Jawa Barat, Kuningan, Cipakem, Dusun Salasa.
Dengan judul yang mainstream mungkin,
maka cerita ini takkan menarik perhatian banyak orang untuk sekedar menyeret
atas bawah tulisan hanya untuk membacanya. Namun, aku sangat bersyukur atas
cerita yang kugoreskan dalam tulisan ini. Ya, KKN Tematik ITB 2017. Keputusan
paling berani pertama kali yang kuambil dalam rentang tahun 2017 ini. Dan aku
bersyukur aku banyak mendapatkan pembelajaran dalam proses menjalaninya, tak
sekedar materi namun moral dan keluarga sangat kudapatkan. Dan ini cerita
panjangku, kawan.
Teruntuk, Teman – Teman
KKN Tematik Infrastruktur 2017.
Big Thanks, for everything that I
will pass with ours. Thanksfully for the blessings of Allah who led me in this
way. I will so gratefully now.
Dan, maaf beribu – beribu kali, aku
tak bisa menjadi sosok pemimpin di lapangan yang baik untuk kalian.
17 Juli 2017
Entah apa yang kupikirkan, namun semangatku
membuncah tinggi dalam semangat menaiki truk bekang TNI menuju suatu lokasi
antah berantah yang aku tak pernah tahu tepatnya dimana. Hanya sekedar tahu
bahwa ‘oh, tujuanku Kuningan’. Yang pasti tugasku satu ‘membenahi apa yang
perlu dibenahi’.
Tapi sebelumnya, perjalana panjang harus
kutempuh untuk sampai keberangkatan ini. Ya, jauh sebelum praktek KKN dimulai,
kami (para peserta didik) diwajibkan mengikuti kuliah nya selama jadwal sabtu
& minggu, tentative tergantung jadwal yang diberikan. Ga berat sebenarnya,
tapi dengan segela kesibukanku semester 5 dalam membagi waktu anatara kuliah
dan kegiatan agak ‘keteteran’ juga. Bayangkan dulu aku pribadi sudah mengambil
23 SKS dalam 1 semester, ditambah 2 sks KKN yang sebenarnya bakal ga dihitung
juga nantinya. Lha kok bisa ga dihitung? Nanti deh aku ceritain pas di akhir.
Jadi secara tidak langsung beban sks ku bertumpuk sebanyak 25 sks dalam 1
semseter. GILA. Ya, aku bisa jadi gila dibuatnya kalau memikirkan hal ini
melulu. But, I have so many friends , yang kondisinya ga jauh beda denganku. Sama2
menanggung beban sks yang sama, sama2 menanggung tugas yang sama, dan sama2
jarang kuliah kkn hehe (jangan ditiru yang ini ya J). Dan I’m really enjoy this
moment. Ya istilahnya ‘ Indah tuk dikenang, pahit tuk diulang’.
Dan sebenarnya ga hanya itu man. Ya, cerita
diatasa kuanggap beban minorku lah, bebanku sebenarnya adalah saat itu aku
ditunjuk oleh Komandan Batalyon I/ITB untuk jadi Kasie II/Operasi, ini
merupakan jabatan BP di UKM Menwa, dan fyi aja Menwa Yon I selalu mengadakan
pendidikan di akhir semester kuliah di ITB/ waktu liburan. Dan untuk tahun ini
waktunya sangta bertepatan saat aku menjalani praktik KKN di kuningan. Yon I
akan mengadakan KDSP (Kursus Dinas Staff & Pelatif) sejenis kursus lanjutan
setelah pendidikan Binkija (Bina Kompi Remaja) dan OJT (On Job Training) bagi
anggota remaja sebelumnya. Ini termasuk acara Besar yang hampir ga kalah
urgensinya dengan Diklatsar Yon I/Penerimaan Anggota Baru nya Menwa.
Peneyelanggaraanya 22 Juli-6 Agustus, tepat dimana aku menjalani minggu kedua
dalam rentang perjalanan KKN (17 Juli 2017 – 6 Agustus 2017). Dan Oh man, aku
baru diangkat BP beberapa bulan keamrin, lalu apa kontribusiku terhadap
kesatrianku ini.
Dengan semua polemik di atas, aku merenungi
semua perjalananku kebelakang seajuh ini dalam usaha mengikuti KKN. Oke,
kulanjutkan cerita sebelumnya mengapa KKN tidak kuambil nantinya, karena
berdasarkan info terbaru saat itu dari Kaprodi ku di Jurusan Teknik Sipil ITB
bahwa untuk ABET (Accreditation Board for Engineering and
Technology )
yang diraih jurusanku saat ini, tidak menghimbau untuk mengambil matkul diluar
kurikulum induk sarjana S1 di Teknik Sipil sendiri. Ini berarti matkul KKN yang
aku dan teman – teman ambil pun sebenarnya tidak akan dihitung nantinya. Dan
mengapa aku repot – repot dan mau bersusah payah untuk mengikutinya. Teman, temanlah
yang menguatkanku untuk mewujudkan satu alasan besarku dan mengingatkanku bahwa
punya hutang tentang Pengmas ini terutama tentang Pengmas yang aku lakukan dulu
(Next time, kalau ada waktu akan kuceritakan).
Ya, keinginanku kuat untuk memperbaiki Indonesia
sesimple kegiatan yang aku geluti ini. Karena aku tahu perubahan besar untuk
Indonesia, diawali dengan kegiatan sederhana dan kecil, seperti mengikuti KKN
ini. Dan sebenarnya aku juga punya tanggung jawab untuk mengikuti menwa dulu,
namun tanggung jawab kesatrianku kalah oleh sebuah ego untuk melaksanakan pengabdian
ini. 2 Jenis pengabdian yang berbeda, tetapi akhirnya polemik ini mengantaranku
akhrinya memilih KKN sebagai muara ku berkontirbusi. Karena aku pun diamanahi
menjadi Koorlap (Koordinator Lapangan) di KKN Tema Infrastruktur ini, dan
Di Menwa sudah cukup banyak yang mengurusi kegiatan di atas, aku pun yakin
teman2ku saat itu adalah teman2 yang hebat, dan tanpa aku acara akan berjalan
dengan lancar nantinya.
Akhirnya, kubulatkan tekad
untuk berangkat mengabdi tuk Bangsa mulai saat itu juga, mengingat apa yang
telah kupersiapkan untuk KKN ini jauh melebihi apa yang kusiapkan terhadap
pendidikan Menwa.
|
Persiapan miniatur modul balok skala 1:3 dari kiri : Tito (logistik), Mas denny (bos kerja), Dimas (Desain), Anang (tenaga ahli), Aku |
|
Full Squad Tim Infras sebelum keberangkatan KKN keesokan harinya |
Kerja , Kerja, dan Kerja
Satu kalimat yang menggabarkan apa yang dilakukan tim infras nantinya adalah perjalanan kami tak semudah apa yang dibayangkan sebelumnya. Ya Slogan kerja , kerja , kerja memang pantas diberikan untuk tim Infras Tahun 2017 ini, bagaimana tidak, kita bahkan tak mempunyai hari libur, kecuali hari minggu yang itupun segaja disisakan untuk mengadakan acara sosial kepada warga di desa, ya sekedar menyeimbangkan antara proyek infrastruktur dan sosial kemesyarakatan.Hari minggu lah yang menyelamatkan kami dari runyamnya badan yang lelah menyelesaikan modul balok, dan pikiran penat akan selesainya proyek ini.
Untuk yang belum tahu mengenai apa yang dikerjakan Tim Infrastruktur selama 3 Minggu disana, jadi kami membuat sebuah saung/sanggar seni dari bahan kayu yang nantinya digunakan masyrakat desa ketika ada acara2 penting dan semacamanya. Dalam pembuatannya kami harus menyelesaikan terlebih dahulu 8 tiang penyangga yang biasa kami sebut modul, yang tingginya hampir mencapai 7 meter. Sebenarnya ngga susah, yang jadi susah adalah menyelesaikan nya dengan ukuran dan ketinggian sama dengan sudut rotasi yang berbeda. Karena pengerjaan bukanlah paralel, jadi resiko terbesar adalah hasil akhir yang tak sama nantinya.
|
Desain Awal Saung tanpa tutup atap
Brifieng dan
Evaluasi menajdi satu hal yang tak boleh ketinggalan setiap harinya. Ya, kami
harus dapat menentukan metode yang paling efektif setiap harinya, untuk
bagaimana mengerjakan target harian secara tepat dan efektif. Di awal minggu
hal ini terasa tak menjadi sebuah beban, namun mendekati hari – hari
pertengahan, diiringi kondisi fisik yang mulai lelah dan menurun, kami mulai
curi – curi untuk langsung istirahat dan tak mengidahkan pentngnya sesi ini.
Ya, mau gimana lagi. Jika hal ini dipaksakan terus menerus ada, sedangkan
kondisi fisik sudah hancur lebur, lalu siapa yang akan menjalankan hasil
brifieng dan evaluasi ini?. Akhirnya terkadang aku sebagai Koorlap sendiri
memutuskan untuk mengadakan pertemuan internal saja dengan ring 1 dari Tim
Infras Ini.
|
|
Coret - coretan Brifieng&Evaluasi di Ruangan Kelas SMK
Hari – hari semakin
terlewati secara tak terasa, bukan semkain bahagia yang dirasa namun
kekhawatiran akan ketidakselesaian saung yang kami pikirkan bersama. Mendekati
pertengahan minggu, target yang dicanangkan mulai tidak terlaksanan secara tepat,
kami pun memutar otak bagaiamana harus mengatasi masalah ini. Oleh karenanya
satu usulan pun diterima, kami harus bekerja lebih lama dan banyak dari biasanya.
Alhasil alternatif Nge-lembur menjadi rutinitias harian kedepannya. Disinlah
mental dan fisik kami diuji. Demi pengabdian tuk masyarakat ini setangguh
apakah perjuangan kami melakukannya.
|
|
Suasana Kerja Malam, diterangi hanya 2-3 Lampu temaram |
Hal yang paling menarik saat
proyek pekerjaan saung ini adalah, alat – alat yang minim apalagi perlengkapan
K3 untuk bekerja. Aku sendiri baru sadar hal ini ketika belajar mengenai
Keseamatan Kerja di semester depannya berkuliah. Jangan coba kau bayngkan
bagaimana kami bisa menaikkan semua modul itu dengan tuntas, ya contoh
gambarnya adalah seperti di bawah ini. Kami hanya perlu pijakan anak tangga dan
kesiapan mental untuk naik ke atas, menggerek troli rantai untuk membangkitkan
modul jerapah yang tidur. Dan yang perlu diingat adalah, jangan pernah meniru
teknik di pekerjaan proyek apapun. Peribahasanya “Kalau kepepet, Impossible
become Im Possible”.
|
"Naik terus gus", seruku ke Bagus Danang (Asmen Infras)
Cara Kami melepaskan Penat
Beberapa hal
yang aku suka dari KKN ini adalah hal – hal kecil nan sederhana yang membuat
gelak tawa seakan menjadi penawar lelah di setiap pergantian harinya. Salah
satunya adalah Colt Bak ini. Kendaraan ini merupakan, satu – satunya alat
trasnportasi angkut yang bisa mengangkut penduduk desa dari sini menuju tempat
jual beli aneka ragam kebutuhan warga. Ya, apalagi ditambah medan yang harus
mereka tempuh, naik turun perbukitan dan jalanan yang masih sebagian besar
dipenuhi kerikil dan tanah batuan menambah sayhdu perjalanan menuju sebuah
peradaban. Jadi, terbayang bahwa ternyata nikmatnya makanan di meja – meja rumah
bikinan wantia2 tim kkn ini berasal dari perjuangan super keras mereka. Ya,
jadi menambah motivasi dan semangat teman – teman laki - laki untuk bekerja.
|
Tarik Mang. Ini cewek - cewek Infras pada siap2 ke pasar gais
Di lain hari,
ada juga acara seru yang tak boleh untuk ditinggalkan, apalagi kalau bukan
Nobar pertandingan sepakbola. Aku yang notabene penikmat salah satu cabang
olahraga populer ini, sungguh sangat senang ketika disuguhi acara seperti ini.
Ditambah lagi jarak Nobar yang sangat dekat dari tempat tinggal selama di
Cipakem, tepatnya di Lapangan Volly tempat kami seahri – hari menyelesaikan
Modul Balok kayu yang kami buat. Terhitung ada 2 Nobar yang berjalan lancar.
Pertama Indonesia vs Myanmar dan Persija vs Persib. Kalian tahu lah pasti mana
yang paling diminati oleh penggemar sepakbola disana. Ya, pertandingan anatara
persib vs Persija mengundang penonton terbanyak bahkan sampai dari desa di
bagian pucuk pun rela turun menonton Nobar ini. Pertandingan yang diakhri
dengan WO untuk kemenangan Persija ini mendapatkan euforia penonton yang sangat
ramai. Ya, sudah ga bisa disangkal lagi. Orang Sunda mah bakal mendukung Persib
mati-matian meski ke penghujung dunia pun ketika msaih bisa dijangkau.
|
|
Nobar di LapVol. Jujur ini di belakang saya ngefoto rame bet warganya
Fajar Pun selalu
muncul di keesokan pagi, dimana kami selalu siap untuk bergegas mengenyangkan
perut guna bekerja pagi hari. Kadang ada yang diwarnai adegan sengaja tidak
mandi hari ini. Ya, itulah rutintas kami selama hampir 3 minggu di Cipakem ini.
Tapi…
5 Agustus 2017.
Mungkin akan menjadi hari yang beda, dimana kami memutuskan untuk break bekerja dan mengakhiri kechaosan
ini dengan jalan – jalan mengelingi desa. Yeay. Tapi bukan berarti kami
menyerah dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan kami. Malam sebelum
memutuskan untuk jalan – jalan paginya ini, kami sepakat bahwa pekerjaan ini
memang harus dilanjutkan di keesokan waktu lain, dengan kerjasama pihak
sub-kontraktor luar yang membantu alih kerja dari tim infras semula. Kami
sadar, bahwa kapabilitas seorang mahasiswa dengan waktu yang sangat singkat
yaitu 3 minggu memang tidak akan dapat menyelesaikan proyek ini. Walhasil semua
nya setuju, dan oke mari tutup buku kerja sejenak, dan mari nikmati keindahan
tuhan yang diberikan ke kita.
Fajar
menyingsing sesuai kesepakaan kita berangkat pukul 05.00 WIB menuju lokasi yang
tidak ditentukan. Perjalanan terasa nikmat, karena beberapa hal. Yang pertama,
karena ga seperti hari – hari lain, bahwa ketika bangun tidur, kami tidak perlu
capek2 lagi mengangkat modul bareng2 atauun terkena lem fox yang menyebalkan,
tapi kami diberi kesempatan untuk menkmati alam cipakem ini. Kedua, karena ini
last day , kenapa tidak kita coba untuk bersenda gurau sambil mengabadikan
momen diluar rutinitas kita.
|
Indahnya Cipakem Dari ketinggian
Jujur man, disini
hawanya sejuk banget dan pemandagannya sangat indah. Bukit naik turun,
pelataran terasering sawah yang saling bersahutan tak mau kalah elok, dan
kincir angin yang selalu berputar karena angin di sini selalu hidup, membawa ku
seperti berada di sebuah panorama baru di balik runyamnya kehidupan yang
kutemui selama kuliah ini.
Dan perjalanan
ditutup dengan basah2an di sungai. Jujur kami norak banget, seperti mualaf yang
tak pernah melihat hamparan air sebelumnya. Semua pun akhirnya mau tak mau ikut
terkena dampak basahnya baju, dan padahal besok pagi kita udah pulang dari
sini. Jadi, yasudah kita tinggalkan urusan lain – lain, it’s time to have fun
Guys.
|
|
|
Basah - basahan dulu coy |
Hikmah Dibalik Kerja Keras
Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"
Ya, dibalik
kuliah kerja nyata, yang aku rasa – rasakan porsi kerja nya memang benar –
benar nyata ini, bahwa banyak sekali hikmah yang dapat aku petik dari proses
ini. Saya jadi teringat quotes andalan Kang Upi (Menko Kesma KM ITB 2015) bahwa
“Hikmah itu ada dimana – mana, bahkan di sepucuk daun kecil .Oleh karena itu
tugas kita, adalah mau mencarinya dan memetiknya atau tidak.”
Pertama, keindahan
Alam disini benar – beanr sebuah anugerah tersendiri, terletak di tengah2
pegunungan yang memutar membuat suasana di sekeliling terasa sangat indah,
cuaca nya pun sangat kontras sekali antara dinginnya malam yang pilu dengan
panasnya siang yang menyengat, tapi semua itu selalu terbayar dengan suasana
daerah nan syadu dipandang mata.
|
Diambil dari lantai ke 3 scaffolding saung
Kedua, Kearifan Daerah
yang benar – beanr terjaga dari rusaknya bumi yang terjadi di kota – kota besar
sekarang. Kalau kamu mau tahu, bahwa disini bintang terlihat jelas tak pernah
tertutup polusi udara dan cahaya. Tinggal kalian keluar rumah, dan pergi ke
lapang. Maka nikmati karunia Tuhanmu berupa hamparan langit gemerlik penuh
bintang. Sayang tak ada kamera yang cukup bagus untuk mengabadikan. Mungkin ku
sertakan salah satu suasana sayhdu ketika senja menyingsing malam dipimpin sinarnya
bulan.
|
|
Bintang disini banyak banget coy
|
Dan yang
terakhir, walaupun dalam konteks keterbatasan tapi semangat dari setiap unsur
masyarakat disini memiliki daya juang yang tinggi. Apalagi semanagat untuk menempuh
jalur pendidikan. Sebenarnya dari KKN ITB sendiri menyediakan satu tema khusus
yang menangani masalah pendidikan di sini, namun daya juang mereka tak bisa terelakkan
dari sudut pandang mataku. Mereka memiliki satu sekolah SMK dan itupun dari
yayasan tersendiri keluarga tershohor disana, kecil memang dan serba apa
adanya, tetapi mereka sendiri semangat dalam belajar disana. Muridnya jumlahnya
tidak seberapa untuk disebut sebuah sekolah, gedung sekolah apalagi, sangat serba
terbatas dengan tenaga pengajar yang terbatas pula, sepenglihatanku ada 3 guru
pengajar disana setiap harinya. Dan sekitar 40an murid yang terbagi menjadi 2
angkatan. Sungguh dibalik itu semua, mereka memang memiliki semangat yang tinggi.
Kakak berharap kalian nantinya dapat menjadi generasi pembagun bangsa dek,
terutama membangun daerah kalian dahulu masing2.
|
|
Indonesia Raya tetap harus ada
Apa yang belum beres
Setiap
perjalanan ada rentang waktu yang harus memaksa ini berakhir terlebih dahulu
cukup sampai disini, tapi disini buka berarti tutup buku dimulai. Aku pun
sebagai Koorlap disini memiliki banyak PR besar yang harus kulakukan kedepannya
dengan proyek saung dan desa ini kedepannya.
Pertanyaan2
seperti : siapa yang akan meneruskan? , bagaimana saungnya nanti kelak waktu
selesai? Bagaimana tanggapan warga nantinya?, dan masih banyak lagi pertanyaan
yang menggelayut lebmbut di alam bawah sadarku. Hingga akhrinya aku memutuskan
pulang adan berdoa semoga apa yang kuusuahakan disini tidak sia2. Amin.
Terimakasih KKN Tematik ITB 2017
"Satu Asa untuk Indonesia”
Semua foto diabadikan menggunakan kamera sony m5, berikut
beberapa foto yang saya lampirkan untuk pelengkap cerita yang ada. Foto lebih
lanjut bisa diakses di Instagram teman saya di https://www.instagram.com/dim.be/
|
|
Bagikan
KKN Tematik Infrastruktur ITB 2017
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.