Setelah Kadpas
2017 ini selesai, sebenarnya banyak hal yang kutinggalkan dan harus kembali
lagi kucek satu persatu. Ya, aku tak mau dinilai orang yang lepas tangan
terhadap suatu hal. Waktu itu waktu menunjukkan sisa 2 minggu menuju UTS di
sipil. Ya di jurusan kami, UTS dilaksanakan 1 minggu full, jadi beanr2 akan
menyita waktu nantinya. Tetapi aku masih punya kekhawatiran terhadap beberapa
hal yang kutinggalkan selama mngurus Kadapas. Oleh karena itu kuperbaiki satu
persatu hal – hal tersebut. Beberapa Hal yang kuurus pertama kali yaitu kembali
ke Menwa dan Kolaborasa.
One to One
Hal yang
membuatku tambah stress dibuatnya adalah, aku ditunjuk sebagai KasiOps Diksar
Menwa melaului surat penugasan resmi. Mungkin tidak terlihat begitu wah, cuman
dulu pernah kujelaskan bahwa ops/operasi adalah otak dari batalyon, maka kalau
aku ga berjalan Diksar ga akan jalan juga. Padahal Diksar merupakan ajang
tahunan terbesar dari Menwa Yon I, sebagai kaderisasai pertama untuk memilih
anggota baru. Seluruh elemen terlibat disini, mulai junior-senior yang masih
aktif, organic tentara, sampai Alumni yang jauh jaraknya dariku pun turun
memantau kaderisasi ini. Ya, bagiku memang seharusnya seprti itu. Kaderisasi
merupakan Ruh Utama Organsiasi, serumit apapun urusan organisasi, tetapi urusan
kaderisasi tak boleh lepas darinya. Ya, biarkan semua polemic ini let it flow
dan lihat bagaiamana muaranya kelak.
Hal pertama yang
bergegas kulakukan di Menwa, bukan langsung memegang tentang diksar, namun
menyapa anak2 stafku yang telah lama kutinggalkan. Ya, akhirnya aku coba untuk
bertemu full team dengan mereka. Membahas kedepannya, dan membagi2kan peran ke
mereka dalam keberjalanan batalyon ini. Karena kutahu aku tak bisa sendirian,
maka mulai saat ini kuputuskan untuk kerja bareng dengan mereka. Stafku sendiri
hanya berisi 4 orang. Bukan karena sepi, tapi karena jujur anggota menwa ga
seberapa juga dan dengan harus mengurus kegiatan yang sangat banyak dan memeras
otak dan fisik. Tapi inilah yang membuat anggota menwa cepat berkembang,
seperti slogan kita never crack under
pressure. Stafku sendiri terdiri dari Ashari MS’16, Agustion TK’16, Gading
EL’16, dan taufik GL’16. Ya mereka lah yang kupikirkan pertama selama rehat
ini. Dan menitipkan pesan2 perjuangan kedepannya, jika aku nantinya bakal
hilang dan sibuk lagi di luar.
Selain
karena tugasku sebagai kepala mereka, aku pun punya keinginan untuk emncalnkan
diridi HMS kelak. Oelh karena itu saat itu aku harus membagi awktu untuk
menyusun meted efektif kelak dalam meninggalkan mereka, dengan pelan2 untuk
ebiarkan merea mandiri. Selain koalboras, menwa, mneyusunn konten pemilu,
akademik juga mulai mencekam. Tubs yang dlu tidak ada banya seama kadpas,
sekarang mucnul atu persatu, dan akhrinya aku juga membagi waktu untuk ikut
lomba essai persoa.Bukan karena ego tinggi, tpi karena telah terlalu bnayk
kesibukanku, akutakut harus mneinggalkan mereka setelah bergabung. Karena aku
yakin merekalah kader – kader penerusku nantinya.
Beberapa
hal baru yang sebenarnya aku sempat terkejut adalah penggantian Wakil Komandan
baru dari Wahyu OS’15 ke Iqbal OS’15. Ya sebenarnya sudah bisa diprediksi,
wahyu pun harus segera turun dari masa jabatannya. Tapi kupikir Iqbal bakal
bisa sebaik wahyu nantinya. Pantas lah.
Bersama Iqbal Wadan Yon I 2017/2018 |
Beralih ke
kolaborasa pun sama, aku segera mengadakan agenda kumpul rapat untuk membahas
kajian akhir bulan, dan rapat dengan anak2ku ini. Ya banyak PR sebenarnya yang
kutinggalkan ke mereka sendirian selama mengurus Danlap Osjur ini. Tapi kembali,
aku bersyukur mereka bukan anak yang manja. Dan mereka terbukti mampu
melakukannya. Tugasku akhirnya di kolaboras untuk waktu ini kututup dengan
orang – orang ring 0 yang membantuku dalam keberjalanan. Aku mendapat tambahan
Ina IF’15 sebenarnya teman SMP ku dan Muthia MT’16 , anak mentor ku di LKM 3 sebulan
kemudian sebagai PJ Kajian akhir Bulan.
UTS pun berlalu
dengan hati pasrah akan hasilnya…..
Datang Akan pergi
Setelah
badai UTS selesai, apa yang menjadi fokus utama HMS selanjutnya adalah Wisuda
Oktober. Ya , sebenarnya di ITB ada 3 sesi Wisuda yaitu April, Juli, dan
Oktober. Dan Oktober sebenarnya agenda arak2an teramai, karena biasanya anak
ITB secara standar lulus pada bulan ini. Tetapi, di HMS sendiri angkatan yang
lulus yaitu 2013, sebagian lebih telah lulus pada wisuda juli kemarin, praktis
tersisa 30an orang tersisa dari total 160 per angkatan. But, orang2 tersisa
disini adalah orang2 aktivisi di masa kepengurusannya. Ya, beberapa angkatan 13
yang lulus bulan juli ini ada Ketang sekaligus Sekjen BPA HMS , Rikardy
Siagian, Ada Danlap HMS , Amoy dan Furqon, Ada Kesra HMS, Najmi dan bang pasca
masa aktif penjaga nilai di HMS. Ohiya terakhir, abang panutanku Juniantoro
Suryanto Kahim HMS. Mereka adalah orang2 hebat pada zamannya, dan seakrang
terpaksa disambut semesta untuk segera berkontirbusi untuk bangsa dan negara.
Salah
satu hal yang menjadikan ajang wisuda ini bagiku merupakan sebagai titik
revolusi adalah pelepasan kahim sekaligus abang bagiku dan angkatanku
Juniantoro. Kalau kusebut bang juni mungkin bukan sosok leader yang sempurna,
karena lebih pantas mereka kusebut sebagai Hero HMS. Dia pejuang yang tidak
banyak dikenal karena banyak cekcok dalam berpendapat, tapi ksatria yang
langsung berjuangn dengan tindakan. Panjang ceritaku dengan Abangku ini, mulai
awal kenal saat Pondasi dan sampai dirinya lulus. Hingga terakhir kali pesan
yang dititipkan adalah “ Aldy, titip HMS kedepan ya”.
Bersama Bang Juni |
HMS ada di depan mata
Dari
kata – kata itu sejenak kurefleksikan diri tentang diriku dan HMS
kedepanya. Aku mulai berpikir tentang
jejakku selama ini, dan yang paling menjadi dorongan adalah Komitmen ku saat
Kadpas dulu. Aku terhentak seketika, mungkin ini kesempatan langka ku. Dan
selanjutnya tinggal kita lihat bagaimana tanggapan semesta terhadap mimpiku
ini.
Wira – wiri lain
Banyak hal yang kulakukan, ya
selain mulai menyusun kesiapan konten untuk pencalonan. Aku juga mulai coba
ikut lomba individu yaitu water project, dari Himasda ITB, ya walaupun akhirnya
aku ga juara juga sih selanjutnya mengurus Kembang (Keluarga Paguyuban Bandung
Rembang), diminta mengisi nasionalisme dalam LKO HMFT. Berikut beberapa foto rehat melelahkan yang ada.
Sekian.
LKO Nasionalisme di HMFT |
Makrab Kembang |
Kulap Sipil di HMFT |
Upacara Sertijab Wadan, Aku sebagai Danup |
Shell Campus Week di Kampus |
Wisnight Oktober HMS, kiri : Rama, cici, dian, aku. |
Bagikan
Rehat yang melelahkan
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.