DARIPADA
RAGU LEBIH BAIK PULANG
HMS
ITB turut berduka atas geliat kemahasiswaan yang sudah tak jelas arah
substansinya. Tulisan ini keluar sebagai langkah awal pernyataan sikap dan
wanti – wanti dari HMS ITB terhadapanya kegagalan sistem kemahasiswaan kita
sekarang.
Puluhan
postingan, ratusan komentar, dan ribuan orang telah membaca mengenai semua
gerakan KM ITB saat ini. Huru – hara tentang forbas kali ini serasa muncul
lebih dulu daripada esensi nya itu sendiri. Gerakan ekstremis untuk melakukan
perubahan yang masif menjadi sebuah output keharusan. Tapi tidaklah kalian
berpikir sejenak, apa sebenarnya yang kita harapkan dari semua hal ini?
Kita
serasa tahu akan segalnya, dan menyambut forum hari ini seperti sebuah ajang
eksistensi ataupun penghakiman tak berarah. Seberapa banyak curah pikiran yang
kita habiskan dengan semua retorika ini, sedangkan agenda – agenda penitng
lainnya yang harusnya dikawal, tersisihkan begitu saja. Tak pedulikah kita
tentang nasib gerakan kemahasiswaan yang akhirnya tidak terekskalasikan dengan
baik seperti AMI, Olimpiade KM ITB, Kolaborasa yang bahkan lebih ditunggu
manfaatnya. Kepedulian kita redup dan dibutakan dengan huru – hara hingga lupa
mengawal gerbang awal kemahasiswaan awal kita yaitu, OSKM.
Saya
tidak yakin, apakah kalian memikirkan bahwa tindakan ini adalah tindakan yang
benar? Kalian cenderung setengah2 melakukannya. Setengah maju, setengah ragu. Lalu
sebenarnya narasi besar apa yang ingin kita bawa setelah pergolakan ini. Apakah
KM ITB akan benar – beanr berubah sertelh forum ini selesai. Masih adakah
wacana untuk mempertanyakan kembali KM ITB?
KM
ITB tidak terbuat dari kebanggan yang sama, tapi kesamaan nasib anggotanya.
Terbangun dari rasa memikiki anggota yang berjanji untuk saling peduli. Di
tanah ganesha ini, gerakan kemahasiswaan sangat memberi arti yang seharusnya membuka ruang untuk saling
menghargai. Sistem KM ITB saat ini mungkin belum yang terhebat. Tapi tidak
sepantasnya kita hanya sebagai kaum yang hanya mengutuk kebrorobokan system KM
ITB saja, tanpa mau membangunnya dari akar rumput nilai luhur kemahasiswaan kampus
kita. Jika ehendak untuk memperbaki system secara bersama-sama sudah musnah,
niscaya semua mimpi dan harapan untuk kemahasiswaan yang lebih baik akan sirna.
Keinginan hanya bisa terlaksana, jika kehendak bisa menjalar pada semua.
“Daripada
Ragu Lebih Baik Pulang” Sebuah Alegori yang terpapampang nyata di gerbang masuk
HMS ITB, menjadi sebuah prinsip yang mendarah daging bagi kami guna menandakan
keyakinan dalam melakukan sesuatu.
Kata
yg menggambarkan bahwa tidak ada hal yg bisa membawa dirimu kemana saja kecuali
pikiranmu sendiri. Adalah hal penting bagi tiap langkah kehidupan, hingga di
tiap langkahnya kami diajarkan perlu tahu kenapa harus melangkah, Jangan pernah
melangkah jika kau sendiri merasa tak yakin dengan itu. Bukan untuk menunjukkan
bahwa kami adalah kaum yang paling benar, tapi sebagai guratan emosional dan
saran perbaikan bersama agar diversifikasi gerakan yang ingin diusung itu nyata
adanya.
Kegagalan
kali ini bukanlah salah individu ataupun kelompok. Tapi kesalahan Bersama semua
elemen KM ITB. Untuk Itu kami menghimbau kepada elemen – elemen terkait yang
ada di KM ITB : “Daripada Ragu, Lebih Baik Pulang”
1. Kabinet KM ITB, sebagai ekskutif KM ITB.
Pelopor perjuangan dan pergerakan utama, juga sebagai terang dan redupnya di
kemahasiswaan kampus ini. Kami berpesan, Pemimpin yang bijak, tahu kapan
saatnya harus bertindak. Mencari jalan tengah sesuai kebutuhan dari anggota
sebagai basis landasan utama. Tidak semena – mena tanpa mengabari sebelumnya.
Pengambilan keputusan haruslah represnntatif, maka dari itu jangan Cuma
reaktif, tapi harus punya inisitaif.
2. Kongres KM ITB, sebagai puncuk pimpinan
landasan kemahasiswaan kampus ini.
Sebagai penentu sukses dan gagalnya system KM ITB. Pada konsepsi jelas tertulis
kelemahan sistem KM akan muncul apabila kongres tidak mampu menjalankan
kekuatan kontrolnya. Taat pada aturan memang penting, tapi mendobrak kebekuan
tidak kalah genting. Jangan terlalu ribet melulu masalah birokrasi, di sisi
lain pengambilan sikap berani tetap harus dieksekusi.
3. HMJ sebagai basis keterwakilan massa KM
ITB. Selayaknya harus juga peduli terhadap semua permasalahan sistem yang
terjadi. Salah jika dirasa mengawal KM ITB sebagai bagian kontribusi eksternal
dinilai tidak ada manfaatnya. Justru dengan berkutat hanya dengan urusan
internal saja, organisasi lambat berkembang. Tertulis dalam Konsepsi KM ITB ,
pada langkah terakhir, apabila KM ITB mengalami krisis akibal kontrol kongres
KM ITB tidak bejalan semestinya, maka menjadi tugas HMJ dan unit melakukan kontrol
aktif secara informal. Dan penting bagi seluruh HMJ untuk membawa massanya
paham akan arti penting KM ITB untuk Bersama.
4. Teruntuk Massa KM ITB, yang masih merasa
menjadi anggota KM ITB tanpa terkecuali Semua huru – hara yang terjadi adalah
kesalahan bersama. Kita seperti kucing dan anjing yang kejar -kejaran saling
bersuara tanpa mau menyelsaikan permasalahan secara bersama. Sebagai pihak yang
punya kepentingan, dan ingin suaranya dan kegelisahannya didengar, Kita sudah
bukan menjadi seorang gentleman yang duduk berdiskusi saling menyuarakan
tesis-antitesis sehingga keluar solusi yang diterima bersama. Bukan malah
saling mengutuk tanpa kejelasan. Di sisi lain, hasil dialektika kusir ini mengakibatkan
pihak2 lain yang sejujurnya tidak tahu akar masalahanya jadi ikut terpantik tak
mau tinggal diam. Hanya asik – asikan meramaikan ketidakjelasan ini.. Bukankah melelahkan
jika selalu ikut tren, apalagi hanya agar dianggap keren. Maka jadilah seorang
pembaharu yang berdampak, daripada terus mengikuti arus, hidup seperti tidak
ada maknanya.
Seharusnya
kita tahu bos, ketika KM ITB dilanda pergolakan, membuat ketidaksabilan system
akan terjadi dan berdampak pada gerakan – gerakan lain yang lenggam dan tak
terkawal dengan baik. Lalu apa yang akan menajdi kontrribusi kita terhadap
bangsa ketika KM ITB sudah tidak bisa menjadi landasan kita dalam bergerak
Bersama. Padahal Landasan demokrasi saat ini dirintis oleh senior kita yang
memutuskan utuk menjadi martir. Tugas kita saat ini adalah membangun KM ITB
mulai dari sekarang leawt kerja, cipta, karya, karsa, dan cinta.
Sekali
lagi HMS Turut berduka atas geliat kemahasiswaan yang salah arah ini Semoga
kasus ini menjadi pembelajaran kita Bersama untuk meningkatkan awareness
terhadap semua kondisi kemahasiswaan yang terjadi. Dan menjadi mandat
kedepannya agar semua elemen di dalam KM ITB yang bergerak mempunyai dasar pacu
yang jelas dan tidak asal hanya ingin meraih eksistensi semata, tanpa menemukan
makna luhur didalamnya Maka dari itu kami menghimbau, Cukupkan semua retorika
ini, jika kita sebenarnya tak pernah tahu akan dibawah kemana pergolakan ini.
Daripada Ragu Lebih baik pulang!
@Ahmad
Wali Radhi kami tunggu komitmen perbaikanmu!
Di Bawah Matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan Maksud baik kita. Berdiri di pihak
yang mana
Lih Rendra, sajak pertemuan mahasiswa
1977.
Bagikan
Forbas
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.