8 – 14 Januari 2018
Aku
harus kembali ke Bandung lebih cepat dari teman – teman yang lain. Kenapa?
Karena ada tanggung jawab moril kalau aku sudah harus persiapaan segala yang
dibutuhkan dalam pendesainan HMS saat sebelum teman – teman lain pulang ke
Bandung. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Bandung tanggal 6 Januari
2018 dan akan sampai di Bandung , pagi 7 januari 2018. Berat rasanya
meninggalkan segala kenikmatan liburan di kampung halaman. Apalagi dihantam
dengan kepadatan selama semester 5 kemarin, rasanya aku ingin tidur seharian
selama sebulan. Namun, apapun yang terjadi aku akan menjadi ketua himpunan
selama setahun kedepan. Kalau pun begini saja aku telah merasakan lelah,
bagaimana saat aku resmi menjabat menjadi Ketua Himpunan HMS ITB nanti. Rasanya
aku harus membuang jauh – jauh kenikmatan duniawi demi keselamatan akhirat
nanti hehe. Karena tanggung jawab jadi ketua berat coyy. Apalagi anggotaku yang
ada berjumlah hampir 500 orang. Dosanya aku ketika tidak bisa memegangnya sama
sekali.
Gow Pendesainan !
Aku langsung
meminta semua BPH yang telah datang ke Bandung untuk hadir pendesainan. Untung
sekjenku adalah orang Bandung, jadi dial ah yang kutemui pertama untuk membahas
pendesainan HMS ITB ke depan. Namanya, Alif Muhammad Reza, Panitia Lapangan
segala kegiatan terpusat ITB yang ada, dan Koorlapku waktu Kaderisasi Pasif.
Alasan dipilih simple : orang lapangan jauh lebih rinci perhitungan timelinenya
dari orang dibalik layar. Aku membahas timeline sebulan kedepan di januari ini
termasuk metode seleksi dan oprec BP. Selanjutnya menyusul Anang Marjono, Wakahim
Internal, orang paling shuek di angkatan, penerbit koran angkatan setiap ada
yang ulang tahun. Dan selanjutnya menyusul Andronikus Riansy, Wakahim
Keprofesian, Bolang dari Kalimantan.Ya, akhirnya pertemuan ini diselesaikan
malam itu juga ketika tepat paginya aku baru menginjakkan kaki di Bandung. Ya,
beginilah kehidupan ketua himpunan ternyata. Tak apa, aku suka selama ini
mendatangkan pahala hehe. Tapi, kami belum menemukan wakahim eksternal !
Kamar Baru, semangat baru
Ya, jadi singkat
cerita aku sudah jenuh dengan kamarku dulu, yang ventilasinya sempit dan mulai
acak – acakan penataannya. Akhirnya, aku memutuskan pindah ke kamar di
serongnya kamarku yang dulu (yang sama sekali ga ada ventilasinya hehe. Namun
aku suka karena jendelanya bisa mendapatkan cahaya yang lumayan banyak. Ya, aku
merasa butuh suasana baru untuk belajar dan menikmati hidup selanjutnya. Dan akhirnya
aku memutuskan untuk meninggalkan seluruh kenangan di kamar dengan cat dinding
hijau dan berganti dengan kamar di serong depannya dengan kamar dengan cat
kuning.
Yang jadi hebat
aku bahkan ngga tanggung – tanggung mendatangkan seorang desainer interior dari
kampung. Ya, yang tak lain dan tak bukan adalah ibuku sendiri hehe. Jadi,
ceritanya ibuku kupakasa harus main ke Bandung sekalian bantu aku beres – beres
kamar. Ibuku datang hari Rabu fajar, yang entah kenapa kalau beliau ke Bandung
pasti kedatangannya cepat, kalau aku pasti datangnya kesiangan ga tepat sesuai
perkiraan. Setelah datang, ibuku ngga langsung istirahat, ngga seperti aku yang
datang ke Bandung pasti selalu tidur, beliau langsung saat itu juga pagi – pagi
gercep memindahkan barang – barangku di kamar yang baru, aku salut dengan
perjuangannya. Akhirnya aku juga bantu mengangkatkan lemari, kursi, meja, dan
segala macam perabotan lainnya, belum lagi ada bagian memaku tembok juga. Ya prinsipinya
“jangan pernah istirahat sebelum kamu merasa ini belum saatnya kamu boleh
istirahat”.
Namun, aku juga
sangat sedih ketika aku lebih banyak meninggalkan beliau di kampus. Ya, aku
merasa bersalah dengan semua kesibukan ku yang ada. Hingga, akhirnya beliau
memutuskan untuk hanya tinggal di temaptku semalam, dan siangnya langsung
pulang untuk mampir ke rumah saudara di Bekasi. Harusnya aku tidaklah sibuk,
harusnya aku punya waktu, apalagi untuk keluarga dan temanku sendiri.
DAT : Pengalaman bertemu aktivis
- aktivis kampus
Jumat – Sabtu ( 12-13 Januari 2018)
Ya, akhirnya aku
“terpaksa” mengikuti ajang DAT. Karena apa? Karena aku calon pemegang tahta
lembaga kedepannya. But, its gave me so many things about activist. Dengan
pembicara yang sangat hebast2, temen2 panitia yang ga kalah bagusnya, dan
temen2 se-diklat ini yang super – super keren. Ada calon menteri, calon ketua
himpunan,dan penerus2 dari generasi 2016. Ya, daripada aku banyak bercerita
kemana – mana berikut kutulis beberapa insight
keren dari beberapa pembicara.
Materi pertama
datang dari seorang Yan Pandu , Fisika 2013. Cukup tua, namun untung udah lulus
oktober kemarin. Kak Yan adalah pribadi yang rendah hati namun memiliki
segudang ilmu untuk dibagikan ke adik2nya. Beliau mengajarkan materi ke kita
yaitu Pemimpin dan Kepemimpinan. Bahwa Habit yang dibangun oleh seoarng pemimpin
adalah, : 1. Self Awareness; 2. Self-Management; 3. Other-Awareness 4.
Other-Management. Beliau juga mengajawrkan metode analsiis TWOS (SWOT dibalik).
Banyak hal yang saya dapatkan dari beliau terutama ilmu mengenai sejarah. Kalimat
yang cocok untuk menggambarkan beliau memang “Jas Merah, Jangan Sekali2
melupakan sejarah”. Yak arena beliu sendiri saat ini telah menjadi sejarah
dalam KM ITB.
Selanjutnya
materi kedua di hari pertama langsung berat, yaitu terkait cara berpikir
sistem. Ya intinya disini bagaimana kita bisa mendapatkan tujuan kita dalam
meangani sebuah isu permasalahan yang ada. Dari sebuah masalah dan segala
permasalahan yang ada, nantiny didapatkan akar masalah lalu muncul menjadi
sebuah solusi. Metode CBS ini juga didalamnya termasuk ada tahapan Bot (
Behaviour of Time ) dan CLD (Casual loop diagram), cukup berat apalagi ketika
dituntut melakukan simulasinya sebanyak 2 kali. Namun, lumayan worthed untuk
digunakan.
Selanjutnya
materi kemahasiswaan dari Presiden KM ITB Ardhi Rasy , dimana membuka semua
pandangan mata tentang kemahasiswaan dan sejarahnya. Ya, ardhy yang terkenal
dengan slogan “Jangan pernah bertanya apa yang KM ITB Beri, tapi tanyakan
kepada dirimu sendiri apa yang telah kau beri kepada KM ITB.” Disana ditayangkan
video perjuangan tahun 1978 yang merupaka titik awal pergerakan masif mahasiswa
ITB. Dan semua materi ardhi, ditutup dengan satir terhadap beberapa topik yang
viral di kemahasiswaan kemarin mengenai pembubaran KM ITB. Sebenarnya apa sih
guna KM ITB sekarang? Lalu dengan lantang, Ardhi menyatakan bahwa dari semua
perjuangan dan pergerakan tadilah KM ITB Berdiri, dan jika masih ada yang
bertanya tentang itu maka mereka adalah kumpulan orang2 yang buta sejarah.
Materi
selanjutnya dari Afif Pajar, Prince HMM. Afif pajar banyak bercerita tentang
getirnya kehidupan masyrakat zaman seakrang, yang tidak sebadning dengan
kemajuan arus teknologi. Beliau banyak bertutur kata , bahwa sudah saatnya
lembaga bergerak untuk ranah kontribusi ke masyarakat, bukan untuk ego masing2.
Afif yang memang notabene seorang yang alim, menuturkan petuah2 mengenai
tanggung jawab seorang pemimpin, yang menurutku sangatlah bagus dan patut untuk
diikuti. Setelah Aff ada materi juga dari Fauzan Makarim, MWA-WM ITB. Yang menjelaskan
seluk beluk lembaga2 non kemahasiswaan apa aja yang ada di ITB.
Yang selanjutnya
tak kalah serunya adalah materi berantai dari 3 tokoh di bidangnya. Sosma oleh
Fadhil Menteri Pengmas, Malik ketua HMFT, dan Girsang Menko Sospol. Ketiganya merupakan
tokoh yang pas dan memberikan banyak ilmu terkait bidangnya masing – masing. Dan
terakhir materi dari anak fisika 2011 dan petuah tentang kemhasisawaan yang
harus tetap berjalan.
Itulah sekelumit
cerita tentang DAT,dan penutupanpun dilaksanakan pukul 22.00 ditemani oleh sepasang
obor dari presiden Ardhy yang syahdu dan menutup malam yang indah ini. Sekian.
Bagikan
Minggu 1 2018: Kembali.... Bandung
4/
5
Oleh
Anggi Renaldy
kritik sarannya sangat membantu Saya dan Anda berkembang menjadi lebih baik lagi.