A.
Al-Muallif
(Pengarang) Syekh Muhammad Sholih Bin Utsaimi membawakan beberapa dalil dari
Al-Quran dan Hadits Nabi SAW, yang menunjukkan keutamaan daripada Al-Islam
- Surat
Al-Maidah: 3
“...Pada hari
ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,
dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu...” Ayat ini mengabarkan dan menginformasikan
kepada kita akan kesempurnaan daripada agama Islam. Al Imam Ibnu Katsir di
dalam Kitab Tafsir beliau mengatakan “Dengan adanya ayat ini tidak ada lagi
agama dan ajaran melainkan yang datang dari Nabi SAW”. Walaupun pada
hakikatnya ayat ini berkaitan dengan hewan buruan, syariat, dan tata cara dalam
berburu namun Allah SWT tetap menutup dengan bunyi ayat di atas. Kita katakan
yang menjadi tolok ukur kaidahnya adalah keumuman lafaz, bukan sebab turunnya
ayat. Jadi keumuman lafaz dari ayat ini menginformasikan bahwasanya Islam
adalah agama yang sempurna dan diridai oleh Allah pada semua sisi dan perkara.
Semuanya telah disempurnakan oleh Allah dan semua ajaran Islam diridai oleh Allah
serta nikmat terbesar adalah agama Islam yang diberikan kepada kita.
Asy-Syaikh Sholih
Al-Utsaimi berkata, bahwasanya makna dari kata Al-Fadhlu (Keutamaan)
dalam syarahnya adalah, “Kebaikan-kebaikan secara khusus yang menjadikan
Islam itu lebih unggul daripada yang lain.” Banyak kebaikan-kebaikan yang
ada di dalam Islam dan kekhususan-kekhususan di dalam Islam yang menjadikannya
lebih unggul daripada semua agama mana pun di muka bumi ini. Ma’ruf daripada
perkataan orang-orang Arab yakni, “Sesuatu yang disebut unggul apabila
hakikatnya tampak di hadapan manusia, dapat dilihat dan bukan hanya sekedar
pengakuan.” Kalau sekedar pengakuan, semua orang bisa ngomong, tapi jika tampak
maka semua orang bisa menilai.
Maka Syekh Ramdani
berkata “Andaikan semua agama dan ajaran di muka bumi ini dikumpulkan
menjadi satu, maka Islam dengan sendirinya akan tampak dengan segala
kebaikannya.” Maka orang akan menilai Islam itu luar biasa. Itu yang mamanya
Fadhilah, secara hakikatnya sudah tampak. Cukup seseorang menilai dengan
melihat bagaimana seseorang menjalankan Islam.
Maka di sinilah
diketahui Fadlul Islam, bahwasanya Islam adalah agama yang memiliki keutamaan.
Kita ambil contoh apa yang dikatakan kafir musyrik pada zaman Abu Dzar
Al-Ghifari. Kafir ini hidup di tengah sahabat yang mengamalkan semua ajaran
Nabi. Bahkan sesuatu yang para sahabat tidak suka tapi Nabi lakukan, maka tetap
diamalkan. Inilah antusiasme sahabat. Yang membuat orang musyrik ini takjub
hidup di tengah sahabat, yaitu pada perkara biasa saja kaum muslimin
menjalankan adabnya, dan terdapat ilmunya. Kemudian ia datang kepada Abu Dzar
dan berkata “Wahai Abu Dzar sesungguhnya Nabi kalian telah mengajarkan
semuanya, bahkan perkara WC saja diajarkan”. Maka Abu Dzar berkata “Benar
sesungguhnya Nabi kami telah mengajarkan segala sesuatu sampai perkara WC”.
Inilah yang membuat orang takjub. Bahkan dalam Riwayat lain Abu Dzar
menambahkan “Bahkan burung yang mengepakkan sayapnya juga diajarkan.”
Inilah Islam yang tampak dengan segala kelebihannya.
- Hadits
Nabi
Di antara
keunggulan dan keutamaan Islam, bahwasanya islam itu mengajarkan kita baik
perkara dunia maupun akhirat. Perkara dunia yakni Nabi mengajarkan tentang
adab-adab dalam bermuamalah yaitu hubungan antara sesama. Kita diajarkan agar
berbicara yang baik ketika kita bermuamalah. Dan Nabi mengatakan “Berkata
yang baik adalah sedekah.” (HR Bukhari). Artinya ini anjuran untuk berkata
yang baik dan membahagiakan orang. Asal perkataan yang benar, jangan
membahagiakan tapi bohong.
Bahkan dalam hadits
lain Nabi mengatakan “Sebaik-baik amal saleh adalah agar engkau memasukkan
kegembiraan kepada saudaramu yang beriman” (HR. Ibnu Abi Dunya). Ini
mengajarkan bahwa dalam bermuamalah kita harus menyenangkan hati orang lain.
Kemudian dalam
bermuamalah harus tersenyum sebagaimana haditsnya “Senyummu di depan
saudaramu adalah sedekah bagimu” (HR Tirmidzi no 1956). Walaupun
realita tidak sesuai dengan hati kita, -misalnya lagi marah atau tidak nyaman-
kita tetap bisa membentuk wajah kita bahagia dan menunjukkan senyuman guna
mendapatkan pahala sedekah. Dan Nabi SAW memiliki senyum yang paling indah.
Hadits lainnya "Tidaklah
beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan
di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani). Atau
hadits ““Wahai wanita-wanita muslimat! Janganlah seorang jiran wanita
menghina (hadiah atau pemberian) jirannya, walaupun hanya kuku kambing.“
(Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim). Ini semua adalah anjuran untuk
berbagi.
Terkait muamalah,
Islam juga mengatur bagaimana muamalah dengan anak dan istri, Nabi bersabda “Sebaik-baik
kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)” (H.R.
Ibnu Majah No. 1978). Kemudian terdapat Hadits yang mengajarkan adab
sebelum tidur. Bahkan masuk ke WC saja ada puluhan sunah, dan ini adalah
perkara duniawiyah. Jika dalam urusan duniawiyah dan urusan yang rendah saja Islam
mengajarkan kepada kita secara sempurna, maka tentu dalam ajaran beramal dan
beribadah Islam mengajarkannya lebih sempurna kepada kita. Kaum muslimin saat
ini masih terjerat dan berbicara masalah khilafiah, tapi orang-orang kafir
Sudah sampai ke bulan. Tapi ke bulan adalah masalah dunia, maka hendaknya kita
lebih teliti masalah akhirat.
- Al-Anbiya:
107
Kemudian keutamaan
Islam adalah Agama Rahmatan Lil Alamin. Dalilnya “Kami tidak mengutus kamu
Muhammad selain sebagai Rahmatan Lil Alamin.” Surat Al-Anbiya Ayat 107. Apa definisi
Alam? Apakah Langit dan Bintang? Alam adalah segala sesuatu selain daripada
Allah. Artinya Alam adalah semua makhluk ciptaan Allah. Ibnu Abbas mengatakan
Alam adalah langit, bumi, manusia, jin, hewan, malaikat, dll. Maka dibawanya
Islam oleh Rasulullah adalah Rahmat bagi semua Alam, yakni bagi manusia, hewan,
lingkungan bahkan bagi syaitan sekalipun.
Jadi kalau orang
melihat ajaran Islam itu adalah benar-benar penuh dengan Rahmat. Maka Ketika
Nabi menawan orang kafir, maka Nabi mengikatnya di tiang masjid supaya mereka dapat
langsung melihat ajaran Islam. Dan hampir semua kafir yang diikat di sana,
akhirnya masuk Islam karena melihat langsung aktivitas kaum muslim.
Bahkan dalam perang
pun Islam penuh dengan Rahmat. Misalnya tidak boleh mencincang mayat, merusak
pohon, membunuh wanita dan anak-anak, dll. Ketika Muhammad Al-Fatih menaklukkan
Konstantinopel, para pendeta dibiarkan hidup di gereja. Maka karena sikap rahmatnya
itu sehingga sebagian dari mereka masuk Islam. Hal itu karena mereka
menyaksikan sendiri rahmatnya.
Dalam kehidupan
bertetangga juga dianjurkan memberi rahmat bahkan kepada orang kafir. Dalam
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. berkata, “Aku mendengar Nabi
Muhammad SAW bersabda, ‘Janganlah kalian menolak pengemis, meskipun dia
kafir’. Lalu seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Nabi, apakah kita boleh
menyedekahkan sebagian harta kita kepada orang kafir?‘ Nabi Muhammad SAW
menjawab, ‘Ya. Sesungguhnya mereka itu salah satu dari makhluk Allah SWT.
Sesungguhnya sedekah itu benar-benar jatuh dari tangan ar-Rahman’.” Maka Hadits
ini menjadi dalil Ketika bersedekah dengan mereka. Bahkan Abdullah bin Amr di
Yaumil Atba’ mengatakan “Sisakan daging kalian kepada tetangga kalian
(Maksudnya Yahudi dan Nasrani).” Kita sendiri tahu manusia yang paling
keras permusuhannya adalah Yahudi. Namun Islam tetap mengajarkan sikap Rahmat
kepada mereka.
Rahmat kepada binatang
juga demikian. Yakni menyembelih harus dengan pisau tajam supaya tidak menyiksa
hewan. Jika pisau tajam disembelihkan ke hewan, maka dia tidak tersiksa. Selain
itu jangan melihatkan pisau di depan hewan, karena bisa membuat dia bisa stres.
Saat menggeret hewan juga tidak boleh kasar. Kemudian tidak boleh menggiling
hewan.
Di Zaman Nabi ada
seseorang Lelaki memukul kuda, kemudian Nabi melarangnya. Lalu Nabi
mendekatinya, ternyata hewan ini terlalu banyak dibebani, maka Nabi
mengingatkan lelaki ini akan hak hewan yakni jangan membebani di luar
kapasitasnya. Ini rahmat kepada hewan.
Tidak boleh
membunuh hewan selain yang disyariatkan. Tidak boleh membunuh dengan sengaja. Hewan
yang boleh dibunuh secara sengaja adalah Ular dan Cicak. Ada yang mengatakan
sebab bolehnya membunuh Ular karena menurut pakar sejarah dia yang mengeluarkan
Adam. Kemudian Cicak, karena dia meniup api Nabi Ibrahim saat dibakar. Kemudian
hewan yang boleh dibunuh adalah Anjing Hitam, Burung Gagak, Burung Elang,
Tikus, dan Kalajengking. Secara syariat hewan ini diperintahkan untuk dibunuh,
karena hewan-hewan ini membahayakan. Adapun selain itu tidak boleh membunuhnya,
kecuali secara syariat mereka memang tabiatnya mengganggu.
Kemudian ada
hewan-hewan yang tidak boleh membunuhnya, walaupun secara tabiat dia mengganggu.
Contohnya Katak karena suaranya itu adalah dzikir. Ustadz saat hidup di rumah
panggung dulu, di bawahnya berbunyi suara kodok, maka seharusnya kita menikmati
dan membersamai mereka dalam dzikir. Sebagaimana Nabi Daud yang bertasbih
Bersama burung-burung. Maka jangan merasa terganggu. Kemudian semut, tidak
boleh kita membunuhnya. Tawon tidak boleh membunuhnya. Dalam ilmu fiqih, baik hewan
yang tidak dilarang maupun dilarang membunuhnya, maka kita dilarang untuk
memakannya. Bahkan penuntut ilmu di dalam Hadits itu didoakan oleh semut-semut
di lubang yang memohonkan ampunan dan berdoa untuk penuntut ilmu. Dan semua
semut ini mendoakan kepada penuntut ilmu. Kenapa semut dan hewan memohonkan
ampunan kepada para penuntut ilmu? Karena dengan ilmu yang dipelajari akan menjadi
Rahmat bagi merek. Kalau mereka tahu agama maka menjadi Rahmat bagi hewan-hewan.
Dulu manusia itu membakar sarang semut. Karena kejahilan kita dulu kita siram
pakai bensin, lemparkan api, dan membakar semua semut. Nah kalau orang sudah
paham agama, maka ilmu itu menjadi Rahmat bagi semua hewan.
Kemudian di antara
keunggulan dan Fadhilatul Islam adalah bahwasanya Islam memberikan solusi bagi
problema hidup. Islam mengajarkan kita poligami, itu solusi dalam kehidupan.
Apalagi Nabi mengatakan “Perbandingan Laki-Laki dan Wanita di hari akhir itu
1:50” Artinya jika seorang wanita menikah maka 49nya tidak kebagian. Itu pun
kalau poligami, masih 46nya tidak kebagian. Dimana-mana jumlah perempuan pasti
lebih banyak. Maka Islam mengajarkan solusi di setiap kehidupan.
Ustadz tidak tahu
kenapa zaman sekarang, wanita lebih menakutkan. Padahal zaman dahulu wanita itu
samina wa atona kepada kaum laki-laki. Ustadz pernah mendengar sebuah
obrolan, ada seorang pembicara mengatakan “Kalau dulu seorang istri itu
mendahulukan suaminya daripada anak, kalau sekarang terbalik seorang istri
mendahulukan anak daripada suami.” Dulu ibu Ustadz lebih mendahulukan
suaminya daripada anaknya. Bahkan mertua Ustadz mengajarkan lebih mendahulukan
suami daripada anak. Entah apa kekuatan yang membuat Wanita sekarang
menaklukkan laki-laki.
Kemudian Allah
berfirman, pada ayat di atas ada 3 poin utama:
- Islam
agama yang sempurna dan Allah-lah yang menyempurnakan Islam.
- Allah
memberikan nikmat kepada kita berupa Al-Islam. Islam ini nikmat terbesar
daripada apa pun.
Bahkan
dalilnya adalah “Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka dialah
yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat)” (QS
al-A’raaf:178). Karena jaminannya adalah surga dan Allah. Dalam Hadits
disebutkan “Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim.”
Dalam riwayat lain disebutkan “tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang
mukmin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Islam
itu artinya berserah diri untuk beribadah hanya kepada Allah saja. Orang yang
berada di dalam Islam jaminannya adalah surga Allah SWT. Dalam Hadits dikisahkan
jika pelaku dosa dimasukkan kepada neraka dan berkumpul bersama Nasrani dan
Yahudi. Maka orang kafir ini berkata? “Kenapa kamu orang Islam masuk kepada
neraka? Bukankah Islam itu agama yang benar? Maka orang muslim berkata “Benar
sesungguhnya kami umat muslim, dan karena dosa kami Allah murka dan menaruh
kami ke neraka” Allah mendengar percakapannya, lalu memerintahkan malaikat
untuk mengeluarkan semua orang Islam di dalam neraka. Maka orang kafir itu
berangan-angan dalam kesedihan “Andaikan dulu aku menjadi seorang muslim”
Maka digambarkan dalam ayat Quran “Orang-orang yang kafir itu sering kali
(nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi
orang-orang muslim.” Maka orang muslim itu ada yang tanpa hisab dan masuk
surga, dan ada juga yang Allah masukkan ke neraka dahulu untuk menyucikan dosa
mereka. Maka Islam itu adalah nikmat terbesar.
- Islam
adalah agama yang diridhai oleh Allah SWT.
Sungguh
ayat ini menunjukkan kelebihan dari agama Islam. Maka orang-orang Yahudi Ketika
membaca ayat ini mereka berkata kepada Umar bin Khattab “Wahai Amirul
mukminin telah diturunkan kepadamu sebuah ayat di mana jika ayat itu diturunkan
maka ayat itu akan kami jadikan hari besar yaitu Al-Maidah:3” Itu tabiat dan
tradisinya Nasrani dan Yahudi di mana menjadikan semua aspek sebagai hari
besar. Maka Umar berkata “Sesungguhnya ayat itu turunnya di padang Arafah,
dan merupakan ayat yang terakhir turun.” Ketika Nabi SAW berkhotbah di
Arafah, Nabi mengatakan “Apakah kami telah menyampaikan agama ini kepada
kalian?” Maka para Sahabat menjawab “Benar” Lalu Nabi berkata “Ya
Allah saksikanlah bahwa aku telah menyampaikan seluruhnya.” Lalu Allah
menurunkan ayat ini.
Nabi
berkata “Aku diutus oleh Allah untuk menyampaikan agama Islam dengan jelas
bagaikan siang bolong.” Maka jalankan saja Islam, karena masih banyak amal
Sholeh yang belum kita amalkan, jangan beralih ke yang lain. Dalam Sholat saja
ada 600 sunah kata Imam Tirmidzi, namun banyak yang tidak kita amalkan. Sayangnya
kita belum bisa mengamalkannya semua, namun kita sudah mendatangkan
amalan-amalan yang baru. Ini sangat tidak beradab. Demi menegakkan sunah kita
sudah mengamalkan yang lain.
Dalil
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1). Ibnu Katsir menjelaskan maksud
mendahului di sini adalah engkau melakukan apa yang tidak dikerjakan oleh
Rasul. Maka masih banyak ibadah yang belum kita garap, jangan kita
menghancurkan ajaran-ajaran yang tidak ada contohnya. Maka ayat ini bukti bagi
Nabi bahwa ajaran Islam telah disampaikan semua. Dan penyair berkata “Apabila
telah sempurna sesuatu maka dia justru akan berkurang kalau ditambah.”
QNA
- Terkait
hewan penganggu, apakah nyamuk termasuk mengganggu? Iya termasuk. Jadi kaidahnya pertama kita membunuhnya, di mana
syariatnya sudah menjelaskan secara langsung. Ada juga hewan yang kita
disuruh membunuhnya tapi tidak disebutkan dalam syariat. Sehingga
kaidahnya semua hewan yang tabiatnya mengganggu, maka syariat
memperbolehkan membunuhnya walaupun secara nas syariat tidak menjelaskan
secara detail mengenai hal tersebut. Nyamuk jelas mengganggu..
- Dalam
Al-Maidah : 3 itu awalnya pemburuan hewan lalu penyempurnaan syariat apa
hubungannya? Awalnya ayat itu menjelaskan kaidah untuk
berburu hewan, maka artinya sudah jelas bahwa Islam itu sudah sempurna, di
mana sudah mengatur semua mengenai hal ini.
- Jika ikan
bagaimana membunuh yang benar? Cara membunuh yang
baik adalah dengan memancingnya lalu membiarkannya mati di darat. Kalau
memukulnya kita lihat dulu. Kalau dia mengganggu, misalnya ikan yang
bergerak cepat ketika ditangkap nelayan, maka dalam kondisi seperti itu
kita pukul dia. Karena ada beberapa ikan yang berbahaya dengan menusukkan
sesuatu yang beracun.
- Yang
disebut sempurna dalam agama ini batasannya bagaimana, karena dalam furu’
banyak terjadi perbedaan? Sempurna ini dalam
perkara dunia dan akhirat. Adapun dalam agama ini batasannya dalam dalil.
Kita mengedepankan Quran dan Hadits bukan perkataan ulama, karena ini yang
menjadi penyebab penyempurnaan agama Islam. Sebab terjadinya perbedaan di antara
para ulama adalah:
- Karena yang
satu sudah sampai dalilnya dan yang lain belum. Imam Syafii tidak
mendapati Hadits yang menjelaskan hal tersebut, kemudian berijtihad.
Namun Imam Ahmad telah mendapatkannya maka ijtihadnya berbeda. Karena
zaman dahulu terbatas dalam mengakses Hadits. Maka perbedaan itu yang
membedakannya. Tentu kita mengikuti Hadits, karena sudah ada dalil dan
petunjuk yang jelas.
- Yang kedua
yakni sama-sama punya dalil namun pendapatnya berbeda-beda. Maka di sana
terdapat perbedaan, yakni yang satu mendapatkan Hadits yang Shohih dan
yang satu Dhoif. Maka ini area ahli Hadits yang menentukan mana Hadits
yang Dhoif dan Shohih. Misalnya kenapa waktu buka puasa ada yang membaca
doa berbeda “Allahumma Lakasumtu” dan “Dzahaba Domau”?
Ternyata yang Allahumma Lakasumtu Haditsnya tidak Shohih.
- Yang Ketiga
yakni mereka sama-sama berdalil dengan Hadits Shohih tapi cara
memahaminya berbeda.
- Yang
keempat dia menyalahi Hadits karena Haditsnya di hukumi Dhoif sehingga
tidak mengamalkannya lalu mengandalkan ijtihadnya sendiri. Jadi kita
tetap berusaha kembali kepada Quran dan Dalil.
- Bagaimana
jika para ulama salafush sholih sendiri berbeda pendapat? Itu kembali kepada sebab ketiga tadi yakni sama-sama mendapatkan
Hadits Shohih tapi cara memahaminya berbeda. Itu sudah terjadi di zaman sahabat.
Apa yang menyebabkan Khawarij itu keluar pada pemikiran Ahlu Sunah pada
zaman Ali? Mereka memegang dalil “Siapa yang keluar dari Islam maka
wajib dibunuh” Mereka juga telah berdebat dengan Ibnu Abbas tapi tidak
puas, lalu ke Abdullah bin Zubair juga sama. Pada zaman Umar, Ada Hadits
mengenai perpecahan umat padahal Ka’bah mereka sama, ditanyakan kepada
sahabat lain ada yang tahu apa maknanya? Kemudian tidak ada yang bisa
menjawab, kecuali ibnu Abbas yang menjawabnya dengan berkata “Mereka
menafsirkan Quran dengan pemahaman mereka, akhirnya mereka saling
berselisih dan membunuh” Perkataan Ibnu Abbas ini menjadi hujjah para
kaum salafus sholih untuk tetap berdiri mengikuti para salaf.
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.