Minggu, 22 April 2018

Minggu 15

Minggu 15

Senin, 16 April 2018
seperti biasa hidup berjalan mulus dengan forum yang selalu berjalan setiap malam. Tapi, entah kenapa malam ini aku free dan kemudian pulang. Aku juga lupa persis kenapa aku langsung pulang. Tapi intinya kadang aku sendiri merasa aneh ketika malam tidak dihabiskan dengan forum - forum yang ada. Ya bagiku ini sebuah istirahat sejenak dari dinamisnya kemahsiswaan di KM ITB.

Selasa, 17 April 2018
berangkat stgah 6 ke sekre niatnya ngrjain tugas, karena kemarin janji akan nginep namun wacana. Aku tak lupa ngeprint tugas dulu. tapi ternyata enak loh berangkat pagi itu. but di kelas, HP ternyata rusak. Parah lah pokoknya. akhirnya mau service ternyata yang rusak LCD. jadinya rusak 2 kali deh. selanjutnya aku datang forum KAT dan yang hadir sumpah dikir banget. Ini forum KAT ITB. terus setelah jam 1 yg sisa tinggal kahim2 beberapa dan orang2 yg peduli dengan km itb.
Berbicara tentang KAT ( Kaderisasi Awal Terpusat) sempat pernah dijelaskan filosofinya, ya intinya aktivis terpusat balik lagi ke pusat. KAT mempunyai peran penting dalam kolaborasi lembaga :
  1. Resources, bagaimana sinergisasi anak - anak himpunan untuk KAT ini
  2. Nilai, yang harus diselaraskan menjadi sebuah proses kaderisasi dari seluruh - seluruh elemen HMJ yang ada di KM ITB
  3. Regulasim yang harus dipatuhi oleh setiap elemen yang berperan.

Rabu, 18 April 2018
HPku rusak. Ya hp rusak memang sangat tidak mengenakkan. Malam ini ada forum mantap yaitu angkirngan. dan materinya yahud abis. Membawakan tentang isu Kecelakaan dalam dunia konstruksi. Waktu itu Pembicara yang hadir adalah Praktisi dari Wika. Dan ternyata yang hadir kajian juga dari himpunan - himpunan lain. mantap abis pokoknya.

Kamis, 19 April 2018
rapat BP yeay lengkap, cuman faris aja yang ga hadir. bahasannya banyak lah. pokoknya seru. Entah kenapa aku sangat tersanjung sekali BP yang kukira kerekatannya kurang ini bisa menyatu dan datang semua pada saat rapat BP. Aku sangat excited , dan kenangan yang ga akan kulupa dengan meramaikannya sekre malam itu. 

Jumat, 20 April 2018
Jumat adalah kegiatan awal dari BP yaitu  kumpul perdana departemen. Disini lah ajang BP berkenalan dengan para staffnya, selanjutnya juga ada proker desain guru yang banyak mengajarkan kita tentang filosofi desai. Semapt juga disanjung oleh para bos - bos tentang gebrakan ini. Dan memperlihatkan bahwa supporting system ga hanya menjadi support saja tapi juga bisa menjadi sosok utama dalam pergerakan himpunan. Overal good job!

Sabtu, 21 April 2018
kulap ke cisumdawu. banyak dapet ilmu dan insight. Dimana konstruksi dari terowongan ini memerlukan teknik yang tinggi. Ga hanya mahasiswa yang tertarik melihatnya. Ini acara alsi, dan banyak dari generasi alsi dari berbagai angkatan, mulai dari yang termuda sampai tua ikut terjun ke lapangan untuk melihat konstruksi terowongan ini.Pelajaran yang diambil adalah bagaimana kita dapat menjadi seorang insniyur yang handal di bidangnya.

Minggu, 22 April 2018
banyak banget yang didaptkan dari 2 hal ada seminar sibades dan pelatihan jurnalistik cremona. di sibades kak nyoman banyak ngasih pesan dan juga bang jule tentunya. Di Cremona menghasilkan pelatihan yang keren. Walaupun akirnya kedua proker ini bentrok dalam hal jadwal tapi overall bagus.

Bebearapa pelajaran yang kudapat adalah :
  1. sebagai ketua/pemimpin ciptakan citra yang kredibel
  2. ide ya direalisasikan.
  3. maka ada 3 tips merealisasikannya 
  • buat yang tidak tahu menjadi tahu
  • kasih wadah mereka
  • keuarlah dari zona nyaman. DENGAN METODE PALING KREATIF.
  1. masuk ITB itu susah, ngapain keluar buru2.
  2. pendiri LSM
  3. Gerakan itu sustainibility
  4. Kader dengan value yang sama
Baca selengkapnya

Kemahasiswaan Yang diidam-idamkan Kelak



Supaya Lulusannya tak hanya menjadi pelopor pembangunan, tetapi juga pelopor persatuan dan kesatuan bangsa

Untuk : Semua Kawan – Kawan senasib seperjuangan
Malam massa kampus. Seakan hanya malam kita mampu menyediakan waktu bersama untuk saling menyapa. Kini, entah semakin disadari atau tidak, Lenggam Kemahasiswaan kita kian memprihatinkan. Pergerakan kemahasiswaan selalu hanya menjadi sebuah mimpi semata. Dinamisasi Kampus seakan menjadi sebuah oase yang tak kunjung tercapai. Apalagi untuk bermimpi pergerakan satu KM ITB? Sebuah angan — angan besar yang merubah getir menjadi tawa.
Namun, tak boleh kita, hanya mengutuk kegelapan tanpa mau menyalakan terang di dalamnya. Semua ini bukan tanpa usaha. Segala usaha telah dilakukan. Pemira, Student Summithearing OSKM semua telah dilalui. Namun nyatanya wadah ini hanya menjadi gerimis di siang hari, karena terlalu sedikit orang yang terlibat dan mengawalnya. Ya, mereka itulah orang — orang yang masih memiliki keprihatinan di hatinya terkait KM itb. Karena kalau bukan mereka siapa lagi.
Sejenak mari kita ber-refleksi. Mengutip sebuah lirik lagu kemahasiswaan yang dulu “Kampusku rumahku, kampusku negeriku, kampusku kebebasanku”. Masihkah Relevan saat ini?
Gerakan Kemahasiswaan saat ini semakin dipersempit. Ruang — ruang publik berusaha dimatikan. Jam malam mengambil banyak andil dalam mensukseskan kebobrokan ini. Beban akademik seperti tak kunjung surut dan semakin menggila mendekati masa — masa ujian. Sedangkan gerakan kemahasiswaan dituntut untuk tidak lekang oleh keadaan. Maka, harus tercipta mahasiswa — mahasiswa super yang bisa memadu-padankan kedua aspek tersebut untuk tetap berjalan beriringan dan sama — sama balance. Dan yang pasti harus mengurangi waktu tidur yang notabene adalah kebutuhan primer.
Ditinjau dari kondisi internal mahasiswanya, jiwa — jiwa gelisah semakin redup. Kegelisahan akan Indonesia, masyarakat, KM ITB, maupun lingkungan sekitar semakin tiada. Jangankan mau peduli dengan itu semua, bahkan keadaan teman samping kanan-kirinya saja mungkin tak tahu sekarang. Padahal kepedulian itu menular kawan. Begitu juga ketidak pedulian itu diajarkan. Semestinya pendidikan di kampus ini membentuk mahasiswa seutuhnya bukan robot.
Kuliah semakin monoton setiap hari dengan segala polemik yang terjadi. Masuk kelas, duduk, mendengarkan, dan diakhiri dengan tugas kuliah yang meninggalkan beban pekerjaan. Praktis Sabtu-Minggu menjadi ajang penghabisan tugas karena setiap weekdays selalu diakhiri dengan keletihan karena menjalani kuliah seharian. Dimana mimbar kebebasan mahasiswa untuk berkarya, berorganisasi, dan berdiskusi untuk masa depan Indonesia? Ya, disela — sela itu. Padahal sebagai mahasiswa (Apalagi ITB) tak cukup sekedar jadi tumpuan orang tua saja kedepannya, tapi juga tumpuan ibu pertiwi dan nusantara.

Ke(Maha)Siswaan
Secara umum mahasiswa menurut KBBI, adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Lalu Apa itu kemahasiswaan? Kalau kata banyak orang sih berorganisasi, atau jadi akademisi, beberapa teman yang lebih ekstrem menyebut “ya sekedar main pingpong di sekre juga kemahasiswaan”. Semua benar, karena dari KBBI definisi kemahasiswaan adalah sebatas semua seluk-beluk mahasiswa.
Tapi apa iya, kemahasiswaan kita hanya diisi oleh belajar di kelas dan main pingpong semata? Ingat baik — baik bahwa ada kata “Maha” di depannya , itu berarti mahasiswa adalah manusia yang memiliki tanggung jawab lebih, siap dan cakap memangku jabatan dan menjadi harapan rakyat untuk membangun negeri ini serta memiliki keinsafan dalam menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Intinya di Kemahasiswaan kita belajar memanusiakan manusia. Hal ini merupakan visualisasi masa depan dimana kita akan hidup di sebuah lingkup luas yang dinamakan “masyarakat” yang menjadi sebuah subjek sekaligus objek. Atau dapat ditarik kesimpulan : Jika, semua yang pernah kamu lakukan di dunia kemahasiswaan belum sampai bermanfaat atau berdampak untuk sekitar itu berarti belum layak disebut berkemahasiswaan.

Kondisi Kemahasiswaan Ideal
Berdasarkan tujuan yang tertera pada konsepsi organisasi kemahasiswaan KM ITB nomor 2 dan 3 (dari 5 butir yang ditulis.)
2.       memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan bangsa
3.       ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa.
Baru 2 hal ini saja selaiknya telah menampar keras sanubari kita masing — masing. Seberapa jauh dari kata ideal kemahasiswaan yang kita lakukan sampai saat ini. Mahasiswa yang digadang — gadang sebagai agent of change, guardian of value, dan iron stock seakan hanya menjadi sebuah bualan semata.
Karena kembali, ini tentang pola pikir kawan. Mahasiswa saat ini terlalu terfokus pada pengembangan diri sendiri, tanpa mau menengok sejenak lingkungan sekitar kita. Siapa? Orang — orang di luar sana yang membutuhkan kita untuk terjun langsung merubah mereka. Merubah paradigma mereka bahwa hidup tak sekedar berpangku tangan menunggu rezeki, tapi menciptakannya dengan usaha masing — masing. Sepertinya tak pernah terbesit bagi kita memikirkan Indonesia, maksudku mempedulikannya.
.
Kondisi Kemahasiswaa Masa Kini
Sebagaimana pernah diutarakan oleh Erich Fromm, kampus seharusnya menjadi pusat budaya dan demokrasi. Dan untuk terciptanya hal itu maka semua berawal dari sebuah tahap yang bernama kaderisasi. Kaderisasi merupakan ujung tombak organisasi kemahasiswaan agar bisa tetap hidup dan menghidupi anggotanya dengan nilai — nilai yang terbesit di dalamnya. Tidak percaya? Kalau menghancurkan organisasi, maka hancurkan saja kaderisasinya.
Lalu coba kita lihat pola kemahasiswaan masa kini.



Pengkerdilan peran mahasiswa sudah terlihat nyata. Aturan lulus 6 tahun semakin membuat mahasiswa diburu — diburu menuntaskan beban akademiknya. Semakin diperkeruh dengan para swasta — swasta organisasi yang memilih say goodbye duluan dan mengikuti teman — teman yang lain ketimbang membimbing adik — adiknya terhadap value — value yang dulu selalu diajarkan ke mereka. Kaderisasi yang dibatasi waktu, semakin membuat organisasi memeras otak lebih dalam untuk beradaptasi. Sehingga, ketika input (re : mahasiwayang selalu berbeda setiap periodenya, dan kualitas output ( re : mahasiswa) dari proses mengkader ini yang tetap dituntut tak jauh berbeda dari falsafah organisasi, membuat kaderisasi semakin harus dirubah menyesuaikan faktor — faktor keadaan yang ada. Dunia kemahsiswaan semakin dipersempit dengan terlibatnya satu faktor yang paling berdampak saat ini yaitu : Arus Globalisasi. Sehingga memunculkan paradigma 
“5–10 Tahun lagi Berhimpun (arti : berkumpul, berdiskusi, bersosialisasi) mungkin tidak dibutuhkan lagi, dan himpunan sebagai landasan pacu kemahasiswaan akan sirna di kemudian hari”
Dengan semua polemik yang terjadi Independensi mahasiswa seakan runtuh. Coba tanya seberapa banyak mahasiswa yang memiliki mimpi kedepannya ketika lulus ingin memperbaiki Indonesia. Alur produksi lulusan ITB pun bisa ditebak: masuk dipuji, IPK besar, lulus dapat kerja mapan, lalu hidup nyaman dengan keluarga. Seolah tidak terbesit sediktipun dalam diri kita untuk melakukan usaha terbaik yang bisa kita lakukan untuk Indonesia kelak. Agar ketika lulus nanti niscaya 4000 lulusan ITB setiap tahunnya dapat merubah Indonesia dari semua sektor yang ada. Ayolah kawan ini demi Indonesia-mu dan Indonesia-kita. Karena yang kuharapkan cuman satu : semasa kau menjadi mahasiswa IPK kehidupanmu ga kalah besar dengan IPK Akademikmu.

Untuk Indonesia yang lebih baik
Dunia Kemahasiswaan dulu berbeda dengan sekarang. Pola pergerakannya-pun berbeda. Tekanan yang kuat dari pemerintah dan posisi mahasiswa saat itu sebagai oposisi utama pemerintah melahirkan gerakan – gerakan yang terlihat “garang”. Keadaan saat ini memberikan pola pergerakan lain. Dengan semua keadaan yang membuai saat ini, tak boleh kita diam teronggok lesu dan hanya menunggu gebrakan dari atas. Haluan kemahasiswaan saat ini seharusnya sudah dapat menjadi kontributor nyata bagsa melalui karyanya masing - masing. Metodenya bebas, baik individu, kelompok, komunitas, bahkan event-event seperti PKM maupun Lomba Inovasi dapat dicoba. Aksi terjun langsung baik ke masyrakat ataupun melalui komunitas – komunitas (ex : himpunan, unit, ormek, dll) juga merupakan langkah besar. Intinya hanya satu : Berkarya secara nyata!.
Mengutip kalimat dari abangku “ Ide itu udah banyak, beribu – ribu. Bahkan pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sekarang tinggal siapa yang mau merealisasikannya dan berkarya di jalan itu”.
Kelak kuharap, semoga lulusan yang pernah ditempa di kawah candradimuka Kampus Gajah harus tetap membawa ikrar seperti yang tertulis di Plaza Widya Nusantara “Agar setiap tanya tentang bangsa ini mendapatkan jawabannya”. Jangan sampai, lulusannya jadi pejabat yang hanya bisa berplesir ke hotel – hotel mewah atau makan makanan enak di restoran jepang.
Jadi untukmu semua kawan – kawan senasib seperjuangan
Untuk sang aktivis, teruslah gelisah dan suarakan apa yang kami butuhkan. Sebab jika keadaan didiamkan begitu saja. Kebijakan tidak akan berubah. Dan pemerintahan di luar sana akan selalu mempertahankan keasalahannya.
Untuk engkau para penggiat pengmas, jika ternyata aktivis tak bisa menuntaskan karena respon dari pemerintah yang terlalu lama, maka turunlah ke desa, penuhi suara- suara rakyat yang tersiksa karena keadaan. Bantu mereka memenuhi apa yang mereka butuhkan atau yang mereka rasakan.
untuk engkau yang berfokus pada dunia entrepeneur, benar apa yang kau lakukan, Ekonomi harus ditingkatkan. Dengan banyaknya pengangguran yang turun ke jalan, lapangan pekerjaan wajib diciptakan. Semoga kau menjadi secercah solusi untuk ekonomi negara kita yang akan datang.
Dan tak lupa untuk kau temanku sang Cendekiawan. Belajar adalah kewajiban utama setiap dari kita. Tapi tak semua orang sepintar dan secerdas kau. Maka majukan negara ini dengan riset – riset dan penelitianmu. Jangan sampai selamanya, kita mengemis teknologi dari negara lain. Kita sendirilah yang harus menciptakanya. Dan semoga dengan adanya dirimu, semoga perteknologian bangsa ini semakin hebat dan Indonesia benar – benar bisa menjadi negara maju seperti yang diharapkan.
Dan bagiku semua ini masih relevan tercakupi dalam sebuah wadah bernama KM ITB. Sebuah wadah yang lengkap dan memberi kita semua peran yang mau kita pilih. Dan semoga kemahasiswaan kita kelak bisa menjadi perkumpulan karya dari orang  - orang hebat dan berbeda warna dari seluruh sudut kampus. Dan niscaya dari pemuda – pemuda ini Bangsa kita akan benar – benar merdeka diatas tanahnya sendiri.
Sebab beratus juta rakyat Indonesia , menantimu, menantiku, menantikan kita”

Anggota Biasa KM ITB

Anggi Renady Pratama
NIM 15015100
NBP 1598.08.50379



Baca selengkapnya

Rabu, 18 April 2018

Minggu 14

Minggu 14

Senin, 9 April
ada evaluasi wisuda, ya aku disini akhirnya sadar bahwa aku jadi abang2 mereka yang harus selalu menemani anak2 16 baik dari persiapan acara sampai evaluasi. ya aku sadar sosok pemimpin harus seperti itu. Jadi kakak yang baik untuk mereka. Jadi Ayah yang pengayom buat mereka. Evaluasi wisuda biasa diakhiri dengan apresiasi dari BP diwakili Kesra untuk memberikan makan - makan ke mereka.

Selasa, 10 April
Saatnya mulai forum SS2. Semua anak2 kusebar ke arah gerak, untuk melihat bahwa semua harus tahu arah gerak KM ITB. Urusan mau join atau tidak itu belakangan. Aku sendiri mengikuti arah gerak Somay

Rabu, 11 April
Masih forum ss 2, aku hanya ikut arah gerak somay sebentar karena ternyata aku lupa hak suara ada di ical. Hehe ketika aku bicara aku langsung dipotong momodnya. Suruh registrasi utk ganti hak suara. Aku pun pulang ke sekre waktu jam 9. Ketika udh sampe sekre dan baru mau buka laptop. Aku langsung dipanggil mile yang baru dateng buat nemenin dia, masyaAllah seberat ini jadi ketua. Baru aja duduk mau ngerjain tugas, tapi disuruh langsung cabut lagi.
Aku gabisa nolak. Kemana tugas2ku? Ga tahu aku juga bingung mau dibawa kemana tugas  - tugas ini. Apalagi mau bertanya mau dikerjain siapa tugas - tugas ini. Tapi inilah jalan pemimpin. Selanjutnya aku bareng ka ana nemenin beliau makan. Dan disini Ka ana cerita banyak hal tentang background keluarga dia hingga keinginan pencalonan dirinya menjadi MWA-WM.

Kamis, 12 April
Forum ss dimana disini forum yg terakhir khusus untuk penandatanganan.
Perumusan timeline terasa janggal karena memang cuman timeline lembaga  aja yg diinput. Bukan timeline arah gerak. Akhirnya kami (hms) pun setelah forum mengajukan banding ke kabinet. Ya berjalan sangat alot dan akhirnya clear dgn kabinet lembaga kongres saling bertanggung jawab mengawal SS ini.

Jumat, 13 April
Bonding bp yeay. Aku ketiduran dan berangkat telat Tapi overall ternyata acara bondingnya berhasil.
Aku pun tertawa2 sampai sana. Acara berakhir jam 6. Tapi selanjutnya harus ada forsen. Aku harus tepat waktu tpi juga harus wangi wkwk. Di forsen, ada iban aso. si dedengkotnya KM ITB. Selanjutnya dilanjut dengan nyidang ketua kat sampai jam 3 malem. Dan aku kelewat subuh. Astagfirullah

Sabtu, 14 April
Kayanya karena efek aku sakit Jadinya aku seharian cuman tidur tiduran aja Hmm sungguh meruginya diriku

Minggu, 15 April 
Hari ini mini event sibades, dengan acara yg sangat seru. Berprinsip kakak senang, adik senang, semua senang. Ya semoga benar2 begitu Ada acara sibades menyenangkan bersama anak2 jalanan. Ya, disini anak - anak HMS benar - benar turut untuk melihat realita bahwa di samping kita ada aak - anak yang masih hidup dalam garis kemiskinan dan setiap hari harus banting tulang, mengamen dan menjual tisu hanya untuk sesuap nasi yang belum tentu besok didapatnya kembali atau tidak. Intinya mikir bagaimana hari ini bisa hidup, urusan besok dipikirkan besoknya lagi. Anak - anak disini anak - anak yang menurutku punya semangat hidup tinggi, ya ada beberapa yang akhirnya tidak bisa dengan baik berkembang menjadi anak - anak kebanyakan. Di sisi lain aku bangga dengan Ibu pemiliki pantinya, karena dari beliaulah anak - anak ini bisa mendaptkan pendidikan yang setara dengan kaum - kaum terpelajar lain. Bahkan sudah ada yang lulus SD di sini. Hebat pokoknya.
kabar buruk HPKU rusak lagi :(
Baca selengkapnya

Rabu, 11 April 2018

minggu 13

minggu 13

hmm sangat banyak agendaku sampai2 lupa menulis, sebenarnya akunya sendiri yang tambah malas ya semoga ngga terulang lagi.

Senin-Selasa, 2-3 April 2018
SS1 dimulai sebuah forum dimana jadi ajang arogansi dalam menghujat Kabinet atas arah gerak yang telah disusunya. Sejarah student summit sendiri dimuali saat zaman presiden Mahardhika Zein SI 2012. Yang sebenarnya bertujuan untuk sinergisasi arah gerak KM ITB. Evaluasi yang ada adalah kebanyakan ga jelas pada maparin program kerja doang. Tujuan lain dari SS ini sebenarnya untuk menyamaratakan periodisasi di awal tahun. Sehingga tidak ada lagi ketimpangan yang terjadi antar himpunan - himpunan yang ada. Selain itu SS ini akan menghasilkan pergerakan KM ITB yang diselaraskan untuk pergerakan yang lebih masif dan berdampak ke depannya. Peregerakan untuk perjuangan kolektif untuk kepentingan orang banyak. 
Satu hal yang harus diingat kenapa kita harus mengikuti SS adalah untuk tahu gerak kabinet di dalamnya. Kenapa Penting? Karena kita lah para pelaksana, sekaligus pengawas dalam semua kegiatan KM ITB yang ada. "If you don't know why? Kamu gak bakal bisa tahu mau ngapain". Guna SS ini juga sebagai sinergisasi timeline terpusat , biar setiap elemen KM ITB dapat benar - benar bisa mengawalnya. 

Rabu, 4 April 
oh no ada forum pemaparan calon ketua KAT dan aku banyak tugas  masyaallah. aku gabisa ikut, tapi katanya si calon ga siap sampai dihujat banyak masa kampus. But, actually ini benar - benar salahku yang gabisa mengatur waktuku sehingga tugas yang ada benar - benar terbengkalai. Sehingga aku ga bisa mengawal pergerakan KM ITB yang ada. Maafkan sekali lagi salahku ini. 

Kamis, 5 April 
Hari ini adalah syukuran wisnite, keren bgt artistiknya dan gimmick2 yang ada di acaranya. walaupun sebelumnya ada hubungan yang renggang antara wisudawan dengan panwis disini semuanya menyatu. namun sayang refleksi yang dateng cuman dihadiri 4 orang dari 18 wisudawan.

Jumat, 6 April ya ini malam yang besoknya wisuda. aku pulang capek, namun ternyata kembali aku merugi dengan apa yang aku sempatkan.

Sabtu, 7 April wisuda ajang pelepasan lulusan2 terbaik dari kampus ganesha ini. kalau ada waktu luag aku mau cerita tenntang wisuda. tapi ya intinya gitu aku ga punya waktu karena akademik juga sangat chaos. penutupan wisuda diakhiri dengan orasi pen-nonhiman olehku.

minggu, 8 April main2 ngerjain tugas, tapi ga efektif. sisanya foto2 bareng anak kolaborasa dan tidur. ohiya sama ngerjain tugas yang ga efektif hehe.
Baca selengkapnya

Senin, 02 April 2018

Minggu 12

BTW minggu kemarin aku kalah futsal, dan apa yang kudapatakan? Bahwa mentalku lemah, mentalku kalah. Mungkin tubuh bisa capek, tapi mental lah yang paling berharga. Melebihi sebuah kecapekan fisik, semangat mengalahkannya. Aku akan membuktikannya besok.

Pesan bang wawan, “Plis lah, sekarang kan kamu udh jadi sosok. Minimal kalau kamu ga lagi mood main, ya kamu gerak2 aja. Semaksimalnya. Jangan melihatkan citra jelek ke anggota. Entar mental mereka down semua. Intinya adalah mentalmu menunjukkan mental anggotamu.

Senin, 26 Maret
Pejalanan minggu ini diawali kembali dari audiensi, Ada pelajaran berharga yang dapat kuambil. Sore sebelum audiensi dimulai, aku disuguhkan informasi bahwa rencana audiensi akan gagal Bahwa kunci ruangan 3202 ga ada. Lalu kami disuruh memutuskan akan berjalan seperti apa nantinya. Ditunda atau tetap lanjut (membelot) dengan kunci illegal suatu ruangan. Dan yang disini hanya dibutuhkan keberanian dan ketegasan seorang pemimpin untuk memutuskan sesuatu. Aku berdiskusi satu jam-an baru menghasilkan keputusan. Selanjutnya audiensi bso-wakahim ga jadi diundur dan tetap berjalan tanpa ada kendala seperti yang kami parnokan.

Gambar  1 Kahim dan Wakahim HMS
Selasa, 27 Maret
Persentasi wisuda pertamaku sebagai kahim. Aku berharap persentasi kali ini akan lancar2 saja, namun ternyata banyak kejutan di dalamnya.
Pertama, kehadiran 2016 sangat ramai, yang aku sendiri tidak menyangkanya. Aku dulu sempat negative thinking dengan kehadiran 2016 di HMS, namun ternyata mereka menyentakku pada malam ini. Kejutan selanjutnya, banyak masukan ternyata dari wisudawan. Aku pun sempat kaget dengan hal ini. Dan yang lebih mengangetkannya lagi tanggapan dari 2016, yang merasa tidak mau kalah. Mereka merasa capek2 nyusun acaranya, tapi banyak dikomen dan tidak diterimasakihkan. Aku berusaha menengahkan pada malam itu. Namun tetap saja masih panas, selanjtunya persentasi berakhir. Doni Kader pun menengahi di belakang forum, ditambah ninis kesra, dan mile ke anak2 yg beramsalah tadi terutama ciwi – ciwinya. Dan diakhiri aku mengajak korlap danlap buat makan2.
Aku hanya bisa berpesan.
“Jangan pernah mengutuk kegelapan, tanpa mau menyalakan pelita di dalamnya”
Rabu, 28 Maret
Persentasi terakhir yeayy, hari ini audiensi sekum-bendum dan sekjen. Ditengah itu aku disuruh juga untuk datang SS di waktu yang sama. Hehe aku serasa jadi mutan yang harus membagi diri menjadi 2 sel hidup. Akhrinya malam ini kelar yee.

Kamis, 29 Maret
Hari ini kelas cuman sampai jam 10. Selanjtunya aku ngobrol dengan pantouw, banyak pelajaran yang kudapat dari dia. Intinya sosokku harus lebih hebat lagi. BAIK DI KELAS MAUPUN DI HMS. Selanjutnya aku harus ketemu bella yang main ke bandung, btw aku bersyukur dia datang, karena banyak hal yang aku dapatkan dari dia, ya semoga aku dapat mencari temen curhat seperti dia. Selantunya aku harus pulang ke sekre buat nugas, dan ternyata ada rapat kongres di sekre. Wah keren ya sekre ku dipakai buat rapat. Selanjutnya, aku nubes sampai pagi. Gak tidur again ya hehe.
Ohiya terkait sekre kayanya harus kuperbaiki lagi deh supaya lebih terlihat nyaman.

Jumat, 30 Maret
Aku buru2 ngelarin tubes, sebelumnya diajak makan2 sama bang komeng di bu tatang. Masjid salman terlihat sepi ketika hari libur walaupun jumatan. Sorenya cepat2 kukelarkan tubes bang-airku dan selanjutnya sore kami berangkat ke kircon untuk pagi harinya kami naik gunung.

Sabtu – minggu.
Sungguh banyak sekali perjalananku naik ke gunugn lawu. Mulai dari berangkat ketemu teman baru, melawan rasa lelah, menyemangati diri, melawan mentalm menguatkan diri, Intinya aku sangat mendapatkan banyak cerita ke tika naik ke lawu ini.



“ Jika kau merasa lelah menghadapi kuliahmu, mungkin kau harus naik gunung”

Baca selengkapnya