Ramadhan ketiga ku selama berkuliah dan saat ini kujalani
sebagai status Kahim HMS ITB. Dari dulu kutunggu momen ramdhan sebagai momen
membersihkan dan menyucikan diri dari segala macam kotoran hati yang telah
menimbun sejak lama. Aku bahkan telah merencanakan untuk membuat Ramadhan ini
sebagai ajang produktif. Selain one day one juz, Ramadhan kali ini aku ingin
membaut kegiatan yaitu #30hari Ramadhan bercerita. Namun saying, saying sekali
semuanya sirna bak ditelan malam.
Kejadiannya saat aku sedang menyia2kan waktu di sekre, lalu
lusa yaitu hari Jumat, tepat ketika aku ingin meningkatkan motivasi nga-Him,
HPku ilang. HP yang belum ada sebulan hilang, ludes, tak berbekas. Awalnya aku
biasa – biasa saja, tapi setelah tahu bahwa HP ku yang hilang tadi benar –
benar tidak kembali lagi. Aku benar – benar down se down-downya. Segera kusebar
pengumuman kehilangan HP ini. Mulai dari aku minta tolong kahim MTI (Agat)
untuk menyebarkan info ini. Hingga ke anak2 sipil. Tapi satu yang membuatku
lebih down. Yaitu, tidak ada yang peduli. Ya, tidak ada. Termasuk BP2ku yang
selalu kuperhatikan setiap waktu. Aku pun semakin terpuruk dengan keadaan.
2 hari aku benar2 down, dan hanya bisa berbaring di kosan.
Serasa semua sirna dan musibah menimpaku sangat amat besar. Keesokan hari,
setelah HPku ilang. Aku yang bertarawih di masjid pusdai setelah bukber
paguyuban, mendapatkan musibah yang kedua kalinya. Saat itu aku sedang tadarus
di dalam masjid, hingga saat aku memutuskan untuk pulang (aku pulang ketika
masjid sudah dalam keadaan sepi). Sandalku sudah tidak ada. Ludes, Double kill.
Ya, masalahku membuatku semakin terpuruk.
Hari terasa lama saat itu, untung aku masih menyimpan Hpnya
mile. Hpnya pun kupakai kembali dan servise hp ku yang dulu kulanjutkan ulang.
Mengeluarkan ongkos lagi karena harus ganti LCD, tapi lebih baik daripada aku
harus beli hp baru, hanya menambah penyesalanku kenapa saat dulu aku sangat
gegabah dan tergesa membeli HP.
Aku berpikir, sampai harus mencari kerja hingga mencukupi
semuanya. Aku mencari semua link kerja saat itu, dan job yang cocok untukku.
Mengngat minggu depan aku sudah magang. Dan waktuku akan semakin tersita.
Akhirnya aku mengambil job guru les part time saat itu. Uangnya lumayan
75/sekali pertemuan. Aku mencoba nya sekali, ya tempatnya jauh di lembang dan
itu berarti sudah minus ongkos transportasi. Dan selanjutnya kurasa ngga cocok
hingga aku ketemu bang juni Kahim 2013.
Aku menceritakan semuanya, ke bang juni tentang masalahku.
Aku bercerita dengan menunjukkan semua masalahku saat itu. Aku bilang sudah ga
tau gimana lagi ke depannya. Seperti sudah hopeless, dan sudah capek dengan
semuanya. Hingga bang juni mengingatkanku arti penting amanah yang sekarang
berada di pundakku. Ya, taka da manusia yang sempurna tapi bagaiamana amah itu
tetap diemban hingga titik darah penghabisan inilah yang menjadi penting.
Semua orang punya masalah. Pasti. Allah akan menguji semua
hamba-nya dengan ujian – ujian kehidupan. Namun, semua ini tergantung dari cara
kita mengatasinya. Ujian kehidupan inilah yang dapat membuat orang bisa semakin
dekat dengan Rabb-nya atau semakin menjauh karena keluputannya dan
kekecewaannya. Jika kau dilanda sebuah ujian kehidupan, kenapa kau harus capek
– capek untuk menyelesaikan masalahnya melulu hingga melupakan kewajibanmu
kepada Rabb-mu. Padahal Allah lah yang menciptakan ujian itu, ketuk hati-Nya
dan mohon ampunlah kepada-Nya. Hingga suatu saat musibah inilah yang akan
menguatkanmu dengan ujian – ujian lain yang menunggu.
Lalu aku diingatkan pula, tak boleh sama sekali aku punya
perasaan kecewa kepada BP-Bpku. Toh, dari awal aku lah yang memilih mereka,
walaupun ring 2 sebagian besar dipilih oleh ring 1 tapi menurutku, aku masih
ada hak untuk menolak untuk menjadikan mereka BP. Tapi nyatanya, aku
menyetujuinya, yang artinya aku bertanggung jawab dengan konsekuensi yang ada
dan setuju merekalah yang akan membantuku selama setahun ke depan. Mengingat
kata membantu, aku jadi ingat kembali toh mereka secara sukarela berjuang untuk
HMS ini. Maka, jangan sampai aku menyia2kan mereka. Tanpa BP, kau bukanlah apa
– apa. Serius.
Ya, singkat cerita aku sadar, aku mulai bangkit perlahan,
walaupun terseret2. Back to bagaimana ramadhanku kali ini? Bisa dibilang aku
mengecewakan. Bagaimana tidak? 2 tulisan dari #Ramadhanbercerita yang ada
selanjutnya tidak kulanjutkan karena moodku yang buruk, lalu one day one juz
mentok di 15 juz, yang artinya hanya 50% dari target. Aku mengakui, aku sangat
tidak bisa konsisten dan focus dengan apa yang sudah kurencanakan.
Ya Allah ampunilah kelalai-an hambamu ini dalam menjalankan
semua ibadahnya. Jika bukan engkaulah Yang Maha Pengampun dan Pengasih, mungkin
aku sudah menjadi puing – puing yang berserakan karena dosa dan kelalaian yang
kulakukan. Ya Allah sesungguhnya engkaulah yang maha pemberi rahmat bagi
hambamu, semoga aku tidak termasuk golongan orang – orang yang terjerumus dan
tidak mendapatkan pertolongan di hari akhir nanti. Naudzubillahi min dzalik.
p.s : disini aku tidak ikut aksi dan nyekdanin si danlap.
huft
Bagikan
Melepas mu dengan penuh kesedihan dan penyesalan : Oh Ramadhan.
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.