsis yang berlebihan
terjadi karena belum siapnya seseorang menerima kejut globalisasi.
Mereka bertingkah seolah-olah mereka adalah satu-satunya penikmat
teknologi yang sangat mutakhir hasil kemajuan jaman.
Padahal orang-orang di negara maju yang notabene mereka tidak asing
dengan beberapa perangkat canggih, mereka tidak terlalu bertingkah
berlebihan yang terkadang menimbulkan perspektif norak, alay, lebay,
narsis, dan gila gaya.
Hukum Gaul 5:
Menciptakan Lapangan Pekerjaan (Wirausahawan)
“Calon menantu yang ideal adalah seorang
wirausahawan”. Benar sekali…. Khusus buat para sarjana ubahlah
perspektif anda jika selama ini anda sangat berkeinginan bekerja di
perusahaan asing, alangkah baiknya jika kita mencoba berwirausaha dan
menciptakan lapangan kerja. Idealnya lulusan sarjana diciptakan agar
bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan yang nantinya dapat menampung
mereka yang lulusan SMA, SMK, atau tenaga kerja lainnya. Jika kita tidak
mebuat lapangan pekerjaan baru maka akan semakin banyak pengangguran
tercipta di Indonesia tercinta ini. oleh karena itu wirausaha adalah
profesi yang akan menguntungkan diri kita dan orang banyak
So, sudahkah anda gaul! Kalau saya sih
baru belajar menjadi insan yang gaul. Jangan ngaku gaul kalau belum
mampu berkontribusi buat perubahaan dan kebaikan orang banyak.. It works!!