Minggu 15
Minggu ini, minggu pertama kuliah di semester genap? Apa
agenda malam ini?
Seperti biasa persentasi dilakukan pada hari senin dan kamis
di minggu ini. Persentasi senin digunakan sebagai metode back up dari
persentasi pada hari sabtu yang dibubarkan karena tidak kuorum. Persentasi ini for the first time dilaksanakan di UKSI,
tempat Studio TA nya para swasta2 HMS. Ya, karena memang beanr – benar tidak
mendapatkan tempat dimanapun di Sipil, karena perizinan yang sangat mepet. Hari
kamis minggu kemarin adalah hari weekdays
terakhir, karena pada jumatnya adalah hari libur dimana kami mengadakan
persentasi pada 2 hari yaitu jumat-sabtu agar keterkejaran materi tersampaikan.
Sedangkan pada saat hari sabtu kami mengadakan persentasi dan harus membubarkan
2016 karena tidak kuorum, maka tidak ada kesempatan lain meminjam ruangan
selain hari seninnya. Peminjaman ruangan ditolak, dan akhirnya kita
melaksanakan nya di Alsi. Di luar dugaan jumlah pankad yang datang melebihi
ketentuan kuorum dari kami, yang mensyarakatkan 80 orang, dan didata ada 110
orang yang datang. Ya, baru pertama kali itu aku melihat 2016 sebagai angkatan
terbawah saat ini, begitu kompaknya saling bahu membahu satu sama lain. Saat
itu pula aku sadar bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini. Ya seperti
buku yang pernah kubaca, Semua hal yang terjadi di dunia berawal dari pikiran
yang optimis, lalu frekuensi itu ditransfer ke semesta, lalu semesta akan
segera membalasnya dengan sebuah resonansi sama dalam bentuk perasaan. Nah
perasaan optimis inilah yang akan membuat permintaan menjadi kenyataan. Persentasi
selesai pukul 01.45, lalu dilanjut makan malam di Dwi Lingga bersama anak –
anak kadpas.
suasana persentasi back up |
Selasa aku tidak terlepas dari sebuah rasa kantuk yang
sangat mendera. Minggu kuliah ini beda dengan minggu magang di Bandung. Ku kira
aku akan sangat enak di minggu kuliah, karena kerjaan minggu magang yang sangat
monoton, tapi ternyata salah besar. Minggu kuliah membuat jadwalku sangat
dinamis, beda ketika minggu – minggu magang yang penuh dengan jadwal teratur,
walau akhirnya aku sama sekali tidak bisa olahrga pada saat itu, ya maklumilah
aku selalu buruk mengatur waktu tidak seperti TPB.
Rabu, Idul Adha. Ya sebuah momen , yang cukup membuat kita
rehat sejenat dari semua hal ini. Untuk selanjutnya memumpuk semangat untuk
melewati hari - hari lainnya. By The Way, minggu ini adalah minggu
dimana Sekolah Danlap telah dimulai, literally
hampir setiap hari Aku, Naresh, Cici, Kenan, dan Alif menyekolahkan mereka dan
puncaknya ada pada saat hari Sabtu dini hari diringi prosesi pelepasan di kota
dan wawancara terpilihlah Danlap Kadpas
yaitu Teng, Cipay, dan TB.
Hari ini, hari sebenarnya eksekusi kadpas. Bisa dibilang
mereka menunjukkan performa yang cukup baik. Aku tak lupa datang untuk memberi
motivasi di awal, entah merasuk ke mereka atau tidak, setidaknya aku
menunjukkan bahwa aku sangat menyupport kegiatan ini. Setelahnya adaah talkshow
dari Aku dan Andro, cukup baik penyampaian kami, dan aku berharap semuanya
tertrigger untuk bergerak lebih di HMS.
Hingga suatu sore, aku yang sedang membaca buku akhirnya
diguraukan oleh pertanyaan iseng dari Ismi “Kak, Massa emang sengaja ga dating ya
Eksekusi ini?” Di satu sisi aku kelagapan menjawabnya, dan di sisi lain ada
seseorang yang menunggu untuk mendengar suatu jawaban konkret. Akupun hanya
bisa berkata “Ya, udah diajakin tapi masing – masing punya agenda sendiri
-sendiri. Lain kali kalau ada informasi eksekusi ajak – ajakin nya leawt grup
besar ya mi” (Lho, jadi aku yang lempar batu sembunyi tangan). Di situ aku
benar - benar merasa bahwa diriku gagal
membawa massa. Mungkin aku hebat bisa menampakkan sosok yang mempunyai aura
kepemimpinan, tapi secara pengaruh aku NOL besar. Sejenak aku mer-refleksikan
sejenak jalanku sebagai Kahim. Seharusnya ranah sebagai Kahim adalah ranah aku
bisa benar – beanr meng-aktualisasikan diriku dengan setinggi – tingginya.
suasana Andy Orasi |
suasana pankad selesai day 1 |
Aku yang pernah bilang pada diriku sendiri (dan mungkin
orang lain), berkata bahwa ranah kahim adalah ranah dimana kita lebih banyak
belajar. Tapi melihat diriku saat ini, aku merasa aku sangat amat tidak jauh
bebeda seperti jadi kahim di momen – momen awal. Ada 3 hal yang sebenarnya adalah
porsi belajar penting bagiku :
1. Menjadi kahim adalah membuat kita menjadi sosok
pemimpin sekaligus role model
Ya, sebenarnya akan terbayang, seharusnya role model yang baik seperti apa.
Jadilah orang yang kamu sendiri suka untuk memandang orang itu harus seperti
itu, Pemimpin harus berani, adil, tanggung jawab, tegas, pengayom, dll. Di sisi
lain, pemimpin akan mempunyai sosok negarawan yang melekat di didirnya. Artinya
dimanapun kalian berada, kalian harus bisa menjaga sikap baik perkataan maupun
perbuatan. Sebagai negarawan kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang dapat
dihormati oleh orang lain. Oleh sebab itu, Aku sudah tidak ada kesempatan lagi
bertingkah, konyol, childish, gampang tidur di kelas, egois, ngomong tidak
lancar, dan tidak bisa jaga wibawa. Aku harus benar - benar menjadi pemimpin yang bisa dipandang
dan dihormati.
2. Memiliki pengaruh besar ke orang lain
Pemimpin tanpa balutan pengaruh, seperti mobil tanpa sebuah
roda yang melengkapinya. YA, mogok tak bisa jalan. Anggota yang kita pimpin
ibarat roda yang membawa kita bergerak jauh kemanapun kita ingin. Makanya, tak
lengkap jika hanya mimpi yang diejawantahkan dengan arahan, dengan tidak ada
yang menggubris bahkan melaksanakan arahan itu. Aku sangat kurang di pengaruh,
aku masih jalan sendiri, makan sendiri, kemana – kemana sendiri kaya tidak ada
temannya. Pemimpin justru yang mampu membawa orang lain ikut dengan dia
mencapai tujuannya. Aku haru berubah!
3. Dan Menggapai mimpi yang telah di susun
Dan pemimpin yang terakhir adalah pemimpin yang mampu
menggapai mimpi yang disusun. Supaya kelak apa yang diamanahkan massa dapat
dipertanggungjawabkan. Supaya semua kepuasan batin akan dijawab dengan
terlaksananya mimpi – mimpi itu. Sampai saat ini aku kurang idealis menjaga
mimpi. Maka besok, aku harus berpegang teguh dengan mimpiku itu.
Selesai.