Senin, 22 Januari 2018

Minggu 1 2018: Kembali.... Bandung

8 – 14 Januari 2018
                Aku harus kembali ke Bandung lebih cepat dari teman – teman yang lain. Kenapa? Karena ada tanggung jawab moril kalau aku sudah harus persiapaan segala yang dibutuhkan dalam pendesainan HMS saat sebelum teman – teman lain pulang ke Bandung. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Bandung tanggal 6 Januari 2018 dan akan sampai di Bandung , pagi 7 januari 2018. Berat rasanya meninggalkan segala kenikmatan liburan di kampung halaman. Apalagi dihantam dengan kepadatan selama semester 5 kemarin, rasanya aku ingin tidur seharian selama sebulan. Namun, apapun yang terjadi aku akan menjadi ketua himpunan selama setahun kedepan. Kalau pun begini saja aku telah merasakan lelah, bagaimana saat aku resmi menjabat menjadi Ketua Himpunan HMS ITB nanti. Rasanya aku harus membuang jauh – jauh kenikmatan duniawi demi keselamatan akhirat nanti hehe. Karena tanggung jawab jadi ketua berat coyy. Apalagi anggotaku yang ada berjumlah hampir 500 orang. Dosanya aku ketika tidak bisa memegangnya sama sekali.
Gow Pendesainan !
Aku langsung meminta semua BPH yang telah datang ke Bandung untuk hadir pendesainan. Untung sekjenku adalah orang Bandung, jadi dial ah yang kutemui pertama untuk membahas pendesainan HMS ITB ke depan. Namanya, Alif Muhammad Reza, Panitia Lapangan segala kegiatan terpusat ITB yang ada, dan Koorlapku waktu Kaderisasi Pasif. Alasan dipilih simple : orang lapangan jauh lebih rinci perhitungan timelinenya dari orang dibalik layar. Aku membahas timeline sebulan kedepan di januari ini termasuk metode seleksi dan oprec BP. Selanjutnya menyusul Anang Marjono, Wakahim Internal, orang paling shuek di angkatan, penerbit koran angkatan setiap ada yang ulang tahun. Dan selanjutnya menyusul Andronikus Riansy, Wakahim Keprofesian, Bolang dari Kalimantan.Ya, akhirnya pertemuan ini diselesaikan malam itu juga ketika tepat paginya aku baru menginjakkan kaki di Bandung. Ya, beginilah kehidupan ketua himpunan ternyata. Tak apa, aku suka selama ini mendatangkan pahala hehe. Tapi, kami belum menemukan wakahim eksternal !
Kamar Baru, semangat baru
Ya, jadi singkat cerita aku sudah jenuh dengan kamarku dulu, yang ventilasinya sempit dan mulai acak – acakan penataannya. Akhirnya, aku memutuskan pindah ke kamar di serongnya kamarku yang dulu (yang sama sekali ga ada ventilasinya hehe. Namun aku suka karena jendelanya bisa mendapatkan cahaya yang lumayan banyak. Ya, aku merasa butuh suasana baru untuk belajar dan menikmati hidup selanjutnya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan seluruh kenangan di kamar dengan cat dinding hijau dan berganti dengan kamar di serong depannya dengan kamar dengan cat kuning.
Yang jadi hebat aku bahkan ngga tanggung – tanggung mendatangkan seorang desainer interior dari kampung. Ya, yang tak lain dan tak bukan adalah ibuku sendiri hehe. Jadi, ceritanya ibuku kupakasa harus main ke Bandung sekalian bantu aku beres – beres kamar. Ibuku datang hari Rabu fajar, yang entah kenapa kalau beliau ke Bandung pasti kedatangannya cepat, kalau aku pasti datangnya kesiangan ga tepat sesuai perkiraan. Setelah datang, ibuku ngga langsung istirahat, ngga seperti aku yang datang ke Bandung pasti selalu tidur, beliau langsung saat itu juga pagi – pagi gercep memindahkan barang – barangku di kamar yang baru, aku salut dengan perjuangannya. Akhirnya aku juga bantu mengangkatkan lemari, kursi, meja, dan segala macam perabotan lainnya, belum lagi ada bagian memaku tembok juga. Ya prinsipinya “jangan pernah istirahat sebelum kamu merasa ini belum saatnya kamu boleh istirahat”.
Namun, aku juga sangat sedih ketika aku lebih banyak meninggalkan beliau di kampus. Ya, aku merasa bersalah dengan semua kesibukan ku yang ada. Hingga, akhirnya beliau memutuskan untuk hanya tinggal di temaptku semalam, dan siangnya langsung pulang untuk mampir ke rumah saudara di Bekasi. Harusnya aku tidaklah sibuk, harusnya aku punya waktu, apalagi untuk keluarga dan temanku sendiri.
DAT : Pengalaman bertemu aktivis  - aktivis kampus
Jumat – Sabtu ( 12-13 Januari 2018)
Ya, akhirnya aku “terpaksa” mengikuti ajang DAT. Karena apa? Karena aku calon pemegang tahta lembaga kedepannya. But, its gave me so many things about activist. Dengan pembicara yang sangat hebast2, temen2 panitia yang ga kalah bagusnya, dan temen2 se-diklat ini yang super – super keren. Ada calon menteri, calon ketua himpunan,dan penerus2 dari generasi 2016. Ya, daripada aku banyak bercerita kemana – mana berikut kutulis beberapa insight keren dari beberapa pembicara.
Materi pertama datang dari seorang Yan Pandu , Fisika 2013. Cukup tua, namun untung udah lulus oktober kemarin. Kak Yan adalah pribadi yang rendah hati namun memiliki segudang ilmu untuk dibagikan ke adik2nya. Beliau mengajarkan materi ke kita yaitu Pemimpin dan Kepemimpinan. Bahwa Habit yang dibangun oleh seoarng pemimpin adalah, : 1. Self Awareness; 2. Self-Management; 3. Other-Awareness 4. Other-Management. Beliau juga mengajawrkan metode analsiis TWOS (SWOT dibalik). Banyak hal yang saya dapatkan dari beliau terutama ilmu mengenai sejarah. Kalimat yang cocok untuk menggambarkan beliau memang “Jas Merah, Jangan Sekali2 melupakan sejarah”. Yak arena beliu sendiri saat ini telah menjadi sejarah dalam KM ITB.
Selanjutnya materi kedua di hari pertama langsung berat, yaitu terkait cara berpikir sistem. Ya intinya disini bagaimana kita bisa mendapatkan tujuan kita dalam meangani sebuah isu permasalahan yang ada. Dari sebuah masalah dan segala permasalahan yang ada, nantiny didapatkan akar masalah lalu muncul menjadi sebuah solusi. Metode CBS ini juga didalamnya termasuk ada tahapan Bot ( Behaviour of Time ) dan CLD (Casual loop diagram), cukup berat apalagi ketika dituntut melakukan simulasinya sebanyak 2 kali. Namun, lumayan worthed untuk digunakan.
Selanjutnya materi kemahasiswaan dari Presiden KM ITB Ardhi Rasy , dimana membuka semua pandangan mata tentang kemahasiswaan dan sejarahnya. Ya, ardhy yang terkenal dengan slogan “Jangan pernah bertanya apa yang KM ITB Beri, tapi tanyakan kepada dirimu sendiri apa yang telah kau beri kepada KM ITB.” Disana ditayangkan video perjuangan tahun 1978 yang merupaka titik awal pergerakan masif mahasiswa ITB. Dan semua materi ardhi, ditutup dengan satir terhadap beberapa topik yang viral di kemahasiswaan kemarin mengenai pembubaran KM ITB. Sebenarnya apa sih guna KM ITB sekarang? Lalu dengan lantang, Ardhi menyatakan bahwa dari semua perjuangan dan pergerakan tadilah KM ITB Berdiri, dan jika masih ada yang bertanya tentang itu maka mereka adalah kumpulan orang2 yang buta sejarah.
Materi selanjutnya dari Afif Pajar, Prince HMM. Afif pajar banyak bercerita tentang getirnya kehidupan masyrakat zaman seakrang, yang tidak sebadning dengan kemajuan arus teknologi. Beliau banyak bertutur kata , bahwa sudah saatnya lembaga bergerak untuk ranah kontribusi ke masyarakat, bukan untuk ego masing2. Afif yang memang notabene seorang yang alim, menuturkan petuah2 mengenai tanggung jawab seorang pemimpin, yang menurutku sangatlah bagus dan patut untuk diikuti. Setelah Aff ada materi juga dari Fauzan Makarim, MWA-WM ITB. Yang menjelaskan seluk beluk lembaga2 non kemahasiswaan apa aja yang ada di ITB.
Yang selanjutnya tak kalah serunya adalah materi berantai dari 3 tokoh di bidangnya. Sosma oleh Fadhil Menteri Pengmas, Malik ketua HMFT, dan Girsang Menko Sospol. Ketiganya merupakan tokoh yang pas dan memberikan banyak ilmu terkait bidangnya masing – masing. Dan terakhir materi dari anak fisika 2011 dan petuah tentang kemhasisawaan yang harus tetap berjalan.
Itulah sekelumit cerita tentang DAT,dan penutupanpun dilaksanakan pukul 22.00 ditemani oleh sepasang obor dari presiden Ardhy yang syahdu dan menutup malam yang indah ini. Sekian.


Bagikan

Jangan lewatkan

Minggu 1 2018: Kembali.... Bandung
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.