Apabila kalian
sudah berada di taman surga maka berbahagialah. Taman surga di sini maksudnya adalah
majelis zikir sebagaimana hadits “Barang siapa yang menempuh suatu jalan
untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Mushonnif (penulis)
memulai dengan bacaan bismillah. Dalilnya “Setiap perkara penting yang tidak
dimulai dengan bacaan bismillah, maka amalan tersebut terputus berkahnya.”
(HR. Al Khatib). Kemudian apa beda Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam Bismillahirrahmanirrahim?
Ar-Rahman berlaku untuk seluruh manusia sedangkan Ar-Rahim hanya untuk
muslim saja. Lalu Mushonnif memulai dengan bacaan hamdalah dan sholawat. Dua
hal inilah yang menjadikan sesuatu hal akan diturunkan keberkahan di waktu
tersebut.
Segala puji bagi
Allah yang mengutamakan Bani Adam dengan ilmu dan amal di atas Alam Semesta.
Bani Adam di sini merujuk arti kita sebagai manusia bukan hewan, tumbuhan,
maupun jin. Tujuan atau inti dari At-thoriqul mushkil (jalan yang
mengantarkan ilmu) adalah untuk beramal. Di mana yang mendapatkan fadhilah luar
biasa ini hanya orang-orang yang dikhususkan oleh Allah untuk mendapatkan
bagian yang begitu berharga yaitu Ilmu Agama. Dalilnya “Sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan
ilmu, maka barang siapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian
yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Yang menjadikan perbedaan
besar antara seorang yang berilmu dan yang tidak berilmu adalah tatkala ia
mengamalkan ilmunya. “Al-Ilmu Bi Laa Amalin Ka-Asyajari Bi Laa Tamarin” yang
artinya “Ilmu yang tidak di amalkan bagai pohon yang tak berbuah”.
Dijelaskan di kitab Shahih Bukhori, “Dikatakan untuk berilmu dulu sebelum
berbuat.” Sesungguhnya berilmu itu tidak hanya dengan memiliki ilmu saja
tapi juga beramal. Jika ia sudah mumpuni dengan ilmunya maka kedudukannya akan
tinggi di sisi Allah SWT karena Allah mengangkat derajat orang-orang yang
berilmu.
Kemudian setelah
memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi SAW, di sini Syekh Burhanuddin Az-Zarnuji
menyifati Nabi SAW dengan sayid atau tuannya orang-orang Arab dan Ajam. Orang Ajam
secara umum yang dijelaskan di sini adalah Semua bangsa Non-Arab dan secara
khusus adalah Romawi dan Persia. Ditambahkan oleh Syekh Shalih bahwa sesungguhnya
kepemimpinan Nabi SAW tidak dikhususkan pada Arab dan Ajam saja, karena Nabi
SAW bersabda “Anna sayyidu waladil adam” (HR. Muslim) artinya “Aku
adalah sayyid dari seluruh anak Adam”. Namun di waktu yang lain Nabi SAW
mengatakan bahwa yang sayid itu adalah Allah. السَÙŠِّدُ اللّÙ‡ُ
تَبَارَÙƒَ Ùˆَتَعَالى “As-Sayyid adalah Allah tabaraka wa ta’ala” (HR. Abu Dawud:
4808, dishahihkan oleh al-Albani)
Apakah keduanya
bertentangan? Maka di sini kita harus bersikap kritis dan menundukkan akal.
Maksudnya hadits yang kedua bahwa Allah adalah Sayyid diartikan secara hakikat.
Dan Nabi SAW adalah Sayyid bagi anak cucu adam dalam artian keutamaan yang
diberikan Allah kepadanya. Mushonnif di sini mengkhususkan Arab dan Ajam karena
keduanya berpengaruh di dunia saat itu dan dalam waktu yang sangat panjang.
Karena itulah disebutkan bahwa sayidnya Nabi SAW hanya khusus kepada kedua bangsa
ini saja. Namun Syekh Shalih menyebutkan “Jika Nabi SAW saja sudah disebut
sebagai Sayyid kepada kedua bangsa ini dan dengan dua jenis manusia ini, maka
Nabi SAW lebih berhak lagi untuk menjadi sayid bagi manusia dari jenis lainnya.”
Kemudian Mushonnif menyebutkan
Sholawat serta Salam kepada keluarga dan Sahabat Nabi SAW. Kemudian menqiyaskan
sahabat sebagai yanabik (Mata Air). Maka yang dimaksud Mata Air di sini
adalah poros keilmuan mereka dikarenakan mereka yang menyaksikan langsung ilmu
turun. Dan nabi menyampaikan ilmunya langsung secara dirayah (pengolahan
sanad hadits) dan riwayah (pengolahan isi hadits berikut ushul-ushul haditsnya).
Kemudian sahabat mengumpulkannya secara dirayah sehingga kedudukan
mereka istimewa di sisi Allah.
Kemudian dijelaskan
bahwa Hikmah adalah sesuatu yang mengena. 3 syarat suatu perbuatan dapat menjadi
yanbaghi (dapat menjadi hikmah) yaitu:
- Perbuatannya
tepat,
- Di waktu
yang tepat, dan
- Dengan cara
yang tepat
Disebutkan mengapa Syekh
Zarnuji mewajibkan dirinya untuk membuat kitab ini. Alasannya adalah karena dasarnya
banyak orang di zaman Syekh Burhanuddin Zarnuji yang berusaha untuk menuntut
ilmu akan tetapi mereka tidak sampai pada ilmu tersebut. Artinya mereka sudah
menuntut ilmu namun tidak sampai pada tujuan, atau tidak tahan selama
prosesnya, dan ia tidak juga mendapatkan kebermanfaatan ilmu untuk diri sendiri
maupun orang lain, serta ia tidak mendapatkan buah dari ilmu tersebut.
Faktor Penghambat
Ilmu Sebabnya ada 2 yaitu: Di mana mereka salah dalam mengambil jalan,
dan mereka meninggalkan syarat-syarat untuk mengetahui, mendapatkan serta
bertahan di jalan tersebut. Maka setiap yang jalannya salah maka ia pasti akan
tersesat. Akibatnya tujuan mereka tidak tercapai dan mereka tidak akan
mendapatkan ilmu kecuali hanya sedikit. Dengan kata lain mereka buang-buang
waktu.
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.