Kendeng dan Segala Polemik di Hatiku
[Kendeng dan Segala Polemik di Hatiku]
Sore itu Ba’da Ashar di Selasar Teh Salman
Aku bertemu dengan teman dekatku Arif, sontak arif langsung melemparkan pertanyaan kepadaku yang baru saja datang. “Pye di?”
“Pye tentang apa?”
“ Itu tentang Kendeng, pye kuwe?”
“wah mboh rif, aku juga masih bingung. Bingung mau bela yang mana”
“ Kalau aku netral sih, tapi jelas gitu. Masalahnya apa, latar belakangnya apa. Jadi punya pegangan.”
“ Paling pas liburan aku sama temen2ku bakal ngecek kesana”
Sekilas Isu Kendeng nampak ramai diperbincangkan , Jadi Kendeng itu dimana dan apa sih masalahnya.
Jadi, sepengatahuan saya, di pulau jawa itu terdapat sebuah pegunungan batu kapur yang memanjang dari Barat ke Timur. Nah salah satunya adalah Pegunungan Kendeng Utara yang memanjang dari Kabupaten Kudus hingga Kabupaten Tuban. Pegunungan in bukanlah pegunungan vulkanik melainkan pegunungan kapur atau dalam istilah geologi disebut karst. Sifat batuan karst yang berpori memungkingkan untuk menjadi medium meresapnya air dari permukaan yang kemudian membentuk aliran sungai bawah tanah. Di beberapa wilayah, area pegunungan kapur ini biasanya kering di permukaan tetapi memiliki cadangan air yang cukup banyak untuk dialirkan melalui mata air atau pun melalui proses pengangkatan.
Nah problem sekarang Pegunungan Kendeng akan dijadikan wilayah penambangan batu kapur sebagai bahan material semen, dan sudah pasti juga akan berdiri pabrik semen sebagai tempat produksinya. Nah masalahnya, Warga sudah banyak menggunakan Pegunungan Kendeng ini sebagai sumber penghidupan. Entah sumber aliran air yang digunakan untuk bertani, sekedar minum dan mandi, ataupun Goa – goa yang ada digunakan sebagai tempat wisata kekayaan alam lokal.
Disini terjadi perbedaan pandangan antara warga desa dengan pemerintah yang memiliki akses untuk accept or not kepada pabrik semen yang berdiri (sampai sekarang kegiatan penambangan sudah dilakukan di Rembang) . Masyarakat yang menolak pendirian pabrik semen menilai bahwa cukup dengan bertani, mereka sudah bisa menghidupi diri dan keluarga. Toh Mereka masih kekeuh bertani guna menjadikan Indonesia berdaulat pangan sesuai nawacita Jokowi. Tetapi pihak lain yang pro terhadap pendirian pabrik semen mengatakan bahwa ini langkah menuntaskan kemiskiskinan dan pengangguran di masyrakat. Masayrakat juga nanti akan merasa terbantu dengan dibukanya lapangan pekerjaan untuk mereka.
“ Sedih aku di yang notabene selalu pulang kampung saat lebaran. Tapi baru tahu masalah kendeng baru – baru ini”
“Apalagi aku rif, perasaanku carut marut mengigat aku putra daerah sana. Tapi tidak bisa membantu apa – apa”
Dulu, awal keluar isu pendirian pabrik semen ini., hatiku berontak. Aku kontra terhadap pendirian pabrik semen ini dan lebih pro ke rakyat. Apalagi dengan disuguhi bacaan – bacaan yang notabene menulis tentang dampak penambangan. Aku semakin kontra terhadapnya. Nuraniku berkata bahwa akan terjadi apa – apa jika lingkungan telah dirusak dengan ekploitasi penambangan terutama Sumber daya Alam yang tak bisa diperbarui seperti halnya Kendeng. Aku pernah mendapatkan cerita kenapa banyak warga Jawa Tengah yang menolak pendirian pabrik – pabrik yang tujuannya eksploitasi SDA. Jadi diibaratkan Pulau jawa ini sebagai satu kesatuan anatomi tubuh, dimana terbagi menjadi 3 bagian besar. Yaitu Jawa Barat sebagai kepala , Jawa Tengah sebagai perut , dan Jawa Timur sebagai Kaki. Nah untuk menyuplai kepala dan kaki sebagai induk dari pergerakan maka Jawa Tengah sebagai perut nya harus menyediakan kebutuhan – kebutuhan gizi yang baik. Makanya banyak lahan di Jateng dijadikan sebagai lahan pangan entah itu perkebunan , pertanian , dll.
Nah yang aku gelisahkan lagi, Indonesia itu sudah sanggup ekspor semen ke mana – mana, sedangkan untuk kebutuhan pangan Indonesia masih impor beras!. Sudah tahu gini apa lahan pertanian masih ingin dikurangi lagi kuantitasnya. Bingung Indonseia maunya dibawa ke mana.
Aku masih berusaha untuk menggelisahkan diri dan mencoba geram mengenai kasus ini supaya aku tetap bisa mencari titik terang keberadaan kebenaran dan berjuang untuk memajukan tanah air ini, sebisa mungkin. Tapi aku tahu kesimpulan tak boleh di ajukan di awal, ikuti prosesnya dan aku akan sedikit demi sedikit mendapatkan jawabannya.
Tapi beberapa waktu lalu aku tersontak kaget membaca tulisan salah satu postingan di Fb
https://web.facebook.com/groups/infoseputar.rembang/permalink/1893556764255086/
ya intinya kontra nya beberapa kelompok masyarakat tadi sebenernya digerakkan oleh suatu lembaga dan punya maksud tersendiri. Pihak yang oposisi semen ini memiliki tujuan untuk menghambat pendirian pabrik semen yang akhrinya akan menguapkan modal besar investasinya, dan nantinya akan mendirikan pabrik yang sama dengan kepentingan pribadi. Ibaratnya melarang pabrik plat merah yang berdiri untuk memperlancar mendirikan pabriknya sendiri.
Sampai saat ini polemik masih menyelimuti pikiranku. Ya , aku masih mencari kebenaran akan hal ini. Dan kebeneran yang kucari sebenarnya bukan berada pada media – media di luar sana, tapi di tempat munculnya kejadian dimana aku bisa melihat langsung apa yang terjadi dan bisa memaknainya langsung. Insyaallah pas liburan aku akan pulang kampung dan mengajak teman – temanku untuk langsung terjun ke TKP melihat masalah itu langsung, dan segera membantu mencari solusi . Dan semoga rasa kegelisahanku bisa terbayarkan tuntas pada hari itu.
Ini adalah sedikit kegelisahanku tentang Kendeng yang dapat dituangkan pada sebuah tulisan absurd ini, saran kritik atau mungkin kebenaran pribadi dapat dituangkan di bawah sebagai sarana diskusi untuk dijadikan solusi.
Terimakasih