Rabu, 14 Agustus 2024

Pertemuan 1 Kitab Fadhlul Islam

A.     

Al-Muallif (Pengarang) Syekh Muhammad Sholih Bin Utsaimi membawakan beberapa dalil dari Al-Quran dan Hadits Nabi SAW, yang menunjukkan keutamaan daripada Al-Islam

  1. Surat Al-Maidah: 3

“...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu...” Ayat ini mengabarkan dan menginformasikan kepada kita akan kesempurnaan daripada agama Islam. Al Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab Tafsir beliau mengatakan “Dengan adanya ayat ini tidak ada lagi agama dan ajaran melainkan yang datang dari Nabi SAW”. Walaupun pada hakikatnya ayat ini berkaitan dengan hewan buruan, syariat, dan tata cara dalam berburu namun Allah SWT tetap menutup dengan bunyi ayat di atas. Kita katakan yang menjadi tolok ukur kaidahnya adalah keumuman lafaz, bukan sebab turunnya ayat. Jadi keumuman lafaz dari ayat ini menginformasikan bahwasanya Islam adalah agama yang sempurna dan diridai oleh Allah pada semua sisi dan perkara. Semuanya telah disempurnakan oleh Allah dan semua ajaran Islam diridai oleh Allah serta nikmat terbesar adalah agama Islam yang diberikan kepada kita.

Asy-Syaikh Sholih Al-Utsaimi berkata, bahwasanya makna dari kata Al-Fadhlu (Keutamaan) dalam syarahnya adalah, “Kebaikan-kebaikan secara khusus yang menjadikan Islam itu lebih unggul daripada yang lain.” Banyak kebaikan-kebaikan yang ada di dalam Islam dan kekhususan-kekhususan di dalam Islam yang menjadikannya lebih unggul daripada semua agama mana pun di muka bumi ini. Ma’ruf daripada perkataan orang-orang Arab yakni, “Sesuatu yang disebut unggul apabila hakikatnya tampak di hadapan manusia, dapat dilihat dan bukan hanya sekedar pengakuan.” Kalau sekedar pengakuan, semua orang bisa ngomong, tapi jika tampak maka semua orang bisa menilai.

Maka Syekh Ramdani berkata “Andaikan semua agama dan ajaran di muka bumi ini dikumpulkan menjadi satu, maka Islam dengan sendirinya akan tampak dengan segala kebaikannya.” Maka orang akan menilai Islam itu luar biasa. Itu yang mamanya Fadhilah, secara hakikatnya sudah tampak. Cukup seseorang menilai dengan melihat bagaimana seseorang menjalankan Islam.

Maka di sinilah diketahui Fadlul Islam, bahwasanya Islam adalah agama yang memiliki keutamaan. Kita ambil contoh apa yang dikatakan kafir musyrik pada zaman Abu Dzar Al-Ghifari. Kafir ini hidup di tengah sahabat yang mengamalkan semua ajaran Nabi. Bahkan sesuatu yang para sahabat tidak suka tapi Nabi lakukan, maka tetap diamalkan. Inilah antusiasme sahabat. Yang membuat orang musyrik ini takjub hidup di tengah sahabat, yaitu pada perkara biasa saja kaum muslimin menjalankan adabnya, dan terdapat ilmunya. Kemudian ia datang kepada Abu Dzar dan berkata “Wahai Abu Dzar sesungguhnya Nabi kalian telah mengajarkan semuanya, bahkan perkara WC saja diajarkan”. Maka Abu Dzar berkata “Benar sesungguhnya Nabi kami telah mengajarkan segala sesuatu sampai perkara WC”. Inilah yang membuat orang takjub. Bahkan dalam Riwayat lain Abu Dzar menambahkan “Bahkan burung yang mengepakkan sayapnya juga diajarkan.” Inilah Islam yang tampak dengan segala kelebihannya.

  1. Hadits Nabi

Di antara keunggulan dan keutamaan Islam, bahwasanya islam itu mengajarkan kita baik perkara dunia maupun akhirat. Perkara dunia yakni Nabi mengajarkan tentang adab-adab dalam bermuamalah yaitu hubungan antara sesama. Kita diajarkan agar berbicara yang baik ketika kita bermuamalah. Dan Nabi mengatakan “Berkata yang baik adalah sedekah.” (HR Bukhari). Artinya ini anjuran untuk berkata yang baik dan membahagiakan orang. Asal perkataan yang benar, jangan membahagiakan tapi bohong.

Bahkan dalam hadits lain Nabi mengatakan “Sebaik-baik amal saleh adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman(HR. Ibnu Abi Dunya). Ini mengajarkan bahwa dalam bermuamalah kita harus menyenangkan hati orang lain.

Kemudian dalam bermuamalah harus tersenyum sebagaimana haditsnya “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (HR Tirmidzi no 1956). Walaupun realita tidak sesuai dengan hati kita, -misalnya lagi marah atau tidak nyaman- kita tetap bisa membentuk wajah kita bahagia dan menunjukkan senyuman guna mendapatkan pahala sedekah. Dan Nabi SAW memiliki senyum yang paling indah.

Hadits lainnya "Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani). Atau hadits ““Wahai wanita-wanita muslimat! Janganlah seorang jiran wanita menghina (hadiah atau pemberian) jirannya, walaupun hanya kuku kambing.“ (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim). Ini semua adalah anjuran untuk berbagi.

Terkait muamalah, Islam juga mengatur bagaimana muamalah dengan anak dan istri, Nabi bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)(H.R. Ibnu Majah No. 1978). Kemudian terdapat Hadits yang mengajarkan adab sebelum tidur. Bahkan masuk ke WC saja ada puluhan sunah, dan ini adalah perkara duniawiyah. Jika dalam urusan duniawiyah dan urusan yang rendah saja Islam mengajarkan kepada kita secara sempurna, maka tentu dalam ajaran beramal dan beribadah Islam mengajarkannya lebih sempurna kepada kita. Kaum muslimin saat ini masih terjerat dan berbicara masalah khilafiah, tapi orang-orang kafir Sudah sampai ke bulan. Tapi ke bulan adalah masalah dunia, maka hendaknya kita lebih teliti masalah akhirat.

  1. Al-Anbiya: 107

Kemudian keutamaan Islam adalah Agama Rahmatan Lil Alamin. Dalilnya “Kami tidak mengutus kamu Muhammad selain sebagai Rahmatan Lil Alamin.”  Surat Al-Anbiya Ayat 107. Apa definisi Alam? Apakah Langit dan Bintang? Alam adalah segala sesuatu selain daripada Allah. Artinya Alam adalah semua makhluk ciptaan Allah. Ibnu Abbas mengatakan Alam adalah langit, bumi, manusia, jin, hewan, malaikat, dll. Maka dibawanya Islam oleh Rasulullah adalah Rahmat bagi semua Alam, yakni bagi manusia, hewan, lingkungan bahkan bagi syaitan sekalipun.

Jadi kalau orang melihat ajaran Islam itu adalah benar-benar penuh dengan Rahmat. Maka Ketika Nabi menawan orang kafir, maka Nabi mengikatnya di tiang masjid supaya mereka dapat langsung melihat ajaran Islam. Dan hampir semua kafir yang diikat di sana, akhirnya masuk Islam karena melihat langsung aktivitas kaum muslim.

Bahkan dalam perang pun Islam penuh dengan Rahmat. Misalnya tidak boleh mencincang mayat, merusak pohon, membunuh wanita dan anak-anak, dll. Ketika Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, para pendeta dibiarkan hidup di gereja. Maka karena sikap rahmatnya itu sehingga sebagian dari mereka masuk Islam. Hal itu karena mereka menyaksikan sendiri rahmatnya.

Dalam kehidupan bertetangga juga dianjurkan memberi rahmat bahkan kepada orang kafir. Dalam Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. berkata, “Aku mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Janganlah kalian menolak pengemis, meskipun dia kafir’. Lalu seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Nabi, apakah kita boleh menyedekahkan sebagian harta kita kepada orang kafir?‘ Nabi Muhammad SAW menjawab, ‘Ya. Sesungguhnya mereka itu salah satu dari makhluk Allah SWT. Sesungguhnya sedekah itu benar-benar jatuh dari tangan ar-Rahman’.” Maka Hadits ini menjadi dalil Ketika bersedekah dengan mereka. Bahkan Abdullah bin Amr di Yaumil Atba’ mengatakan “Sisakan daging kalian kepada tetangga kalian (Maksudnya Yahudi dan Nasrani).” Kita sendiri tahu manusia yang paling keras permusuhannya adalah Yahudi. Namun Islam tetap mengajarkan sikap Rahmat kepada mereka.

Rahmat kepada binatang juga demikian. Yakni menyembelih harus dengan pisau tajam supaya tidak menyiksa hewan. Jika pisau tajam disembelihkan ke hewan, maka dia tidak tersiksa. Selain itu jangan melihatkan pisau di depan hewan, karena bisa membuat dia bisa stres. Saat menggeret hewan juga tidak boleh kasar. Kemudian tidak boleh menggiling hewan.

Di Zaman Nabi ada seseorang Lelaki memukul kuda, kemudian Nabi melarangnya. Lalu Nabi mendekatinya, ternyata hewan ini terlalu banyak dibebani, maka Nabi mengingatkan lelaki ini akan hak hewan yakni jangan membebani di luar kapasitasnya. Ini rahmat kepada hewan.

Tidak boleh membunuh hewan selain yang disyariatkan. Tidak boleh membunuh dengan sengaja. Hewan yang boleh dibunuh secara sengaja adalah Ular dan Cicak. Ada yang mengatakan sebab bolehnya membunuh Ular karena menurut pakar sejarah dia yang mengeluarkan Adam. Kemudian Cicak, karena dia meniup api Nabi Ibrahim saat dibakar. Kemudian hewan yang boleh dibunuh adalah Anjing Hitam, Burung Gagak, Burung Elang, Tikus, dan Kalajengking. Secara syariat hewan ini diperintahkan untuk dibunuh, karena hewan-hewan ini membahayakan. Adapun selain itu tidak boleh membunuhnya, kecuali secara syariat mereka memang tabiatnya mengganggu.

Kemudian ada hewan-hewan yang tidak boleh membunuhnya, walaupun secara tabiat dia mengganggu. Contohnya Katak karena suaranya itu adalah dzikir. Ustadz saat hidup di rumah panggung dulu, di bawahnya berbunyi suara kodok, maka seharusnya kita menikmati dan membersamai mereka dalam dzikir. Sebagaimana Nabi Daud yang bertasbih Bersama burung-burung. Maka jangan merasa terganggu. Kemudian semut, tidak boleh kita membunuhnya. Tawon tidak boleh membunuhnya. Dalam ilmu fiqih, baik hewan yang tidak dilarang maupun dilarang membunuhnya, maka kita dilarang untuk memakannya. Bahkan penuntut ilmu di dalam Hadits itu didoakan oleh semut-semut di lubang yang memohonkan ampunan dan berdoa untuk penuntut ilmu. Dan semua semut ini mendoakan kepada penuntut ilmu. Kenapa semut dan hewan memohonkan ampunan kepada para penuntut ilmu? Karena dengan ilmu yang dipelajari akan menjadi Rahmat bagi merek. Kalau mereka tahu agama maka menjadi Rahmat bagi hewan-hewan. Dulu manusia itu membakar sarang semut. Karena kejahilan kita dulu kita siram pakai bensin, lemparkan api, dan membakar semua semut. Nah kalau orang sudah paham agama, maka ilmu itu menjadi Rahmat bagi semua hewan.

Kemudian di antara keunggulan dan Fadhilatul Islam adalah bahwasanya Islam memberikan solusi bagi problema hidup. Islam mengajarkan kita poligami, itu solusi dalam kehidupan. Apalagi Nabi mengatakan “Perbandingan Laki-Laki dan Wanita di hari akhir itu 1:50” Artinya jika seorang wanita menikah maka 49nya tidak kebagian. Itu pun kalau poligami, masih 46nya tidak kebagian. Dimana-mana jumlah perempuan pasti lebih banyak. Maka Islam mengajarkan solusi di setiap kehidupan.

Ustadz tidak tahu kenapa zaman sekarang, wanita lebih menakutkan. Padahal zaman dahulu wanita itu samina wa atona kepada kaum laki-laki. Ustadz pernah mendengar sebuah obrolan, ada seorang pembicara mengatakan “Kalau dulu seorang istri itu mendahulukan suaminya daripada anak, kalau sekarang terbalik seorang istri mendahulukan anak daripada suami.” Dulu ibu Ustadz lebih mendahulukan suaminya daripada anaknya. Bahkan mertua Ustadz mengajarkan lebih mendahulukan suami daripada anak. Entah apa kekuatan yang membuat Wanita sekarang menaklukkan laki-laki.

Kemudian Allah berfirman, pada ayat di atas ada 3 poin utama:

  1. Islam agama yang sempurna dan Allah-lah yang menyempurnakan Islam.
  2. Allah memberikan nikmat kepada kita berupa Al-Islam. Islam ini nikmat terbesar daripada apa pun.

Bahkan dalilnya adalah “Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat)(QS al-A’raaf:178). Karena jaminannya adalah surga dan Allah. Dalam Hadits disebutkan “Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim.” Dalam riwayat lain disebutkan “tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang mukmin.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islam itu artinya berserah diri untuk beribadah hanya kepada Allah saja. Orang yang berada di dalam Islam jaminannya adalah surga Allah SWT. Dalam Hadits dikisahkan jika pelaku dosa dimasukkan kepada neraka dan berkumpul bersama Nasrani dan Yahudi. Maka orang kafir ini berkata? “Kenapa kamu orang Islam masuk kepada neraka? Bukankah Islam itu agama yang benar? Maka orang muslim berkata “Benar sesungguhnya kami umat muslim, dan karena dosa kami Allah murka dan menaruh kami ke neraka” Allah mendengar percakapannya, lalu memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan semua orang Islam di dalam neraka. Maka orang kafir itu berangan-angan dalam kesedihan “Andaikan dulu aku menjadi seorang muslim” Maka digambarkan dalam ayat Quran “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.” Maka orang muslim itu ada yang tanpa hisab dan masuk surga, dan ada juga yang Allah masukkan ke neraka dahulu untuk menyucikan dosa mereka. Maka Islam itu adalah nikmat terbesar.

  1. Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah SWT.

Sungguh ayat ini menunjukkan kelebihan dari agama Islam. Maka orang-orang Yahudi Ketika membaca ayat ini mereka berkata kepada Umar bin Khattab “Wahai Amirul mukminin telah diturunkan kepadamu sebuah ayat di mana jika ayat itu diturunkan maka ayat itu akan kami jadikan hari besar yaitu Al-Maidah:3” Itu tabiat dan tradisinya Nasrani dan Yahudi di mana menjadikan semua aspek sebagai hari besar. Maka Umar berkata “Sesungguhnya ayat itu turunnya di padang Arafah, dan merupakan ayat yang terakhir turun.” Ketika Nabi SAW berkhotbah di Arafah, Nabi mengatakan “Apakah kami telah menyampaikan agama ini kepada kalian?” Maka para Sahabat menjawab “Benar” Lalu Nabi berkata “Ya Allah saksikanlah bahwa aku telah menyampaikan seluruhnya.” Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Nabi berkata “Aku diutus oleh Allah untuk menyampaikan agama Islam dengan jelas bagaikan siang bolong.” Maka jalankan saja Islam, karena masih banyak amal Sholeh yang belum kita amalkan, jangan beralih ke yang lain. Dalam Sholat saja ada 600 sunah kata Imam Tirmidzi, namun banyak yang tidak kita amalkan. Sayangnya kita belum bisa mengamalkannya semua, namun kita sudah mendatangkan amalan-amalan yang baru. Ini sangat tidak beradab. Demi menegakkan sunah kita sudah mengamalkan yang lain.

Dalil “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1). Ibnu Katsir menjelaskan maksud mendahului di sini adalah engkau melakukan apa yang tidak dikerjakan oleh Rasul. Maka masih banyak ibadah yang belum kita garap, jangan kita menghancurkan ajaran-ajaran yang tidak ada contohnya. Maka ayat ini bukti bagi Nabi bahwa ajaran Islam telah disampaikan semua. Dan penyair berkata “Apabila telah sempurna sesuatu maka dia justru akan berkurang kalau ditambah.”

 

QNA

  1. Terkait hewan penganggu, apakah nyamuk termasuk mengganggu? Iya termasuk. Jadi kaidahnya pertama kita membunuhnya, di mana syariatnya sudah menjelaskan secara langsung. Ada juga hewan yang kita disuruh membunuhnya tapi tidak disebutkan dalam syariat. Sehingga kaidahnya semua hewan yang tabiatnya mengganggu, maka syariat memperbolehkan membunuhnya walaupun secara nas syariat tidak menjelaskan secara detail mengenai hal tersebut. Nyamuk jelas mengganggu..
  2. Dalam Al-Maidah : 3 itu awalnya pemburuan hewan lalu penyempurnaan syariat apa hubungannya? Awalnya ayat itu menjelaskan kaidah untuk berburu hewan, maka artinya sudah jelas bahwa Islam itu sudah sempurna, di mana sudah mengatur semua mengenai hal ini.
  3. Jika ikan bagaimana membunuh yang benar? Cara membunuh yang baik adalah dengan memancingnya lalu membiarkannya mati di darat. Kalau memukulnya kita lihat dulu. Kalau dia mengganggu, misalnya ikan yang bergerak cepat ketika ditangkap nelayan, maka dalam kondisi seperti itu kita pukul dia. Karena ada beberapa ikan yang berbahaya dengan menusukkan sesuatu yang beracun.
  4. Yang disebut sempurna dalam agama ini batasannya bagaimana, karena dalam furu’ banyak terjadi perbedaan? Sempurna ini dalam perkara dunia dan akhirat. Adapun dalam agama ini batasannya dalam dalil. Kita mengedepankan Quran dan Hadits bukan perkataan ulama, karena ini yang menjadi penyebab penyempurnaan agama Islam. Sebab terjadinya perbedaan di antara para ulama adalah:
    1. Karena yang satu sudah sampai dalilnya dan yang lain belum. Imam Syafii tidak mendapati Hadits yang menjelaskan hal tersebut, kemudian berijtihad. Namun Imam Ahmad telah mendapatkannya maka ijtihadnya berbeda. Karena zaman dahulu terbatas dalam mengakses Hadits. Maka perbedaan itu yang membedakannya. Tentu kita mengikuti Hadits, karena sudah ada dalil dan petunjuk yang jelas.
    2. Yang kedua yakni sama-sama punya dalil namun pendapatnya berbeda-beda. Maka di sana terdapat perbedaan, yakni yang satu mendapatkan Hadits yang Shohih dan yang satu Dhoif. Maka ini area ahli Hadits yang menentukan mana Hadits yang Dhoif dan Shohih. Misalnya kenapa waktu buka puasa ada yang membaca doa berbeda “Allahumma Lakasumtu” dan “Dzahaba Domau”? Ternyata yang Allahumma Lakasumtu Haditsnya  tidak Shohih.
    3. Yang Ketiga yakni mereka sama-sama berdalil dengan Hadits Shohih tapi cara memahaminya berbeda.
    4. Yang keempat dia menyalahi Hadits karena Haditsnya di hukumi Dhoif sehingga tidak mengamalkannya lalu mengandalkan ijtihadnya sendiri. Jadi kita tetap berusaha kembali kepada Quran dan Dalil.
  5. Bagaimana jika para ulama salafush sholih sendiri berbeda pendapat? Itu kembali kepada sebab ketiga tadi yakni sama-sama mendapatkan Hadits Shohih tapi cara memahaminya berbeda. Itu sudah terjadi di zaman sahabat. Apa yang menyebabkan Khawarij itu keluar pada pemikiran Ahlu Sunah pada zaman Ali? Mereka memegang dalil “Siapa yang keluar dari Islam maka wajib dibunuh” Mereka juga telah berdebat dengan Ibnu Abbas tapi tidak puas, lalu ke Abdullah bin Zubair juga sama. Pada zaman Umar, Ada Hadits mengenai perpecahan umat padahal Ka’bah mereka sama, ditanyakan kepada sahabat lain ada yang tahu apa maknanya? Kemudian tidak ada yang bisa menjawab, kecuali ibnu Abbas yang menjawabnya dengan berkata “Mereka menafsirkan Quran dengan pemahaman mereka, akhirnya mereka saling berselisih dan membunuh” Perkataan Ibnu Abbas ini menjadi hujjah para kaum salafus sholih untuk tetap berdiri mengikuti para salaf.

Bagikan

Jangan lewatkan

Pertemuan 1 Kitab Fadhlul Islam
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.