Selasa, 10 Juli 2018

Melepas mu dengan penuh kesedihan dan penyesalan : Oh Ramadhan.



Ramadhan ketiga ku selama berkuliah dan saat ini kujalani sebagai status Kahim HMS ITB. Dari dulu kutunggu momen ramdhan sebagai momen membersihkan dan menyucikan diri dari segala macam kotoran hati yang telah menimbun sejak lama. Aku bahkan telah merencanakan untuk membuat Ramadhan ini sebagai ajang produktif. Selain one day one juz, Ramadhan kali ini aku ingin membaut kegiatan yaitu #30hari Ramadhan bercerita. Namun saying, saying sekali semuanya sirna bak ditelan malam.
Kejadiannya saat aku sedang menyia2kan waktu di sekre, lalu lusa yaitu hari Jumat, tepat ketika aku ingin meningkatkan motivasi nga-Him, HPku ilang. HP yang belum ada sebulan hilang, ludes, tak berbekas. Awalnya aku biasa – biasa saja, tapi setelah tahu bahwa HP ku yang hilang tadi benar – benar tidak kembali lagi. Aku benar – benar down se down-downya. Segera kusebar pengumuman kehilangan HP ini. Mulai dari aku minta tolong kahim MTI (Agat) untuk menyebarkan info ini. Hingga ke anak2 sipil. Tapi satu yang membuatku lebih down. Yaitu, tidak ada yang peduli. Ya, tidak ada. Termasuk BP2ku yang selalu kuperhatikan setiap waktu. Aku pun semakin terpuruk dengan keadaan.
2 hari aku benar2 down, dan hanya bisa berbaring di kosan. Serasa semua sirna dan musibah menimpaku sangat amat besar. Keesokan hari, setelah HPku ilang. Aku yang bertarawih di masjid pusdai setelah bukber paguyuban, mendapatkan musibah yang kedua kalinya. Saat itu aku sedang tadarus di dalam masjid, hingga saat aku memutuskan untuk pulang (aku pulang ketika masjid sudah dalam keadaan sepi). Sandalku sudah tidak ada. Ludes, Double kill. Ya, masalahku membuatku semakin terpuruk.
Hari terasa lama saat itu, untung aku masih menyimpan Hpnya mile. Hpnya pun kupakai kembali dan servise hp ku yang dulu kulanjutkan ulang. Mengeluarkan ongkos lagi karena harus ganti LCD, tapi lebih baik daripada aku harus beli hp baru, hanya menambah penyesalanku kenapa saat dulu aku sangat gegabah dan tergesa membeli HP.
Aku berpikir, sampai harus mencari kerja hingga mencukupi semuanya. Aku mencari semua link kerja saat itu, dan job yang cocok untukku. Mengngat minggu depan aku sudah magang. Dan waktuku akan semakin tersita. Akhirnya aku mengambil job guru les part time saat itu. Uangnya lumayan 75/sekali pertemuan. Aku mencoba nya sekali, ya tempatnya jauh di lembang dan itu berarti sudah minus ongkos transportasi. Dan selanjutnya kurasa ngga cocok hingga aku ketemu bang juni Kahim 2013.
Aku menceritakan semuanya, ke bang juni tentang masalahku. Aku bercerita dengan menunjukkan semua masalahku saat itu. Aku bilang sudah ga tau gimana lagi ke depannya. Seperti sudah hopeless, dan sudah capek dengan semuanya. Hingga bang juni mengingatkanku arti penting amanah yang sekarang berada di pundakku. Ya, taka da manusia yang sempurna tapi bagaiamana amah itu tetap diemban hingga titik darah penghabisan inilah yang menjadi penting.
Semua orang punya masalah. Pasti. Allah akan menguji semua hamba-nya dengan ujian – ujian kehidupan. Namun, semua ini tergantung dari cara kita mengatasinya. Ujian kehidupan inilah yang dapat membuat orang bisa semakin dekat dengan Rabb-nya atau semakin menjauh karena keluputannya dan kekecewaannya. Jika kau dilanda sebuah ujian kehidupan, kenapa kau harus capek – capek untuk menyelesaikan masalahnya melulu hingga melupakan kewajibanmu kepada Rabb-mu. Padahal Allah lah yang menciptakan ujian itu, ketuk hati-Nya dan mohon ampunlah kepada-Nya. Hingga suatu saat musibah inilah yang akan menguatkanmu dengan ujian – ujian lain yang menunggu.
Lalu aku diingatkan pula, tak boleh sama sekali aku punya perasaan kecewa kepada BP-Bpku. Toh, dari awal aku lah yang memilih mereka, walaupun ring 2 sebagian besar dipilih oleh ring 1 tapi menurutku, aku masih ada hak untuk menolak untuk menjadikan mereka BP. Tapi nyatanya, aku menyetujuinya, yang artinya aku bertanggung jawab dengan konsekuensi yang ada dan setuju merekalah yang akan membantuku selama setahun ke depan. Mengingat kata membantu, aku jadi ingat kembali toh mereka secara sukarela berjuang untuk HMS ini. Maka, jangan sampai aku menyia2kan mereka. Tanpa BP, kau bukanlah apa – apa. Serius.
Ya, singkat cerita aku sadar, aku mulai bangkit perlahan, walaupun terseret2. Back to bagaimana ramadhanku kali ini? Bisa dibilang aku mengecewakan. Bagaimana tidak? 2 tulisan dari #Ramadhanbercerita yang ada selanjutnya tidak kulanjutkan karena moodku yang buruk, lalu one day one juz mentok di 15 juz, yang artinya hanya 50% dari target. Aku mengakui, aku sangat tidak bisa konsisten dan focus dengan apa yang sudah kurencanakan.
Ya Allah ampunilah kelalai-an hambamu ini dalam menjalankan semua ibadahnya. Jika bukan engkaulah Yang Maha Pengampun dan Pengasih, mungkin aku sudah menjadi puing – puing yang berserakan karena dosa dan kelalaian yang kulakukan. Ya Allah sesungguhnya engkaulah yang maha pemberi rahmat bagi hambamu, semoga aku tidak termasuk golongan orang – orang yang terjerumus dan tidak mendapatkan pertolongan di hari akhir nanti. Naudzubillahi min dzalik.
p.s : disini aku tidak ikut aksi dan nyekdanin si danlap. huft

Bagikan

Jangan lewatkan

Melepas mu dengan penuh kesedihan dan penyesalan : Oh Ramadhan.
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.