Selasa, 10 Juli 2018

Pemimpin Merakyat.

Aku sudah ingin menulis tentang pemimpin merakyat ini sejak lama. Cuman, waktu yang selalu menjadi kendala. Berbicara kata pemimpin merakyat, siapa yang ada di benak kalian ketika muncul kata2 ini? Bu risma? Pak emil? Atau bahkan Jokowi? Ya. Tren Pemimpin merakyat saat ini seakan dimiliki oleh pemimpin yang mengadakan blusukan langsung ke rakyatnya. Apakah hanya itu standarisasinya? Bukankah sebagai pemimpin sudah tugasnya untuk memperhatikan nasib rakyat yang dipiminnya.

Jika aku boleh mendefinisikan tentang makna dari pemimpin merakyat ini. Aku bisa bilang Pemimpin merakyat adalah dia yang dipilih dan dimiliki dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal yang sama dengan pengertian demokrasi sendiri. Kepemimpinan seperti ini sangat susah lho diwujudkan. Kenapa aku sangat kekeuh dengan argument tadi. Ya, karena demokrasi saja sudah jauh dari kata ideal apalagi pemimpinnya yang notabene otak di dalamnya.

Selanjutnya tak lengkap rasanya sebuah bait teori tidak dilengkapi dengan contoh. Ya contoh pemimpin yang paling gampang disebutkan adalah sukarno. Sukarno merupakan seseorang yang sudah terlahir dengan Karismanya dan juga tak ketinggalan merasuknya dirinya ke jiwa – jiwa rakyatnya. Sukarno memang diciptakan untuk rakyat karena berasal dari rakyat. Suharto sedikit berbeda, dirinya dari awal sudah memiliki wibawa tinggi karena merupakkan petinggi ABRI juga. Suharto memperjuangkan kepentingan rakyatnya dengan berkoar2 di komunitas2 internasional dan kerjasama dengan negara lain.

Menilik 2 contoh di atas, label karisimatik tak bisa dilepaskan dari mereka. Namun ada yang satu yang mungkin kurang, bahwa mereka kurang dekat dengan rakyat. Dalam artian menjadi tipe yang eksklusif buat rakyatnya. Rakyat pun segan untuk mengabarkan hal – hal dengan mereka. Jadinya demo adalah salah satu cara berekspresi ke mereka. Gerakan 1959 dan 1998 adalah bukti pergerakan yang jadi ranah teatrikal rakyat kepada pemimpinnya.

Pemimpin – pemimpin Indonesia selanjutnya merupakan pemimpin yang belajar dari pengalaman sejarah. Kini mereka lebih dekat dengan rakyat. Kecanggihan teknologi membantu terwujudnya hal ini. Jokowi adalah salah satu bukti konkrit akan hal ini yang telah dirintis semenjak beliau menjabat sebagai walikota solo. Namun, karena keterbukaan inilah banyak masukan – masukan yang membangun hingga menjatuhkan. Rakyat seperti tidak ada rasa takut terhadap pemimpinnya, dan mereka bebas menyuarakan pendapatnya sebebas – bebasnya. Di sini pemimpin akan terlihat tidak ada wibawa, apalagi ketika hal ini dilihat dan dilakukan oleh orang banyak.

Aku jadi ingat David kahim HIMASITRA UKP, orang sebaik ini dan semengayomi itu dengan anggotanya mungkin tak akan menimbulkan suatu celah bagi anggotanya untuk menyerangnya. Namun, aku yakin sosok dia di sepantaran dia bisa dinilai tidak tegas dan ragu. Ya, David sangat baik sebagai pemimpin. Kadang sebagai pemimpin kita harus berani dan jangan ragu untuk tegas di depan anggota – anggota. Ketika berbicara ini aku merujuk ke sosok ideal pemimpin yaitu Rasulullah dan para sahabatnya. Semua pemimpin itu pada zamannya merupakan khalifah yang paling dekat dengan rakyatnya. Tapi disuatu sisi mereka tegas dalam mengambil keputusan mengenai yang haq dan bathil. Umar contohnya, dia tak segan untuk memarahi rakyatnya yang salah, namun hidupnya juga bukan hidup yang elite namun sangat sederhana dan minimal, zuhudnya adalah keungulannya.

Satu hal sebenarnya narasi besar ku di atas. Sebagaimanapun tipe kepemimpinanmu itu tidak salah, namun yang jadi tujuan adalah pemimpin harus meliliki pengaruh. Hal ini wajib dalam sebuah tanduk kepemimpinan. Pemimpin tanpa pengaruh tak beda seperti pemimpi yang berjalan sendiri. Dengan cara apa mewujudkannya, mulailah dari sekarang untuk dekat dengan orang lain (Anda yang harus mulai), libatkan mereka pada setiap proses kepemimpinanmu. Bangkitkan gairah mereka dalam bekerja denganmu. Dan jangan takut jika dianggap kurang wibawa karena dekat dengan bawahan. Maka tugasmu adaah tetap harus meningkatkan kapsitas diri dengan tetap berada di tengah – tengah rakyatmu. Sekian




Bagikan

Jangan lewatkan

Pemimpin Merakyat.
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.