Adab harus
menghiasi keseharian seorang muslim terutama dalam untuk menuntut ilmu. Ada beberapa
dalil dalam menuntut ilmu yaitu:
- Hadits bersumber
dari Anas bin Malik RA, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa
keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia
kembali.” (HR. al-Tirmidzi).
- Hadits dari
sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, "Menuntut ilmu itu
wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224)
- Di dalam hadits
dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda: إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan
keShalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
- Dalam Kitab Fathul
Bari, Ibnu Hajar menyebutkan: وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ “Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang,
baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga
mendefinisikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul
Bari, 10/400).
Adapun dalam Syarah
atau Penjelasan Kitab Ta’lim Muta'allim Thoriqun Ta'alim berikut disebutkan
bahwa Penulisnya adalah Syekh Burhanuddin Al-Zarnuji Al-Hanafi. Sedangkan
Pensyarahnya adalah Syekh Shalih bin 'Abdillah Hamad Al 'Ushoimiy di mana
beliau masih hidup dan aktif mengajar di Saudi saat ini.
Adapun Kata
Pengantar dari Syekh Shalih, Beliau membuka dengan pujian kepada Allah dan
shalawat kepada Nabi Muhammad. Kata pengantar Syekh Shalih ini disampaikan pada
saat Dauroh Syekh Burhanudin ke-11. Ada 6 bagian dalam Kata Pengantar yang membahas
mengenai perkenalan terhadap penulisnya:
- Syekh
Burhanudin tidak diketahui ayah maupun kakeknya.
Dan
kalaupun ada yang tahu maka diragukan kevalidannya. Ada sebuah adab di daerah
Arab di mana kalau ada nama atau julukan burhan maka nama aslinya adalah
Ibrahim sebagaimana jika ada nama Abdurrahman adalah pengganti atau laqob dari
Wajihuddin, sebagaimana juga Ahmad laqobnya adalah Solehudin. Sebagai informasi
nama Abu bakar adalah kunyah dan As-Sidiq adalah laqob. Anak kecil pun sudah
boleh memiliki kunyah sebagaimana dalilnya: “Wahai Abu ‘Umair ada apa dengan
nughair?” Anas berkata, “(Nughair) adalah burung kecil yang dia (Abu ‘Umair)
biasa bermain dengannya.” (HR. Bukhari no. 6129, 6203 dan Muslim no.
2150). Adapun mengenai ini, Syekh Jubaidi punya kitab-kitab yang membahas
tentang laqob.
- Tidak
diketahui tanggal dan tahun pastinya lahirnya Syekh Burhanuddin Zarnuji.
Namun yang diketahui beliau lahir di akhir Abad ke 6H, sekitar Tahun 550H
ke atas.
- Syekh Burhanuddin
Zarnuji belajar dari ayahnya.
Ayahnya
seorang yang Shalih, dan anaknya juga Shalih. Nikmatnya anak memiliki ayah yang
Shalih adalah bahwasanya anak bisa belajar dari ayahnya dan anak bisa
mengamalkan apa yang diajari oleh ayahnya sehingga ayahnya mendapatkan amal jariah.
Adapun Ali bin Abi bakar & Hasan bin Ali yang mana kemungkinan keduanya
adalah ayah dan anak adalah guru dari Syekh Zarnuji.
- Murid-murid Syekh
Zarnuji tidak diketahui secara jelas siapa saja namanya
- Karya atau
Karangannya Syekh Zarnuji adalah Kitab Ta'limul Muta'allim Tariq
At-Ta’allum.
Dan
tidak diketahui kitab lainnya lagi. Namun bukan berarti kita mengatakan tidak
ada karya lain dari beliau. Bisa jadi ada namun belum diketahui. Kitab Ta'limul
Muta'allim tersebut sudah eksis selama 600-an tahun, dan masih dipelajari
hingga saat ini.
- Syekh
Zarnuji meninggal atau wafat dalam keadaan syahid pada awal abad ke 7
(Sekitar 600H - 650H). Namun, tahun spesifiknya tidak diketahui.
Adapun mengenai
pembahasan tentang isi kitabnya, dikemukakan bahwa telah ditetapkan tentang
judulnya yaitu Ta'limul Muta'allim Thariq At-Ta’allum. Nama kitab ini
dinisbatkan kepada Syekh Al-Zarnuji sehingga jika ada yang mengaku-mengaku
sebagai pengarang kitab ini maka bisa dibantah. Kevalidan nama ini didapat dari
2 sumber yaitu: biografi dan kitab aslinya.
Penisbatan ini
didasari karena tidak ada penjelasan kitab Ta'limul Muta'allim yang dinisbatkan
selain kepada Syekh Al-Zarnuji. Judul kitab ini menjelaskan tentang jalan
menuntut ilmu dan bagaimana menyifati sifat penuntut ilmu yang akan
mengantarkannya kepada ilmu. Derajat kitab ini termasuk karangan yang luar
biasa, dan memiliki kandungan yang tinggi dan bermanfaat.
Adapun cara
menjelaskan Syekh Zarnuji dalam kitabnya adalah dengan membahas tentang faslun
(bab-bab) yang berjumlah sekitar 13. Faslun yang ada berisi ayat
Al-Quran, Hadits Nabi, perkataan salaf (orang terdahulu), dan syair-syair.
Dibalik kitab yang bermanfaat ini ada sedikit catatan penting dari Syekh Shalih
yaitu di mana Syekh Zarnuji agaknya kurang memperhatikan dalam takhrij hadits
beserta riwayat-riwayatnya dan tidak dijelaskan urutan-urutan sahihnya. Dan
bahkan di dalam kitab ini dapat kita temui hadits yang maudhu, yaitu hadits
yang tidak ada riwayatnya atau bisa disebut hadits palsu. Maka sebagai penuntut
ilmu yang bisa kita lakukan adalah mengikuti syarahnya dari Syekh Shalih karena
beliau merupakan guru yang mumpuni. Dibalik beberapa hadits yang tidak shahih
tersebut sebenarnya juga terdapat manfaat yakni kita jadi dapat belajar
muamalah untuk memaklumi. “Undzur ma qola wala tandzur man qoola” yang
artinya “Lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang
menyampaikan.” Itulah kenapa pentingnya belajar dengan syarahnya. Dan kitab
ini banyak berisi pendapat-pendapat dari ulama mazhab Hanafi.
Mengapa kita Wajib
membaca kitab ini setidaknya ada 3 alasan:
- Karena bagi
penuntut ilmu, jika mereka sudah tahu jalan terbaik dalam menuntut ilmu
maka akan lebih mudah dalam mendapatkan ilmu tersebut. Sehingga buku ini sangat
membantu proses dalam menuntut ilmu.
- Banyak
penyakit penuntut ilmu adalah ketidaktahuannya akan jalan menuntut ilmu.
Dan salah satu yang menolong penuntut ilmu adalah dengan membaca kitab
ini.
- Dan bahkan menjadi
sebuah keharusan dari jamaah penuntut ilmu sebelum memulai jalan menuntut
ilmu didahului dengan membaca kitab ini sebelum mempelajari ilmu-ilmu yang
lain.
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.